Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

India-Pakistan Saling Tuduh soal Pengelolaan Senjata Nuklir

ilustrasi bendera India. (unsplash.com/Naveed Ahmed)

Jakarta, IDN Times - India dan Pakistan saling melempar tuduhan soal pengelolaan senjata nuklir pada Kamis (15/5/2025).

Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh, menyatakan senjata nuklir Pakistan perlu diawasi Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Pakistan membalas dengan tuduhan bahwa justru India yang punya masalah pencurian dan perdagangan ilegal bahan nuklir.

Saling tuduh ini terjadi beberapa hari setelah India-Pakistan menyepakati gencatan senjata yang mengakhiri konfrontasi terburuk keduanya dalam dua dekade terakhir.  Kedua negara ini menjadi kekuatan nuklir sejak uji coba nuklir pada 1998, membuat kawasan tersebut menjadi salah satu titik rawan nuklir dunia. 

1. India minta senjata nuklir Pakistan diawasi

Rajnath Singh menyampaikan tuduhannya saat berkunjung ke pangkalan militer di Kashmir yang dikuasai India. Singh mempertanyakan keamanan senjata nuklir Pakistan.

"Saya ingin bertanya kepada dunia, apakah senjata nuklir aman di tangan negara yang tidak bertanggung jawab? Saya yakin senjata nuklir Pakistan harus berada di bawah pengawasan IAEA," kata Singh, dilansir CNA.

India sendiri memang memiliki beberapa fasilitas nuklir sipil yang diawasi IAEA berdasarkan perjanjian pada 2008.

Pernyataan ini disampaikan di tengah situasi gencatan senjata yang sedang berlangsung.  Menteri Luar Negeri Pakistan, Ishaq Dar, sebelumnya mengumumkan perpanjangan gencatan senjata hingga Minggu (18/5/2025).

2. Pakistan tuduh ada perdagangan nuklir ilegal di India

Kementerian Luar Negeri Pakistan segera menanggapi ucapan Singh. Dalam pernyataan resmi, Pakistan menyebut komentar Singh menunjukkan ketakutannya terhadap sistem pertahanan Pakistan yang efektif.

Mereka juga menilai Singh tidak memahami fungsi lembaga PBB seperti IAEA. Pakistan balik menuduh bahwa India yang justru punya masalah perdagangan bahan nuklir ilegal.

"Seharusnya IAEA dan komunitas internasional justru lebih mengkhawatirkan kasus pencurian berulang dan perdagangan ilegal bahan nuklir dan radioaktif yang terjadi di India," kata Kementerian Luar Negeri Pakistan, dilansir Al Jazeera. 

3. Konflik nuklir bahayakan miliaran orang

ilustrasi bendera Pakistan. (unsplash.com/emaliikhokhar)

Juru bicara militer Pakistan, Ahmed Sharif Chaudhry, memperingatkan bahaya konflik antara dua negara pemilik senjata nuklir. Ia menyoroti risiko besar bagi seluruh kawasan jika ketegangan meningkat.

"Konflik ini bisa membahayakan 1,6 miliar orang, jadi sebenarnya tidak ada tempat untuk perang antara India dan Pakistan. Eskalasi antara negara pemilik nuklir adalah hal yang tidak masuk akal," kata Chaudhry, dilansir Gulf Today.

Sebelumnya, Pakistan telah berulang kali menyatakan bahwa opsi nuklir tidak pernah dipertimbangkan selama konflik berlangsung. Total 70 orang tewas akibat konfrontasi terbaru India-Pakistan.

Ketegangan ini dipicu oleh serangan pemberontak di Pahalgam pada 22 April. India menuduh Pakistan bertanggung jawab atas serangan tersebut, sementara Islamabad membantah. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us