Meksiko Revisi Kematian Akibat COVID-19 Hingga 60 Persen

Jumlah kematian di Meksiko lebih dari 321.000

Mexico City, IDN Times - Meksiko telah melakukan revisi dalam jumlah angka kematian akibat COVID-19. Negara Amerika Latin tersebut Pada hari Sabtu, 27 Maret merilis laporan yang menunjukkan angka kematian akibat COVID-19 lebih tinggi hingga 60 persen dari angka sebelumnya.

Perbedaan yang signifikan ini telah lama diperkirakan para ahli. Meksiko saat ini sedang berusaha meningkatakan vaksin dengan memperoleh pinjaman vaksin dari AS.

1. Memiliki jumlah kematian tertinggi kedua di dunia

Meksiko Revisi Kematian Akibat COVID-19 Hingga 60 PersenDari data terbaru yang dilaporkan menunjukkan jumlah kematian akibat COVID-19 di Brazil tertinggi kedua di dunia. Sumber:unsplash.com/Neil Thomas

Melansir dari BBC, berdasarkan laporan yang dirilis Kementerian Kesehatan Meksiko menunjukkan bahwa hingga akhir minggu keenam tahun 2021 kematian akibat COVID-19 telah tercatat sebanyak 294.287 kematian. Angka tersebut jauh melampaui angka yang dikonfirmasi sebelumnya yang sebanyak 182.301 kematian.

Lalu angka yang telah direvisi tersebut ditambahkan dengan jumlah kematian sejak pertengahan Februari yang tercatat 26.772 kematian, maka jumlah kematian telah lebih dari 321.000.

Angka terbaru tersebut menempatkan Meksiko mencatatkan jumlah kematian di atas Brazil, yang telah mencatat 310.000 kematian, dan di bawah AS yang telah mencatat 549.000 kematian. Jumlah penduduk Meksiko sekitar 126 juta jauh lebih sedikit dari AS dan Brazil.

Para ahli telah lama memperingatkan bahwa jumlah kematian sebenarnya di Meksiko mungkin jauh lebih tinggi karena kurangnya pengujian. Minggu lalu, Hugo Lopez-Gatell, yang memimpin tanggapan Meksiko terhadap pandemik, memperingatkan bahwa negara itu berisiko mengalami gelombang baru infeksi ketika jutaan orang bersiap untuk liburan Paskah.

Penanganan COVID-19 yang dilakukan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador telah menghadapi kritikan. Lopez Obrador, yang pernah terjangkit virus tersebut dianggap pihak oposisi meremehkan tingkat keparahan pandemik dan menyalahkannya atas penundaan program vaksinasi. Pemimpin Meksiko itu sering terlihat di publik tanpa mengenakan masker.

2. Perkiraan kematian berlebih COVID-19 di Meksiko

Baca Juga: Meksiko dan Bolivia Kampanye Tolak Intervensi dari OAS

Revisi ini muncul setelah peninjauan "kematian berlebih" dan peninjauan sertifikat kematian. Melansir dari The Guardian, dalam laporan baru itu juga menegaskan betapa mematikannya gelombang kedua yang berlangsung di Meksiko pada Januari tahun ini. Pada akhir Desember, diperkirahkan jumlah kematian berlebih di Meksiko sebanyak 220.000 kematian. Jumlah itu melonjak sekitar 75.000 hanya dalam satu setengah bulan.

Juga sugestif adalah jumlah keseluruhan "kematian berlebih" sejak pandemik dimulai, yang tercatat sekitar 417.000 kematian. Kelebihan kematian ditentukan dengan membandingkan kematian pada tahun tertentu dengan kematian yang diperkirakan berdasarkan data dari tahun-tahun sebelumnya.

Dalam peninjauan sertifikat kematian ditemukan bahwa sekitar 70,5 persen dari kelebihan kematian terkait COVID-19 seringkali karena terdaftar pada sertifikat sebagai penyebab kematian. Beberapa ahli mengatakan COVID-19 mungkin telah berkontribusi pada banyak kematian berlebih lainnya karena banyak orang tidak bisa mendapatkan perawatan untuk penyakit lain karena rumah sakit kewalahan.

Mantan presiden Felipe Calderon dalam Twitternya pada hari Sabtu menulis bahwa ada "lebih dari 400.000 orang Meksiko telah meninggal, di atas rata-rata untuk tahun-tahun sebelumnya ... mungkin angka tertinggi di dunia."

3. Meksiko pinjam 2,7 juta dosis vaksin dari AS

Meksiko Revisi Kematian Akibat COVID-19 Hingga 60 PersenMeksiko memperoleh 2,7 juta dosis vaksin AstraZeneca dari AS. sumber:unsplash.com/Daniel Schludi

Melansir dari Al Jazeera, saat ini Meksiko telah memberikan sekitar 6,1 juta dosisi vaksin ke warganya dan perlu berjuang untuk mendapatkan vaksin untuk menyuntik penduduknya. Karena itu Meksiko telah melakukan pembicaraan dengan pemerintah AS untuk memperoleh vaksin.

Awal bulan ini, pemerintah AS mengumumkan akan "meminjamkan" 2,7 juta dosis vaksin AstraZeneca ke Meksiko untuk membantu upaya vaksinasi. Hal itu telah diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard melalui Twitter pada pekan lalu, yang menyampaikan bahwa Meksiko diharapkan menerima semua dosis pada 1 April. “Meksiko mengapresiasi dukungan besar dari pemerintah Presiden Biden terhadap COVID-19,” ujarnya.

Meksiko adalah salah satu negara Amerika Latin pertama yang memulai pemberian vaksin, yang dimulai pada 24 Desember. Alejandro Macias, seorang ahli epidemologi, menyampaikan bahwa untuk vaksinasi massal yang tepat Meksiko membutuhkan sekitar 10 juta vaksinasi dalam sebulan.

Baca Juga: Kebakaran Hutan Besar Terjadi di Meksiko Timur Laut

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya