University of Michigan Bayar Rp7 Triliun untuk Korban Pelecehan

Ada 1.050 orang yang menjadi korban

Jakarta, IDN Times - University of Michigan, sebuah universitas di Michigan, Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu (19/1/2022), telah setuju memberikan kompensasi kepada mantan mahasiswa, kebanyakan laki-laki, yang mengaku dilecehkan secara seksual oleh Robert Anderson, seorang mantan direktur layanan kesehatan dan dokter olahraga di univertas itu. Pembayaran ini sebesar 490 juta dolar AS (Rp7 triliun), yang dibagikan kepada 1.050 korban.

1. Ada sisa uang yang disisihkan untuk klaim pelecehan di masa depan

Melansir dari BBC, kompensasi diberikan setelah negosasi selama 15 bulan dengan pengacara yang mewakili mereka yang mengaku dilecehkan oleh Anderson, yang diklaim melakukan pelecehan sejak 1966-2003. Dalam pembayaran kompensasi ini ada sebanyak 30 juta dolar AS (Rp430,6 miliar) yang disisihkan untuk di masa depan kepada mereka yang mengklaim pernah dilecehkan.

Parker Stinar, seorang pengacara yang mewakili para korban mengatakan pembayaran itu merupakan perjalanan yang panjang dan menantang. Stinar yakin kompensasi dapat memberikan keadilan dan penyembuhan bagi para korban.

Pengacara para korban ini juga berharap kasus ini dapat membuka jalan bagi penyintas laki-laki dari pelecehan seksual, yang sering dipandang kurang simpatik oleh masyarakat dan masih enggan untuk melapor ke pihak berwenang.

Penyelesaian ini membuat universitas itu meminta Jon Vaughn salah satu korban, yang merupakan alumni universitas dan mantan atlet profesional sepak bola Amerika untuk berhenti berkemah di depan rumah Mark Schlissel, yang merupakan mantan pemimpin universitas itu. Vaughn telah berkemah selama lebih dari 100 hari.

2. Korban melaporkan pelecehan karena terinsipirasi laporan pesenam yang dilecehkan

Baca Juga: Penembakan di Sekolah Michigan, 3 Orang Tewas dan 8 Terluka

Melansir dari NBC News, salah satu orang yang mengaku menjadi korban adalah putra dari Bob Schembechler, yang merupakan pelatih tim sepak bola Amerika di universitas tempat Anderson bekerja. Putranya, Matt, menuduh Anderson melecehkannya pada 1969, saat berusia 10 tahun, tapi tidak dipercayai ayahnya.

Korban lainnya bernama Bill Herndon, yang mengaku dilecehkan pada 1971. Dia dilecehkan ketika menemui Anderson karena infeksi saluran kemih dan dokter itu melecehkannya dengan mengancam tidak akan mencabut jarum suntik dari lengannya, sebelum dia memberikan seks oral.

Terkait putusan pembayaran penyelesaian ini, Herndon dalam pernyataan bersama dengan korban lainnya menyampaikan mereka bersyukur universitas memberikan kompensasi.

Korban lainnya adalah mantan pegulat bernama Tad DeLuca, mengklaim dilecehkan pada 1975. Tuduhan disampaikan kepada pelatihnya melalui surat, yang dibacakan, saat ada anggota tim lainnya, tapi karena dianggap memalukan dia dikeluarkan dari tim dan beasiswanya dicabut. Johannesen pelatih gulat DeLuca mengatakan dia tidak pernah menerima laporan pelecehan.

De Luca melanjutkan tuduhannya setelah terinspirasi pesenam wanita di Michigan State University yang melaporkan mereka telah dilecehkan oleh Larry Nassar, yang juga seorang dokter. Dia mengatakan menghubungi pihak berwenang pada 2018, yang kemudian meluncurkan penyelidikan terhadap Anderson berdasarkan surat kedua yang ditulisnya.

Namun, tidak dapat menghukum Anderson karena telah meninggal pada 2008, selain itu dalam tuduhan ini tidak ada satu pun dugaan pelecehan yang termasuk dalam undang-undang pembatasan enam tahun di Michigan.

3. Universitas lain yang memberikan kompensasi uang untuk penyelesaian pelecehan

University of Michigan Bayar Rp7 Triliun untuk Korban PelecehanIlustrasi Pelecehan (IDN Times/Mardya Shakti)

Kasus Anderson dilaporkan telah membuat skandal pelecehan lainnya di Ohio State University diserukan lebih kencang, tuduhan pelecehan ditujukan kepada Richard Strauss, dia juga dokter. Dia dilaporkan oleh 350 pria. Dalam kasus ini tim hukum penuduh menyimpulkan bahwa pelatih dan administrator atletik tahu adanya pelecehan selama dua dekade itu, tapi tetap membiarkannya terjadi.

Melansir dari Reuters, penyelesaian pelecehan seksual University of Michigan merupakan yang terbaru dan menurut Stinar kompensasi itu adalah yang terbesar yang melibatkan lembaga akademik AS, dengan kebanyakan besar korban laki-laki.

Penyelesaian pelecehan lainnya pada Maret tahun lalu, dilakukan University of Southern California yang sepakat membayar 852 juta dolar AS (Rp12,2 triliun). Pembayaran itu untuk menyelesaikan tuntutan hukum yang diajukan oleh 710 wanita yang menuduh George Tyndall, seorang mantan ginekolog melakukan pelecehan dan perguruan tinggi itu mengetahuinya.

Pada 2018 ada kasus penyelesaian pelecehan sebesar 500 juta dolar AS (Rp7,1 triliun), yang dibayar Michigan State University kepada ratusan wanita yang dilecehkan secara seksual oleh dokter senam Nassar. Korban Nassar salah satunya adalah atlet senam Simone Biles.

Baca Juga: Kasus Pelecehan Seksual, Fenomena Gunung Es yang Sulit Diselesaikan

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya