Jakarta, IDN Times - Politikus sayap kanan Swedia, Rasmus Paludan, nekat membakar Al- Qur'an. Paludan juga tergabung dalam kelompok antimuslim garis keras.
Paludan dan anggota Partai Stram Kurs membakar Al-Qur'an di sebuah area terbuka di Kota Linkoping, Swedia timur. Linkoping terkenal dengan wilayah yang berpenduduk mayoritas muslim.
Ratusan orang turun ke jalan untuk menghentikan aksi Paludan tersebut. Namun, Paludan tetap membakar kitab suci umat Islam tersebut.
Dilansir New Telegraph, Sabtu (16/4/2022), puluhan orang juga dikabarkan menyerang polisi sehingga beberapa petugas mengalami luka-luka.
Insiden ini dilaporkan terjadi pada Kamis malam. Keesokan harinya, warga kembali bentrok dengan petugas kepolisian. Sekitar sembilan petugas terluka.
Indonesia mengecam aksi pembakaran kitab suci Al-Qur'an yang dilakukan Rasmus Paludan.
"Menggunakan argumentasi kebebasan berekspresi untuk melecehkan agama dan kepercayaan satu kelompok adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab," tulis Kementerian Luar Negeri RI di situs resminya, Sabtu (16/4/2022).
Sementara itu, KBRI Stockholm telah meminta seluruh WNI dan diaspora Indonesia di Swedia untuk tidak terpancing dan menghindari perbuatan yang berpotensi dapat melanggar hukum dan peraturan di Swedia.
Paludan sebelumnya juga melakukan aksi penistaan kitab suci serupa pada 15 April 2022 di Kota Rinkeby dan Örebro, Swedia.
Pada November 2020, ia sempat ditangkap di Prancis dan dideportasi. Lima aktivis anti muslim lainnya juga sempat ditangkap di Belgia karena berniat membakar Al-Qur'an di Brussel.