Ghana: Burkina Faso Sewa Tentara Rusia, Dibayar Konsesi Tambang

Nilai kesepakatan diprediksi mencapai Rp124 triliun

Jakarta, IDN Times - Presiden Ghana, Nana Akufo-Addo, berkujung ke Amerika Serikat (AS) untuk menghadiri KTT AS-Afrika pada Rabu (14/12/2022). Saat lawatan itu, dia menuduh Burkina Faso telah menyewa tentara bayaran Grup Wagner dari Rusia untuk membantu memerangi pemberontak.

Kehadiran militan telah membuat Burkina Faso mengalami kekacauan selama beratahun-tahun. Ketidakmampuan pemerintah memerangi pemeberontak telah memicu militer melakukan dua kudeta sepanjang tahun ini.

1. Dituduh membayar tentara bayaran dengan tambang

Ghana: Burkina Faso Sewa Tentara Rusia, Dibayar Konsesi TambangIlustrasi tentara. (Unsplash.com/Specna Arms)

Melansir Associated Press, Akufo-Addo mengatakan Burkina Faso telah mengalokasikan tambang ke Grup Wagner sebagai imbalan atas kehadiran pasukan di wilayahnya.

“Memiliki (Wagner) beroperasi di perbatasan utara kami sangat menyusahkan kami di Ghana,” kata Akufo-Addo.

Awal bulan ini, konsesi pertambangan baru di Burkina Faso diberikan kepada Nordgold, sebuah perusahaan tambang dari Rusia yang telah beroperasi di Burkina Faso selama lebih dari satu dekade. Izin itu diberikan kepada Nordgold Yimiougou SA atas wilayah di provinsi Sanmatenga di wilayah Utara Tengah.

Kesepakatan dengan Nordgold diperkirakan bakal menyumbang sekitar 8 miliar dolar AS (Rp124,9 triliun) untuk anggaran Burkina Faso. Negara di Afrika itu merupakan salah satu produsen emas terbesar di benua itu. 

Baca Juga: Burkina Faso Tangguhkan Radio Prancis, Dituduh Sebarkan Pesan Teroris

2. Burkina Faso memiliki kedekatan dengan Rusia

Ghana: Burkina Faso Sewa Tentara Rusia, Dibayar Konsesi TambangIlustrasi bendera Burkina Faso. (Pixabay.com/jorono)

Setelah kudeta terakhir pada September, Wagner termasuk yang pertama memberi selamat kepada pemimpin junta baru, Ibrahim Traore.

Mereka yang memiliki hubungan dekat dengan junta mengatakan bahwa pemimpin kudeta pertama, Paul Henri Sandaogo Damiba, selama berbulan-bulan mengalami desakan untuk bekerja lebih dekat dengan Rusia, tapi dia menolak.

Beberapa hari sebelum tuduhan Akufo-Addo, Perdana Menteri Burkina Faso, Apollinaire Joachim Kyelem de Tambela, berkunjung ke Moskow untuk memperkuat hubungan negaranya dengan Rusia. 

Kementerian Luar Negeri Rusia pada Senin (12/12/2022) mengatakan, tujuan kunjungan adalah konsolidasi upaya masyarakat internasional dalam memerangi ancaman teroris di wilayah tersebut.

Tuduhan Ghana dipandang skeptis oleh penduduk Burkina Faso, mengatakan junta hanya berusaha mendiversifikasi kemitraan.

“Kami memiliki kapasitas untuk mempertahankan diri tanpa bantuan dari luar jika kami memiliki peralatan yang dibutuhkan. Burkina Faso bekerja sama dengan negara bukan dengan tentara bayaran,” kata Mamadou Drabo, sekretaris eksekutif Save Burkina, kelompok masyarakat sipil yang mendukung junta.

“Di mana masalahnya bahkan jika Burkina memanggil Wagner? Saya pikir itu adalah kampanye internasional yang diorganisir dunia Barat untuk mendiskreditkan Rusia dan itu tidak benar," kata Passamde Sawadogo, seorang penyanyi dan aktivis lokal.

3. Penarikan pasukan Prancis di Sahel menjadi kesempatan bagi Rusia

Ghana: Burkina Faso Sewa Tentara Rusia, Dibayar Konsesi TambangBendera Prancis. (Pexels.com/Atypeek Dgn)

Direktur eksekutif Pusat Kontra-Ekstremisme Afrika Barat (WACCE), Mutaru Mumuni Muqthar, mengatakan bahwa penarikan pasukan penjaga perdamaian Eropa, terutama Prancis, dari Sahel menimbulkan kemunduran dalam upaya memerangi terorisme. 

Kekosongan pasukan asing menjadi celah bagi Rusia untuk memperluas pengaruhnya di Afrika, dilansir VOA News.  

“Sekarang kita melihat penarikan pasukan Prancis, yang diikuti oleh mitra Eropa lainnya, merupakan pukulan besar bagi kawasan itu dan bagi kita semua di sini di sepanjang pantai Teluk Guinea," kata Muqthar.

"Tentara bayaran Rusia ada di sana dan mereka tampaknya membangun niat baik yang signifikan dari penduduk lokal dibandingkan dengan mitra tradisional Eropa dan itu seharusnya membuat kita semua khawatir," tambahnya. 

Muqthar menuturkan, memerangi teroris di Afrika Barat, yang hanya berfokus pada pengunaan pertempuran, bukan cara terbaik karena metode itu telah gagal di wilayah Sahel.

"Kita perlu mencocokkannya dengan tindakan non-tempur yang signifikan, yaitu orang-orangnya. Penting bahwa langkah-langkah militer harus dikaitkan dengan pembangunan dan harus dikaitkan dengan realitas masalah, karena orang tidak hanya bangun untuk berperang," katanya. 

Wagner dilaporkan telah menempatkan pasukan di setidaknya setengah lusin negara Afrika, termasuk di Republik Afrika Tengah, Sudan, dan Mali. Namun, ada tuduhan kelompok tentara bayaran itu di Mali telah melakukan pelanggaran kemanusiaan.

Baca Juga: 11 Negara yang Merayakan Natal pada Januari, Ada Serbia hingga Rusia

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya