Inggris Sebut Rusia Berencana Pasang Ranjau di Laut Hitam

Inggris menuduh Rusia memiliki rencana menyabotase kapal tanker sipil yang memuat gandum Ukraina dengan memasang ranjau laut. Intelijen Inggris menyebut, Moskow tidak ingin secara langsung menyerang kapal dagang, melainkan mencoba menghancurkan secara diam-diam.

Dilansir The Guardian, Rusia kemudian akan menyalahkan Kiev atas hilangnya kapal sebagai upaya untuk menghindari tanggung jawab, kata Kementerian Luar Negeri Inggris. Pengumuman itu dilakukan sebagai upaya mencegah Moskow melaksanakan rencana tersebut.

Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly, menyebut bahwa penargetan pelayaran sipil merupakan tindakan berbahaya.

"Dunia sedang menyaksikan, dan kita melihat upaya sinis Rusia untuk menyalahkan Ukraina atas serangan mereka," kata Cleverly.

Pelayaran sipil Ukraina, khususnya kapal kargo gandum, mengalami ancaman sejak Juli. Hal itu bertepatan sejak Rusia menarik diri dari Kesepakatan Butir Laut Hitam, yang sampai saat ini perpanjangannya belum terwujud.

Dilansir Al Jazeera, setelah menarik diri dari perjanjian, Rusia mengumumkan bahwa kapal-kapal di sekitar pelabuhan Laut Hitam Ukraina akan dianggap pendukung Ukraina. Mereka dapat dimasukkan sebagai pihak dalam konflik Ukraina-Rusia.

Moskow juga diketahui telah meningkatkan serangan udara terhadap pelabuhan Ukraina dengan pesawat nirawak dan rudal jarak jauh. Sementara ini, serangan itu telah merusak 130 fasilitas infrastruktur dan menghancurkan hampir 300 ribu ton biji-bijian siap ekspor.

Inggris mengatakan jumlah biji-bijian yang hancur itu cukup untuk memberi makan lebih dari 1 juta orang selama setahun.

Inggris menegaskan bakal terus melakukan kerja sama dengan Ukraina dan mitra lain untuk meningkatkan keselamatan pengiriman di sektor maritim. Mereka mengatakan, tingkat keamanan maritim untuk pelabuhan dan perairan Ukraina pada tingkat rawan karena ancaman Rusia.

London pun berkomitmen memastikan Ukraina agar dapat terus melakukan ekspor pertanian lewat semua rute, termasuk Laut Hitam dan jalur darat.

Inggris juga menjelaskan, rencana terbaru Rusia merupakan bagian dari pola agresi yang lebih luas di Laut Hitam. Inggris dan mitranya akan terus melakukan upaya agar ekspor Ukraina menjangkau negara yang paling membutuhkan.