Pengadilan Argentina Salahkan Iran atas Pengeboman di Pusat Yahudi

Iran dituduh perintahkan Hizbullah melancarkan serangan

Jakarta, IDN Times - Sebuah serangan bom mematikan dilancarkan terhadap Asosiasi Kebersamaan Israel Argentina (AMIA), sebuah pusat komunitas Yahudi di ibu kota Buenos Aires pada 1994. Argentina memiliki komunitas Yahudi terbesar di Amerika Latin, dengan sekitar 300 ribu anggota.

Serangan itu telah diselidiki untuk mencari pihak yang bertanggung jawab, dan dalam perkembangan terbaru pengadilan pidana tertinggi Argentina menyalahkan Iran pada Kamis (12/4/2024). Iran dituduh telah merencanakan serangan dan kelompok militan Hizbullah dari Lebanon melaksanakan rencana tersebut.

Baca Juga: Iran: Di Mana Ada Zionis, Di sana Ada Kerusakan dan Kehancuran

1. Pengeboman dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan

Pengadilan Argentina Salahkan Iran atas Pengeboman di Pusat YahudiIlustrasi Bom (IDN Times/Mardya Shakti)

Dilansir France 24, pengadilan menyebut serangan terhadap AMIA sebagai yang paling mematikan dalam sejarah Argentina, dan menganggapnya sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

“Hizbullah melakukan operasi yang merespons rancangan politik, ideologi, dan revolusioner di bawah mandat pemerintah, negara,” ujar Carlos Mahiques, salah satu dari tiga hakim.

Para hakim menyalahkan Ali Akbar Hashemi Bahramaie Rafsanjani, presiden Iran saat itu, serta pejabat Iran lainnya dan anggota Hizbullah.

Serangan tiga dekade lalu itu dilakukan dengan menggunakan debuah truk berisi bahan peledak yang melaju ke AMIA. Ledakan itu menyebabkan 85 orang tewas dan 300 lainnya luka-luka.

Insiden itu tidak pernah diklaim atau diselesaikan, tapi Argentina dan Israel telah lama mencurigai kelompok Hizbullah melakukan serangan tersebut atas permintaan Iran. Dua tahun sebelumnya juga terjadi serangan bom di kedutaan Israel di Buenos Aires yang menewaskan 29 orang.

2. Serangan dilakukan karena Argentina batalkan kontrak nuklir

Dilansir Associated Press, pengadilan menuduh pejabat Iran memerintahkan pengeboman sebagai tanggapan terhadap Argentina yang membatalkan tiga kontrak yang akan memberi Iran teknologi nuklir pada pertengahan 1980-an. Kesimpulan tersebut didasarkan pada laporan intelijen rahasia.

Sehubungan dengan keputusan pengadilan tersebut, Israel meminta Argentina untuk menyatakan Garda Revolusi sebagai organisasi teroris. Pada Jumat, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengatakan sudah menghubungi mitranya di Argentina, Diana Mondino, untuk menyampaikan permintaan tersebut.

Pengadilan Argentina telah lama menyatakan Iran berada di balik serangan, yang membuat hubungan kedua negara menjadi dingin, terutama setelah gagalnya penyelidikan bersama. Namun, hingga saat ini pengadilan belum memberikan bukti nyata mengenai keterlibatan langsung Iran.

“Saya tidak akan pernah mengesampingkan Iran, negara ini pasti ada dalam daftar tersangka, tapi mari kita lakukan sesuatu yang spesifik untuk mengesampingkan Iran. Itu akan menjadi penyelidikan serius yang belum pernah kami lihat," kata Joe Goldman, yang ikut menulis buku tentang investigasi berbelit-belit terhadap serangan di pusat komunitas Yahudi dan kedutaan Israel.

Perwakilan dari komunitas Yahudi di Argentina memuji keputusan pengadilan sebagai tindakan bersejarah.

“Ini merupakan sebuah peluang politik,” kata Jorge Knoblovits, presiden organisasi induk Yahudi di Argentina, sambil menunjuk pada pengawasan baru atas dukungan Iran terhadap kelompok militan setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu.

Baca Juga: Kekerasan Pemukim Yahudi di Tepi Barat Meningkat Meski Sudah Dihukum 

3. Pejabat yang didakwa

Pengadilan Argentina Salahkan Iran atas Pengeboman di Pusat YahudiIlustrasi palu pengadilan. (Pexels.com/Sora Shimazaki)

Penyelidikan di masa lalu terhadap pengeboman tersebut menghasilkan dakwaan, tidak hanya terhadap pejabat Iran, tetapi juga dua mantan presiden Argentina.

Salah satu mantan presiden yang didakwa adalah Carlos Menem, yang meninggal pada 2021, ia merupakan presiden pada saat kedua serangan tersebut terjadi. Dia diadili karena menutupi pengeboman AMIA, tapi akhirnya dibebaskan.

Mantan kepala intelijennya, Hugo Anzorreguy, dijatuhi hukuman empat setengah tahun penjara karena perannya menghalangi penyelidikan.

Juan Jose Galeano, hakim yang memimpin penyelidikan, yang pada tahun 2019 dijatuhi hukuman enam tahun penjara karena penyembunyian dan pelanggaran bukti.

Pada 2015, kepala jaksa dalam kasus ini secara misterius ditemukan tewas di kamar mandinya sehari sebelum dia mengumumkan klaim bahwa pejabat tinggi Argentina telah berkonspirasi dengan Iran untuk menutupi tanggung jawab atas pengeboman tersebut. Selama bertahun-tahun, para saksi dilaprlorkan telah diancam dan disuap.

Baca Juga: Serangan Israel di Lebanon Selatan Tewaskan Komandan Hizbullah

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya