Guinea Umumkan Wabah Ebola Kembali Merebak

Sudah ada tujuh 7 kasus yang dikonfirmasi

Conakry, IDN Times - Wabah virus Ebola yang dinyatakan berakhir di Guinea pada 2016 kini kembali melanda. Guinea pada hari Minggu, 14 Februari mengumumkan epidemi Ebola kembali terjadi dan ada tujuh orang yang terjangkit, tiga orang telah meninggal dan empat orang sedang dirawat.

1. Para pasien terjangkit setelah menghadiri pemakaman

Guinea Umumkan Wabah Ebola Kembali MerebakSetelah berakhir di 2016 wabah Ebola kembali melanda Guinea. Sumber:twitter.com/Marcus Evans

Melansir dari DW, berdasarkan keterangan Sakoba Keita, ketua National Health Security Agency, yang mengumunkan Guinea yang berada dalam situasi pandemi Ebola, megatakan bahwa pada akhir Januari di Guinea ada seorang perawat yang mengalami gejala virus Ebola, ia kemudian meninggal dan dimakamkan pada 1 Februari di Gouke dan beberapa orang yang hadir dalam proses pemakamannya dikabarkan positif tejangkit virus Ebola.

"Beberapa orang yang ikut dalam pemakaman ini mulai mengalami gejala diare, muntah, pendarahan dan demam beberapa hari kemudian."

Pejabat kesehatan setempat menyampaikan bahwa mereka yang meninggal baru-baru ini akibat demam berdarah Ebola terjadi di wilayah tenggara Nzerekore.

Melansir dari Reuters, wabah Ebola di Afrika Barat terjadi pada 2013-2016 dimulai di Nzerekore, Guinea yang berdekatan dengan perbatasan yang sibuk. Selama periode epidemi setidaknya dilaporkan 11.300 orang meninggal, dengan sebagian besar kasus di Guinea, Liberia dan Sierra Leone.

2. Kasus baru juga muncul di Kongo

Guinea Umumkan Wabah Ebola Kembali MerebakWho menyalurkan bantuan di Kongon yang kembali dilanda wabah Ebola. Sumber:twitter.com/WHO African Region

Melansir dari Reuters,  sbelumnya pada wabah Ebola yang merebak dari 2018 sampai dengan Juni 2020 di Kongo telah menewaskan lebih dari 2.200 orang, yang merupakan penyebaran wabah Ebola terbesar kedua yang tercatat.

Kemudian pada November tahun lalu Kongo mengumumkan wabah Ebola telah berakhir, kasu epidemi dari bulan Juni Itu merupakan wabah ke-11 yang dilaporkan Kongo, dengan 55 orang meninggal dari 130 kasus. 

Namun pada Minggu, 7 Februari kasus Ebola kembali terdeteksi di Kongo dan saat ini telah ada empat kasus baru di provinsi Kivu Utara.  Pada hari Kamis World Health Organization (WHO) pada Kamis juga telah mengkonfirmasikan kebangkitan wabah Ebola di Kongo.

Melansir dari Al Jazeera, wilayah Gouke tempat pemakaman perawat yang meninggal pada 1 Februari tersebut berada dekat dengan perbatasan Liberia. Untuk mencegah wabah masuk ke negaranya Presiden Liberia George Weah pada hari Minggu menyatakan otoritas kesehatan negaranya dalam keadaan siaga tinggi.

"Telah mengamanatkan otoritas kesehatan Liberia dan pemangku kepentingan terkait di sektor ini untuk meningkatkan kegiatan pengawasan dan pencegahan negara itu setelah laporan munculnya penyakit virus Ebola yang mematikan di negara tetangga Guinea," kata kantor presiden dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: RD Kongo Konfirmasi 2 Kematian Akibat Ebola Minggu Ini

3. Guinea akan mengontak WHO untuk mendapatkan vaksin

Guinea Umumkan Wabah Ebola Kembali MerebakIlustrasi vaksin Ebola. Sumber:pexels.com/Cottonbro

Melansir dari Al Jazeera, Guinea dikabarkan akan menghubungi WHO dan badan kesehatan internasional lainnya untuk meminta bantuan memperoleh vaksin Ebola, penggunaan vaksin secara luas kepada lebih dari 40.000 orang akan membantu mencegah penyebaran wabah. Pada epidemi yang merebak dari 2013-2016 telah mendorong pengembangan vaksin Ebola, dengan persediaan darurat internasional sebanyak 500.000 dosis yang direncanakan sebagai tanggapan cepat dalam merespon munculnya wabah Ebola di masa depan.

Direktur Regional WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti telah menyampaikan bahwa kemunculan kembali Ebola di Guinea adalah "perhatian besar".

“Tim kesehatan di Guinea sedang bergerak untuk melacak dengan cepat jalur virus dan mengekang infeksi lebih lanjut. WHO mendukung pihak berwenang untuk menyiapkan pengujian, pelacakan kontak, dan struktur pengobatan dan untuk membawa tanggapan keseluruhan dengan kecepatan penuh.”

Yuma Taido dari International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies dari ibu kota Conakry, menyampaikan kepada Al Jazeera bahwa belum ada kejelasan bagaimana orang-orang bisa tertular virus tersebut dan saat ini organisasinya sedang bersiap ikut membantu langsung ke episentrum wabah.

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya