RD Kongo Konfirmasi 2 Kematian Akibat Ebola Minggu Ini

Semua kasus telah terdeteksi hampir 3 bulan terakhir

Kinshasa, IDN Times - Wabah virus Ebola yang melanda negara Republik Demokratik Kongo kembali memakan korban, di mana negara tersebut telah mengonfirmasi kematian ke-2 akibat virus tersebut. Semua kasus tersebut telah terdeteksi dalam hampir 3 bulan terakhir ini. Bagaimana awal ceritanya?

1. Kasus ke-2 ini berkaitan dengan kasus pertama sebelumnya

RD Kongo Konfirmasi 2 Kematian Akibat Ebola Minggu IniWabah virus Ebola kembali melanda kawasan Republik Demokratik Kongo. (Twitter.com/Pristinenetwor1)

Dilansir dari Aljazeera.com, kasus ke-2 yang berakhir meninggal karena virus Ebola pada minggu ini merupakan seorang wanita berusia 60 tahun pada hari Rabu, 10 Februari 2021, waktu setempat di distrik Biena. Diketahui kasus ke-2 ini memiliki hubungan dengan kasus pertama atau seorang wanita yang juga meninggal akibat virus yang sama. Kementerian Kesehatan Republik Demokratik Kongo langsung mengerahkan tim ke daerah tersebut dan melacak lebih dari 100 kontak dari dua wanita itu di zona kesehatan Biena dan Katwa.

Direktur WHO Regional Afrika, Matshidiso Moeti, menekankan pada hari Kamis, 11 Februari 2021, ini selama pengarahan bahwa Badan Kesehatan PBB bekerja dalam koordinasi dengan pemerintah Republik Demokratik Kongo untuk mencegah penyebaran penyakit. Seluruh kasus Ebola telah terdeteksi hampir 3 bulan setelah Republik Demokratik Kongo mengumumkan berakhirnya wabah ke-11 yang jaraknya ratusan kilometer di Provinsi barat laut Equateur, yang menginfeksi sebanyak 130 orang dan menewaskan 55 orang.

2. Selama setahun terakhir, dua vaksin Ebola telah disetujui dan didistribusikan

RD Kongo Konfirmasi 2 Kematian Akibat Ebola Minggu IniIlustrasi vaksin Ebola. (Pixabay.com/MasterTux)

Wabah virus Ebola mengalami tumpang tindih dengan wabah sebelumnya di bagian timur yang berlangsung dari tanggal 1 Agustus 2018 hingga 25 Juni 2020, yang telah menewaskan lebih dari 2.200 orang, yang terbanyak kedua dalam sejarah penyakit dan paling mematikan di Republik Demokratik Kongo. Orang terakhir yang dinyatakan sembuh dari Ebola di Equateur terjadi pada tanggal 16 Oktober 2020 lalu. Penggunaan vaksinasi Ebola telah meluas yang diberikan kepada lebih dari 40.000 orang yang membantu mengekang penyakit tersebut.

Selama setahun terakhir, dua vaksin Ebola telah disetujui dan didistribusikan, termasuk satu dari perusahaan obat Johnson & Johnson, yang juga telah memproduksi vaksin COVID-19, yang hanya membutuhkan satu kali suntikan dan dapat disimpan pada suhu lemari es biasa. Munculnya wabah Ebola ini dinilai mempersulit upaya pemberantasan COVID-19 yang juga melanda Republik Demokratik Kongo secara berdampingan dan kampanye vaksinasi COVID-19 diharapkan akan dimulai pada paruh pertama tahun 2021 ini.

Baca Juga: 7 Penemuan Besar Dunia Medis di 2019, Ada Obat untuk Ebola dan HIV! 

3. Kasus pertama berawal dari seorang wanita yang tertular dari suaminya yang sempat terkena virus Ebola sebelumnya

RD Kongo Konfirmasi 2 Kematian Akibat Ebola Minggu IniWabah virus Ebola kembali melanda kawasan Republik Demokratik Kongo. (Twitter.com/momanyibernard)

Wabah virus Ebola pertama kali terjadi pada tanggal 1 Februari 2021 lalu yang menginfeksi seorang wanita di kota Biena, dekat kota Butembo, Republik Demokratik Kongo, namun hanya bertahan selama 2 hari setelah meninggal pada tanggal 3 Februari 2021 lalu. Berawal dia menikah dengan seorang pria yang telah tertular virus Ebola pada wabah sebelumnya. Pihak WHO mengatakan telah melacak lebih dari 70 kontak wanita tersebut serta beberapa tempat yang dia kunjungi juga sedang disemprot disinfektan.

Belum jelas apakah kasus tersebut menandai dimulainya wabah baru atau apakah ini merupakan gejolak yang dapat dikelola dari yang terakhir. Sampel dari wanita tersebut telah dikirim ke kota Kinshasa, ibu kota Republik Demokratik Kongo, untuk mengonfirmasi kaitan ke wabah sebelumnya. Virus Ebola merupakan penyakit demam berdarah akibat virus yang menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh dan dalam kasus ekstrim dapat menyebabkan pendarahan fatal dari organ dalam, mulut, mata, dan telinga. Tingkat kematian rata-rata dari virus Ebola adalah sekitar 50 persen, tetapi dapat meningkat hingga 90 persen dalam kasus epidemi.

Baca Juga: Otoritas Kesehatan Kongo Berlomba Atasi Penyebaran Ebola

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya