Inggris Tuduh Rusia Usaha Dapatkan Ratusan Rudal Balistik dari Iran

10 Des 2022, 17:38 WIB

Ilustrasi rudal ((dok. KCNA)

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Inggris untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Barbara Woodward, mengatakan Rusia berusaha mendapatkan ratusan rudal balistik dari Iran, Sabtu (10/12/2022). Sebagai imbalannya, kata Woodward, Rusia menawarkan Iran dukungan militer dan teknis yang dianggap belum pernah terjadi pada sebelumnya.

“Rusia sekarang berusaha mendapatkan lebih banyak senjata, termasuk ratusan rudal balistik,” kata Woodward jelang pertemuan Dewan Keamanan PBB, Jumat (10/12/2022), dikutip dari Reuters.

“Sebagai imbalannya, Rusia menawarkan kepada Iran tingkat dukungan militer dan teknis yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kami khawatir bahwa Rusia bermaksud untuk memberi Iran komponen militer yang lebih canggih, yang akan memungkinkan Iran memperkuat kemampuan senjata mereka,” sambung dia.

1. Inggris yakin Rusia tengah cari pasokan senjata lain ke Korea Utara

Melansir Reuters, Woodward mengatakan bahwa Iran telah memasok ratusan pesawat tak berawak ke Rusia sejak bulan Agustus. Ia menambahkan, drone itu telah digunakan Moskow untuk membunuh warga sipil dan menargetkan infrastruktur milik sipil di Ukraina secara ilegal.

Selain itu, Inggris meyakini bahwa Rusia sedang mencari sumber persenjataan lain, seperti dari Korea Utara dan negara lainnya yang dikenai sanksi oleh Barat. Sebab, persediaan senjata Moskow disebut semakin berkurang.

Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, mengatakan Moskow telah membantah tuduhan bahwa negaranya menerima pasokan militer dari Iran.

“Kompleks industri militer di Rusia dapat bekerja dengan baik dan tidak memerlukan bantuan siapapun, sedangkan industri militer Ukraina pada dasarnya tidak ada dan dibantu oleh industri Barat,” ujar Nebenzia, dilansir Reuters.

Pernyataan oleh Woodward diungkapkan menjelang pertemuan Dewan Keamanan pada Jumat. Pertemuan itu diusul oleh Rusia untuk membahas senjata yang digunakan dalam konflik di Ukraina. Menurutnya, senjata tersebut juga dimiliki oleh bandit dan teroris di tempat lain seperti di Eropa, Timur Tengah dan Afrika.

2. PBB didesak selidiki drone buatan Iran yang digunakan Rusia di Ukraina

Potret rapat Dewan Keamanan PBB (twitter.com/UN)

Melansir US News, Iran pada bulan lalu mengakui telah memasok drone ke Rusia, yang dikirim sebelum perang di Ukraina terjadi. Di sisi lain, Moskow membantah bahwa pasukannya telah menggunakan drone Teheran untuk menyerang Kiev.

Iran mengatakan telah berjanji untuk memberikan rudal jenis permukaan-ke-permukaan kepada Rusia, ujar laporan pejabat Teheran pada Oktober.

Amerika Serikat, pada Rabu (7/12/2022), mengatakan pihaknya mengetahui informasi kelanjutan pasokan drone Iran ke Rusia. Akan tetapi, Washington belum melihat adanya bukti bahwa Teheran telah memasok rudal balistik ke Moskow untuk digunakan melawan Kiev.

Terkait tuduhan atas Iran yang memasok drone ke Rusia, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan pihaknya tengah memeriksa informasi yang tersedia.

Hal itu dikatakan Guterres seiring munculnya tekanan dari Barat, yang menyerukan untuk mengirim seorang penyidik ke Ukraina untuk memeriksa drone yang menghantam wilayah tersebut.

3. Rusia sebut Sekjen PBB tidak punya mandat untuk kirim penyelidik drone Iran di Ukraina

Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis dan Ukraina mengatakan, pasokan drone buatan Iran untuk Rusia, telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB pada 2015.

Terkait investigasi drone, Rusia berpendapat bahwa Guterres tidak punya mandat untuk mengirim pakar PBB ke Ukraina untuk menyelidiki asal usul pesawat itu. Guterres mengatakan, perlu ada kesepakatan terlebih dahulu dari Dewan Keamanan untuk pengiriman drone atau rudal balistik dari Iran ke negara lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.