Kapal Tanker Minyak di Jeddah Diserang Kapal Sarat Bom

Bulan lalu ada 3 serangan yang terkait dengan minyak

Jeddah, IDN Times - Kapal tanker minyak asal Singapura mengalami serangan di terminal bahan bakar saat kapal sedang berlabuh di Jeddah. Serangan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa para awak kapal dilaporkan semuanya selamat.

Serangan tersebut terjadi di hari Minggu malam. Terkait serangan itu pihal berwenang di Arab Saudi telah mengonfirmasi serangan tersebut, pada Senin (14/12) Sore waktu setempat.

1. Arab Saudi belum menyebutkan pihak yang diduga sebagai penyerang

Kapal Tanker Minyak di Jeddah Diserang Kapal Sarat BomIlustrasi kapal tanker minyak. Sumber:unplash.com/Andrey Sharpilo

Melansir dari BBC, Pada hari Senin, perusahaan kapal tanker Hafnia melaporkan bahwa kapal tanker minyak berbendara Singapura, BW Rhine telah "dihantam oleh sumber eksternal saat keluar di Jeddah". Serangan terjadi pada sekitar pukul 00.40 waktu setempat. 

Dalam sebuah pernyataan, menyebutkan serangan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. 22 awak kapal itu berusaha melakukan pemadaman api dengan bantuan dari petugas pemadam kebakaran pantai dan kapal tunda. Serangan itu membuat tangki pemberat air dan tangki kargo di sisi kiri kapal rusak.

"Ada kemungkinan bahwa beberapa minyak telah keluar dari kapal, tetapi ini belum dikonfirmasi dan instrumentasi saat ini menunjukkan bahwa tingkat minyak di kapal masih berada pada tingkat yang sama seperti sebelum kejadian," tambah pernyataan tersebut.

Serangan tersebut telah dikonfirmasi oleh Arab Saudi dan menyebutkan bahwa kapal tanker minyak diserang oleh kapal sarat bahan peledak saat berlabuh di pelabuhan Jeddah, namun Arab Saudi belum menyatakan pihak yang diduga bertanggung jawab.

Berikut pernyataan juru bicara kementerian energi Arab Saudi terkait serangan tersebut.

"mengutuk serangan teroris, yang terjadi tak lama setelah serangan lain terhadap kapal lain di al-Shuqaiq, di stasiun distribusi produk minyak di utara Jeddah, dan di platform bongkar muat terapung dari stasiun distribusi produk minyak di Jizan. tindakan terorisme dan vandalisme ini, yang ditujukan terhadap instalasi vital, melampaui kerajaan dan fasilitas vitalnya, dalam keamanan dan stabilitas pasokan energi ke dunia dan ekonomi global."

2. Bulan lalu juga terjadi serangan terkait dengan minyak

Kapal Tanker Minyak di Jeddah Diserang Kapal Sarat BomIlustrasi kapal yang mengangkut minyak. Sumber: unplash.com/Alexander Schimmeck

Pada bulan lalu juga terjadi serangan terkait dengan minyak di Arab Saudi dan pihak berwenang menyalahkan kelompok Houthi Yaman sebagai dalang serangan. Houthi telah sejak lama berseteru dengan Arab Saudi.

Melansir dari BBC, berikut tiga serangan yang terkait dengan minyak di Arab Saudi, pada bulan lalu.

Pada 12 November terjadi kebakaran di terminal bahan bakar Jizan setelah koalisi dilaporkan mencegat dan menghancurkan dua kapal penuh bahan peledak yang berasal dari provinsi Hudaydah, Yaman.

Pada 25 November terjadi ledakan yang merusak kapal tanker minyak berbendera Malta, Agrari, dekat Shuqaiq. Sebuah perusahaan keamanan Inggris menghubungkan ledakan itu dengan ranjau, namun koalisi yang dipimpin Saudi mengonfirmasi bahwa serangan karena sebuah kapal bermuatan bom diluncurkan ke arah kapal tanker itu.

Terkait serangan itu Houthi tidak membenarkan bahwa mereka terlibat, tetapi mengatakan mereka telah menembakkan rudal ke Jeddah, pada 23 November yang menyasar fasilitas minyak milik Aramco, sebuah perusahaan minyak milik Arab Saudi. Rudal tersebut menghantam tangki bahan bakar di stasiun distribusi minyak bumi dan menyulut api.

Baca Juga: Kapal Pengangkut Minyak Meledak di Lepas Pantai Arab Saudi

3. Penyerang diduga memiliki teknologi dan keterampilan yang rendah

Kapal Tanker Minyak di Jeddah Diserang Kapal Sarat BomIlustrasi Bom (IDN Times/Mardya Shakti)

Terkait serangan yang baru terjadi tersebut Andreas Krieg, asisten profesor dari King's College London, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa serangan itu hanyalah serangan terbaru yang nenyasar fasilitas penting di Arab Saudi.

"Saudi sudah mengakui bahwa itu adalah kapal bermuatan bahan peledak yang pada dasarnya dibuang ke kapal tanker minyak itu, yang menunjukkan itu adalah pekerjaan berteknologi rendah dan berketerampilan rendah, yang bisa diperbuat oleh Houthi tanpa dukungan eksternal. Pelabuhan Jeddah jelas merupakan target keamanan tinggi sehingga mengejutkan pihak berwenang yang belum mengendalikannya dengan lebih baik dan memastikan hal seperti itu tidak dapat terjadi."

Melansir dari The Guardian, Dryad Global, sebuah perusahaan intelijen kelautan, juga telah melaporkan ledakan tersebut dan mengatakan, bila Houthi berada di balik ledakan hari Minggu itu, maka "akan mewakili perubahan mendasar dalam kemampuan dan niat penargetan".

Laut Merah adalah jalur penting dalam penyaluran sumber energi global. Jalut tersebut melewati Arab Saudi dan Yaman. Jika wilayah penambangan itu dipenuhi ranjau atau serangan lainnya, maka akan menimbulkan bahaya tidak hanya untuk Arab Saudi, namun juga bagi negara yang memperoleh energi dari wilayah tersebut. Tambang bisa masuk ke air dan kemudian terbawa arus yang berubah sesuai musim di Laut Merah.

Laut Merah telah ditambang sebelumnya, pada tahun 1984, sekitar 19 kapal melaporkan adanya ranjau darat di wilayah tersebut, namun hanya satu yang pernah ditemukan dan ditangani, menurut panel ahli PBB yang menyelidiki perang di Yaman.

Baca Juga: Turki Kecam Kapal Jerman yang Inspeksi Kapal Turki di Pesisir Libya

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya