Houthi dan Pemerintah Yaman Bertukar Ratusan Tahanan

887 tahanan akan dibebaskan

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Yaman dan kelompok Houthi mulai melakukan pertukaran tahanan, pada Jumat (14/4/2023). Pertukaran melibatkan 887 tahanan, Houthi akan membebaskan 181 tahanan, termasuk warga Arab Saudi dan Sudan, dengan imbalan pembebasan 706 tahanan.

Kesepakatan pertukaran tahanan terjadi setelah Arab Saudi dan Iran setuju untuk membangun kembali hubungan diplomatik. Pihak yang bertikai telah sepakat melakukan pertukaran tahanan dalam pembicaraan di Swiss pada bulan lalu.

Baca Juga: Pejabat Saudi Akhirnya Kunjungi Yaman, Bahas Perdamaian dengan Houthi

1. Hari pertama pertukaran melibatkan 322 tahanan

Houthi dan Pemerintah Yaman Bertukar Ratusan TahananIlustrasi tahanan. (Pexels.com/RODNAE Productions)

Dilansir France 24, pesawat pertama dalam pertukaran membawa 35 tahanan terbang dari ibu kota Sanaa yang dikuasai Houthi ke Aden yang dikuasai pemerintah. Sebanyak 125 tahanan lainnya terbang ke arah yang berlawanan. Dua penerbangan lagi dijadwalkan untuk hari pertama pertukaran, yang melibatkan 322 tawanan.

"Saya telah menunggu hari ini selama lima tahun. Saya menunggu ayah dan sepupu saya," kata Mohammed Al-Qubati di Sanaa.

Dan di Aden ada perayaan ketika Mahmud al-Subaihi, mantan menteri pertahanan Yaman, dan saudara laki-laki mantan presiden, Mayor Jenderal Nasser Mansur Hadi, keluar dari pesawat pertama yang mendarat.

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mengatakan mereka membantu proses pertukaran tahanan. Pesawat ICRC digunakan untuk membawa para tahanan yang dibebaskan antara enam kota di Yaman dan Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang.

Baca Juga: Kisah WNI Ditawan Houthi 111 Hari: Saya Diperlakukan Seperti Tamu

2. Pejabat PBB memuji pertukaran tahanan

Houthi dan Pemerintah Yaman Bertukar Ratusan TahananIlustrasi narapidana. (Pexels.com/RODNAE Productions)

Hans Grundberg, utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Yaman, memuji pembebasan para tahanan yang dilakukan menjelang perayaan hari raya Idul Fitri minggu depan.

"Hari ini, ratusan keluarga Yaman merayakan Idul Fitri bersama orang yang mereka cintai karena para pihak bernegosiasi dan mencapai kesepakatan," kata Grundberg.

“Saya berharap semangat ini tercermin dalam upaya berkelanjutan untuk memajukan solusi politik yang komprehensif. Ribuan keluarga lainnya masih menunggu untuk dipersatukan kembali dengan orang yang mereka cintai.”

PBB telah menjadi penengah dalam gencatan senjata yang berlangsung selama enam bulan, berakhir pada bulan Oktober.

"Ini adalah momen kelegaan yang sangat ditunggu-tunggu bagi ratusan keluarga, banyak dari mereka bertanya-tanya selama bertahun-tahun apakah mereka akan pernah melihat orang yang mereka cintai lagi," kata Hisham al-Omeisy, analis konflik Yaman.

"Ini juga merupakan langkah maju yang signifikan dan langkah membangun kepercayaan dalam konflik yang sangat terpolarisasi dan berlarut-larut. Tapi kita perlu melanjutkan pertukaran ini, masih ada lebih banyak tahanan di kedua sisi."

Baca Juga: PBB: Houthi Sepakat untuk Setop Gunakan Tentara Anak-anak

3. Pembicaraan damai mengalami kemajuan

Dilansir Reuters, pembicaraan di Swiss pada bulan lalu berlangsung selama 10 hari, dan sepakat untuk membebaskan para tahanan. Pihak yang bertikai akan bertemu lagi pada bulan Mei untuk membahas pembebasan lebih lanjut.

Negosiasi itu merupakan yang terbaru dari serangkaian pertemuan yang menghasilkan pembebasan tahanan pada 2020 dan 2022 di bawah kesepakatan yang dimediasi oleh PBB yang dikenal sebagai Perjanjian Stockholm.

Arab Saudi dan Iran pada bulan lalu sepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik yang terputus sejak 2016. Pulihnya hubungan meningkatkan  harapan bahwa proses perdamaian Yaman akan mengalami kemajuan.

Delegasi Arab Saudi pada hari Kamis menyelesaikan pembicaraan damai di Sanaa dengan Houthi. Perwakilan Arab Saudi mengatakan ada kemajuan dan diskusi lebih lanjut diperlukan untuk mengatasi perbedaan yang tersisa.

Konflik di Yaman meletus pada 2014, Houthi yang bersekutu dengan Iran menggulingkan pemerintah di Sanaa. Koalisi yang dipimpin Arab Saudi melakukan intervensi di Yaman pada 2015.

Pertempuran di Yaman secara luas dipandang sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran. Perang di Yanan telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan jutaan orang kelaparan.

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya