Pria Iran yang Tinggal 18 Tahun di Bandara Prancis Meninggal 

Kembali tinggal di bandara setelah 16 tahun

Jakarta, IDN Times - Mehran Karimi Nasseri, soerang pria asal Iran, yang yang tinggal di Bandara Charles-de-Gaulle Paris, Prancis, selama 18 tahun dari 1988-2006 meninggal karena serangan jantung di terminal 2F pada Sabtu (12/11/2022), sekitar tengah hari, kata pejabat bandara.

Nasseri tinggal di bandara selama 18 tahun karena ditolak tinggal di Prancis karena tidak memiliki dokumen dan karena pilihannya untuk tetap tinggal di bandara. Dia memutuskan kembali tinggal di bandara beberapa minggu sebelum kematiannya.

Baca Juga: Makin Dibenci Warga Lokal, Prancis Akhiri Operasi Terorisme di Sahel

1. Tidak diizinkan memasuki Prancis

Melansir DW, Nasseri lahir di Masjed Soleiman provinsi Khuzestan di Iran pada 1945. Dia memberitahu bahwa dia diusir dari Iran pada 1977 karena protes terhadap Shah dan kemudian diberi status pengungsi di Belgia. Namun, Teheran membantah pernyataannya.

Pada November 1988, dalam upaya menemukan ibunya yang orang Inggris, dia pergi ke berbagai negara Eropa, termasuk Inggris, Jerman, dan Belanda, tapi ditolak masuk karena kekurangan surat-surat resmi, yang menurutnya telah dicuri.

Sekembalinya ke Prancis, Nasseri ditangkap pihak berwenang dan kemudian berakhir di Terminal 1 Charles-de-Gaulle, di mana dia tinggal hanya dengan kopernya, mengandalkan makanan dan obat-obatan dari pegawai bandara.

Pengadilan di Prancis pada 1992 memutuskan bahwa dia tidak dapat dideportasi, tetapi tidak dapat memasuki negara tersebut.

Baca Juga: Prancis Desak AS-China Beri Kompensasi atas Dampak Krisis Iklim

2. Memperoleh surat izin tinggal pengungsi

Melansir Associated Press, Nasseri pada 1999 dapat meninggalkan bandara dan tinggal di Prancis secara legal setelah menerima surat-surat pengungsi, tapi dia merasa terkejut dan tidak aman untuk meninggalkan bandara, yang membuatnya menolak untuk menandatangani dokumen.

"Akhirnya, saya akan meninggalkan bandara. Tapi saya masih menunggu paspor atau visa transit," katanya dalam sebuah wawanracara pada 1999.

Pria asal Iran itu kemudian tinggal di bandara selama beberapa tahun lagi sampai 2006, di mana di meninggalkan bandara karena harus dirawat di rumah sakit. Setelahnya dia tinggal di tempat penampungan di Paris.

Mereka yang berteman dengannya di bandara mengatakan bahwa Nasseri selama bertahun-tahun tinggal di ruang tanpa jendela dan berdampak buruk pada kondisi mentalnya.

Dokter di bandara pada 1990-an mengkhawatirkan kesehatan fisik dan mental Nasseri, yang mengganggapnya telah "memfosil di sini". Seorang agen tiket membandingkan kondisinya dengan seorang tahanan yang tidak dapat hidup bebas.

Baca Juga: Warga Kelahiran Iran Dituding Jadi Mata-mata Rusia di Swedia

3. Kisah tinggal di bandara menarik perhatian pembuat film

Pria Iran yang Tinggal 18 Tahun di Bandara Prancis Meninggal Ilustrasi bandara. (Unsplash.com/Michał Parzuchowski)

Kisah Nasseri telah membuatnya populer dan dia menyebut dirinya "Sir Alfred". Kepopulerannya menarik perhatian pembuatan film Prancis Lost in Transit dan opera berjudul Flight. Industri film Hollywood juga tertarik dengan kisahnya dan Dreamworks dilaporkan memberi 250 ribu dolar AS (Rp3,8 miliar) kepada Nasseri untuk hak atas kisahnya.

Film produksi Dreamwork itu diberi judul The Terminal, yang disutradarai oleh Steven Spielberg dan dibintangi Tom Hanks dan Catherine Zeta-Jones. Cerita film itu mengenai seorang pria Eropa Timur yang terjebak di bandara JFK di New York dan ditolak masuk, tetapi tidak dapat kembali ke negara asalnya karena sedang ada kudeta.

Cerita Nasseri juga dibuat dalam buku otobiografinya, yang dirilis pada 2004, ditulis bersama dengan penulis Andrew Donkin dari Inggris.

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya