Nikaragua Deportasi 222 Tahanan Politik ke AS, Disambut Positif!

Beberapa yang dibebaskan adalah mantan calon presiden

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Nikaragua membebaskan 222 narapidana yang dianggap sebagai tahanan politik pemerintahan Presiden Nikaragua Daniel Ortega. Sekitar 222 tahanan itu dibebaskan dan diterbangkan ke Amerika Serikat (AS), pada Kamis (9/2/2023).

Pemerintahan Ortega, dalam beberapa tahun terakhir, telah bertindak keras dengan menahan lawan politik, terutama menjelang pemilu pada 2021. Oposisi menghitung ada 245 tahanan politik.

1. Para tahanan dianggap sebagai pengkhianat negara

Nikaragua Deportasi 222 Tahanan Politik ke AS, Disambut Positif!Ilustrasi narapidana. (Pexels.com/RODNAE Productions)

Melansir France 24, Octavio Rothschuh, seorang hakim di pengadilan Banding Managua, mengatakan keputusan deportasi para tahanan itu berdasarkan perintah yang dikeluarkan pada 8 Februari, yang menetapkan para tahanan sebagai pengkhianat negara. Dia mengatakan mereka dideportasi karena telah merusak kemerdekaan dan kedaulatan negara.

Kongres Nikaragua pada Kamis malam, dengan suara bulat, menyetujui perubahan konstitusi yang memungkinkan "pengkhianat" dicabut kewarganegaraannya. Perubahan itu masih membutuhkan pemungutan suara kedua di sesi legislatif berikutnya pada akhir tahun ini. 

Arturo McFields, mantan duta besar Nikaragua untuk Organisasi Negara-negara Amerika, merayakan pembebasan tersebut, yang menurutnya telah dikonfirmasi oleh Departemen Luar Negeri AS kepadanya.

“Ini adalah pembebasan besar-besaran” tahanan yang jarang terlihat, kata McFields. Dia memuji keluarga para tahanan karena terus melakukan tekanan.

Baca Juga: Uskup Penentang Rezim Ortega Jalani Sidang di Pengadilan Nikaragua

2. Pembebasan disambut baik oleh AS

Nikaragua Deportasi 222 Tahanan Politik ke AS, Disambut Positif!Bendera Amerika Serikat. (Unsplash.com/Cristina Glebova)

Melansir Reuters, AS menyambut baik keputusan pemebebasan para tahanan yang dipandang sebagai langkah konstruktif menuju peningkatan hak asasi manusia.

"Rilis massal membuka pintu untuk dialog lebih lanjut antara Amerika Serikat dan Nikaragua mengenai masalah yang menjadi perhatian," kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken.

"Beberapa dari orang-orang ini telah menghabiskan waktu bertahun-tahun di penjara, banyak dari mereka karena menjalankan kebebasan mendasar mereka, dalam kondisi yang mengerikan dan tanpa akses ke proses hukum," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

Washington telah mengecam terpilihnya kembali Ortega pada 2021. Pemilu itu dianggap curang karena pemimpin yang telah lama berkuasa itu memenjarakan banyak lawannya menjelang pemungutan suara.

Pemerintah AS mengatakan, para tahanan yang dibebaskan akan melalui proses pembebasan bersyarat kemanusiaan. AS menambahkan bahwa Nikaragua telah membuat keputusan sendiri dalam pemebebasan itu, dan menyerukan langkah lebih lanjut untuk menjamin hak asasi manusia di Nikaragua.

3. Penahanan terhadap lawan politik

Nikaragua Deportasi 222 Tahanan Politik ke AS, Disambut Positif!Ilustrasi penangkapan. (Pexels.com/Kindel Media)

Para tahanan itu tiba di AS dengan mendarat di Bandara Internasional Dulles Washington. Kerabat dari beberapa orang yang dibebaskan telah mengatakan bahwa keluarganya telah terbang ke Washington.

Di antara mereka yang dibebaskan dari penjara adalah mantan calon presiden Cristiana Chamorro, Juan Sebastian Chamorro, Felix Maradiaga, Miguel Mora, Medardo Mairena dan Arturo Cruz, serta aktivis mahasiswa terkemuka Lesther Aleman.

Cristiana Chamorro merupakan calon presiden terkemuka sebelum penangkapannya pada 2021. Ia kemudian dijatuhi hukuman delapan tahun penjara pada Maret tahun lalu. Dia adalah putri dari mantan Presiden Violeta Chamorro, ia dihukum karena pencucian uang melalui organisasi ibunya saat Ortega mengejar organisasi yang menerima dana asing. Dia ditahan di bawah tahanan rumah.

Ortega telah meningkatkan penahanan terhadap lawan politik di awal 2021, menjelang pemilihan presiden pada November tahun itu. Pasukan keamanan telah menangkap tujuh calon calon presiden dan Ortega meraih masa jabatan keempat berturut-turut dalam pemilihan yang dipandang sebagai lelucon. Para oposisi itu dihukum dengan tuduhan konspirasi untuk merusak integritas nasional.

Baca Juga: Sepakat dengan Trump, Biden Batasi Migran Asal Kuba, Nikaragua, Haiti

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya