Mahkamah Agung Rusia Tolak Gugatan Navalny Atas Akses Menulis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Mahkamah Agung Rusia, pada Kamis (22/6/2023), menolak gugatan oleh Alexei Navalny, pemimpin oposisi yang mendekam di penjara. Navalny menentang petugas penjara yang membatasi aksenya untuk memperoleh peralatan menulis. Terkait gugatannya, Navalny muncul di sidang Mahkamah Agung melalui tautan video.
Pengaduan tersebut adalah salah satu dari sekian banyak keluhan yang telah diajukan terhadap penjara, menuduh banyak pelanggaran atas haknya sebagai narapidana. Namun, semua tuntutan hukum dan petisinya telah ditolak oleh pengadilan Rusia.
1. Keluhan atas pembatasan dipenjara
Dilansir Reuters, dalam pengaduannya Navalny menuduh bahwa pihak berwenang tidak berhak menolak aksesnya untuk memperoleh pena dan kertas yang disediakan untuk semua narapidana, hanya karena dia berada di sel hukuman tanpa meja atau karena tidak ada ruang dalam jadwal penjara untuk menulis.
"Saya tidak meminta makanan tambahan, saya tidak meminta pohon Natal untuk dimasukkan ke dalam sel saya kita berbicara tentang hak asasi manusia untuk memiliki pena di dalam sel dan selembar kertas untuk tulis surat atau (keluhan) ke pengadilan," kata Navalny kepada hakim.
Pengaduan pemimpin oposisi itu berhasil melewati serangkaian pengadilan yang lebih rendah, sebelum secara definitif dibatalkan oleh Mahkamah Agung.
Baca Juga: Joe Biden Sebut Xi Jinping Diktator, Rusia: Kebijakan AS Sulit Ditebak
2. Terancam dihukum lebih lama
Editor’s picks
Dilansir CNN, gugatan oleh Navalny terjadi saat dia sedang menghadapi persidangan baru atas tuduhan ekstremisme. Navalny mengatakan tuduhan tersebut tidak masuk akal dan dapat membuatnya menjalani hukuman 30 tahun lagi di balik jeruji besi.
Seorang juru bicara pengadilan mengatakan pada 19 Juni bahwa persidangan akan berlangsung secara tertutup.
Navalny telah dijatuhi hukuman total 11 setengah tahun atas kasus penipuan dan tuduhan lain yang menurutnya dibuat-buat. Dia dan para pendukungnya mengklaim bahwa penangkapan dan pemenjaraan terhadapnya bermotif politik, yang ditujukan untuk membungkam kritiknya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.
Hanya beberapa jam setelah persidangan dimulai, Navalny mengumumkan dimulainya kampanye yang bertujuan membuat Rusia menentang perang di Ukraina.
3. Navalny ditempatkan di sel kecil
Dilansir Associated Press, Navalny ditangkap pada Januari 2021 di ibu kota Moskow setelah kembali dari pemulihan diri di Jerman akibat terkena racun saraf, yang dia salahkan pada Kremlin. Dia merupakan pemimpin oposisi yang mengungkap korupsi pejabat dan mengorganisir protes anti-Kremlin besar-besaran.
Selama berada dalam tahanan, Navalny telah menghabiskan waktu berbulan-bulan di sel kecil untuk satu orang, yang disebut "sel hukuman". Penahanan di sel tersebut karena melanggar aturan disiplin seperti tidak mengancingkan pakaian penjara dengan benar, memperkenalkan dirinya dengan benar kepada sipir atau mencuci wajahnya pada waktu tertentu.
Rekan dan pendukung Navalny menuduh otoritas penjara gagal memberinya bantuan medis yang layak dan menyuarakan keprihatinan tentang kesehatannya yang menurun.
Baca Juga: Jerman Minta Kazakhstan Halangi Upaya Rusia Hindari Sanksi Barat
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.