[FOTO] Art Project Australia, Ruang bagi Seniman dengan Disabilitas

Karena seni tak pernah memberi batasan

Melbourne, IDN Times - Art Project Australia adalah lembaga non-profit yang bermarkas di Northcote, Melbourne, Victoria. Menempuh jarak sekitar 10 menit perjalanan dari pusat kota Melbourne, galeri seni ini menyajikan sesuatu yang unik dan berbeda.

Di sini, puluhan bahkan ratusan (termasuk para alumni) senimannya merupakan penyandang disabilitas. Di Art Project, mereka tak dianggap sebagai orang dengan kekurangan, namun, diberikan wadah menyalurkan bakat dan diperlakukan dengan penuh rasa hormat dan kasih sayang.

Bersama Kedutaan Besar Australia, IDN Times dan lima jurnalis Indonesia, pada Senin (24/6) lalu berkesempatan bertandang ke Art Project Australia dan membahas berbagai macam hal menarik yang membuat karya-karya seni para penyandang disabilitas ini mampu memukau dan mencuri atensi penikmat seni kontemporer dunia.

Salah satu yang kemudian menjadi "lulusan" terbaik Art Project Australia adalah Alan Constable. Seniman kontemporer yang terkenal dengan karya keramiknya yang dibentuk menjadi berbagai jenis kamera ini sudah malang-melintang di dunia seni kontemporer sebagai salah satu seniman papan atas.

"Alan adalah anugerah terbaik bagi kami. Ketika pertama kali datang ke sini, dia langsung menunjukkan bakat terbaiknya dalam seni keramik. Alan punya ketertarikan lebih kepada kamera dan dengan keramik, ia mewujudkan hal itu. Hal itu semakin spesial karena Alan punya daya melihat dari matanya yang kurang baik, tapi, lihat dia sekarang. Salah satu seniman terbaik di bidangnya," ujar Sue Roff, direktur Art Project Australia.

Dan Art Project Australia, tak hanya tentang Alan. Dengan mata kepala kami sendiri, kami melihat karya-karya terbaik yang lahir dari daya magis tangan-tangan seniman-seniman terbaik ini.

1. Namanya Eden Menta. Salah satu emerging artist dari Art Project Australia. Ketika kami datang, Eden menyambut kami dengan Bahasa Indonesia, "Apa kabar?". Bright woman with special talent

[FOTO] Art Project Australia, Ruang bagi Seniman dengan DisabilitasIDN Times/Isidorus Rio Turangga

Baca Juga: Menjemput Seni Kontemporer Indonesia ke Canberra

2. FEM-aFFINITY adalah proyek yang melibatkan 14 seniman perempuan. Pameran seni kontemporer ini berlangsung pada 15 Juni sampai tanggal 20 Juli mendatang dan mengusung semangat bagaimana seni kontemporer mendefinisikan perempuan

[FOTO] Art Project Australia, Ruang bagi Seniman dengan DisabilitasIDN Times/Isidorus Rio Turangga

3. Puluhan buku referensi seniman-seniman terbaik dunia mulai dari Van Gogh, Monet, hingga Michelangelo dan Pablo Picasso, ada di Art Project Australia

[FOTO] Art Project Australia, Ruang bagi Seniman dengan DisabilitasIDN Times/Isidorus Rio Turangga

4. Art Project membebaskan para senimannya untuk datang kapan pun mereka mau sesuai jam kerja yang tertera. Tidak ada aturan yang mengikat di sini karena teman-teman seniman diberi ruang dan waktu seluas-luasnya untuk berkarya dan mengekspresikan diri

[FOTO] Art Project Australia, Ruang bagi Seniman dengan DisabilitasIDN Times/Isidorus Rio Turangga

5. Semua karya seni yang ada di Art Project Australia bisa dibeli baik melalui daring atau langsung bisa datang ke galeri mereka di Northcote, Melbourne, Australia. Percayalah, karya-karya ini punya value yang luar biasa

[FOTO] Art Project Australia, Ruang bagi Seniman dengan DisabilitasIDN Times/Isidorus Rio Turangga

Baca Juga: "Canberra, Ibu Kota yang Dicita-citakan Presiden Jokowi"

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya