Ingin Hakimi Tersangka, 11 Demonstran Madagaskar Tewas Ditembak Polisi

Main hakim sendiri kerap terjadi di Madagaskar

Jakarta, IDN Times - Sekitar 300 hingga 500 orang melakukan aksi unjuk rasa di Ikongo, Madagaskar, pada Senin (29/8/2022). Demonstrasi itu berlangsung rusuh dan polisi menembaki massa. Pihak berwenang mengonfirmasi ada 11 orang tewas akibat tembakan polisi.

Tuntutan aksi itu adalah mendesak polisi menyerahkan empat tersangka yang ditahan karena diduga menculik anak albino dan membunuh ibunya. Para pengunjuk rasa berniat mengadili pelaku.

1. Polisi telah berusaha menghindari konfrontasi

Ingin Hakimi Tersangka, 11 Demonstran Madagaskar Tewas Ditembak PolisiIlustrasi petugas kepolisian yang mengamankan aksi unjuk rasa. (Unsplash.com/Joseph Ngabo)

Melansir Associated Press, polisi yang menolak menyerahkan para tersangka berusaha membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata. Tapi, massa terus maju ke stasiun dan polisi harus melepaskan tembakan untuk melindungi diri.

Jenderal Andry Rakotondrazaka, komandan gendarmerie nasional, mengatakan bahwa polisi telah berusaha untuk menghindari konfrontasi.

"Para polisi mencoba segalanya untuk menghindari konfrontasi atau kekerasan. Mereka membuat batas keamanan di sekitar barak gendarmerie dan mengatakan kepada orang banyak bahwa kami dapat berbicara untuk mencegah pertumpahan darah,” kata Rakotondrazaka.

Rakotondrazaka menyampaikan bahwa banyak dari demonstran membawa parang besar, senjata lain dengan bilah dan tongkat. Dia mengatakan, ketika massa melempari polisi dengan batu, polisi membalas dengan tembakan.

Jean Brunelle Razafintsiandraofa, seorang anggota parlemen untuk Ikongo, memberikan keterangan yang berbeda. Dia meyakini bahwa para demonstran tidak membawa senjata.

Baca Juga: Ratusan Warga India Demo, Tolak Pembebasan 11 Pelaku Pemerkosaan

2. Jumlah orang yang tewas ditembak polisi

Melansir VOA News, kepolisian Madagaskar mengonfirmasi 11 orang tewas akibat tembakan polisi dan 18 lainnya luka-luka.

Namun, dokter Tango Oscar Toky, kepala dokter di sebuah rumah sakit di tenggara Madagaskar, mengatakan jumlah korban lebih banyak dari yang dikonfirmasi polisi.

"Saat ini, 18 orang telah meninggal seluruhnya, sembilan di tempat dan sembilan di rumah sakit. Dari 34 yang terluka, sembilan di antara hidup dan mati. Kami sedang menunggu helikopter pemerintah untuk mengevakuasi mereka ke ibu kota," katanya.

Presiden Madagaskar, Andry Rajoelina, mengaku sedih mendengar berita bahwa orang-orang terbunuh. Presiden meminta orang-orang untuk tenang dan memastikan insiden itu akan diselidiki.

3. Orang dengan albino di Afrika sering menjadi sasaran kekerasan

Ingin Hakimi Tersangka, 11 Demonstran Madagaskar Tewas Ditembak PolisiIlustrasi orang dengan albino. (Unsplash.com/kelisa Bernard)

Beberapa negara Afrika sub-Sahara, termasuk Madagaskar, telah mengalami gelombang serangan terhadap orang-orang albino. Mereka menjadi sasaran kekerasan karena bagian tubuhnya diyakini dapat membawa keberuntungan dan kekayaan.

Under The Same Sun, sebuah badan amal yang berbasis di Kanada yang bekerja untuk memerangi diskriminasi, telah mencatat kasus-kasus kekerasan serupa di seluruh Afrika. Serangan semacam itu sering terjadi di  Burundi, Republik Demokratik Kongo, Malawi, Mozambik, dan Tanzania.

Laporan dari Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dirilis pada Maret 2022 menunjukkan, dalam 2 tahun terakhir ada lebih dari selusin penculikan, penyerangan, dan pembunuhan terhadap orang-orang dengan albino di Madagaskar.

Orang-orang di Madagaskar sering melakukan tindakan untuk mengadili orang yang melakukan kejahatan, tanpa aturan hukum resmi. Survei dari Afrobarometer pada 2019 menyampaikan bahwa sekitar 40 persen orang di Madagaskar menyetujui peradilan massa.

Pada Februari 2017, sekitar 800 orang menerobos masuk ke penjara Ikongo untuk mencari tersangka pembunuhan untuk mereka bunuh. Dalam pembobolan penjara itu, massa berhasil mengalahkan penjaga dan 120 tahanan keluar dari penjara. 

Pada 2013, kerumunan massa melakukan aksi menghukum pelaku kejahatan dengan dibakar. Pelaku adalah seorang Prancis, satu orang Prancis-Italia, dan satu lagi pria lokal. Mereka diketahui telah membunuh seorang anak.

Baca Juga: Pembunuh Pria Albino di Malawi Divonis Bui-Kerja Paksa Seumur Hidup

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya