Israel Izinkan PBB Kirim Peralatan untuk Operasi Bantuan di Gaza

Anderson mengatakan bahwa PBB akan mulai mengirimkan kendaraan lapis baja dan peralatan perlindungan ke Gaza pada Selasa (16/7/2024).

“Beberapa peralatan komunikasi juga telah disetujui,” katanya kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa diskusi mengenai permintaan PBB untuk akses internet yang stabil masih berlanjut.

PBB mengungkapkan keinginannya untuk memiliki sistem komunikasi yang tidak tergantung pada menara telepon seluler. Namun, Israel khawatir terhadap ancaman keamanan yang mungkin ditimbulkan oleh Hamas jika mereka mengakses layanan internet satelit.

Anderson mengungkapkan, PBB perlu membawa bantuan dalam jumlah dan kualitas yang tepat, namun ada beberapa faktor yang terus menghalangi mereka. Hal tersebut di antaranya pembatasan pergerakan, keselamatan pekerja bantuan, jam kerja yang tidak dapat diprediksi, tantangan komunikasi dan kekurangan bahan bakar.

“Dan kami telah melihat pelanggaran total terhadap hukum dan ketertiban, dan pada dasarnya kami telah melihat kelompok-kelompok kriminal yang menghalangi pergerakan bantuan ke Gaza untuk membantu masyarakat,” katanya.

“Sopir truk yang kami gunakan sering kali diancam atau diserang. Dapat dimengerti bahwa mereka semakin tidak bersedia untuk memindahkan bantuan dari perbatasan ke gudang kami dan kemudian ke orang-orang yang membutuhkan,” tambahnya.

Anderson mengatakan, PBB berhasil mengirimkan 25-70 truk bantuan setiap harinya ke Gaza utara, namun tidak ada akses untuk pengiriman komersial di area tersebut.

"D selatan Gaza, kami hanya bisa mengirim sekitar 100 truk pada hari baik selama seminggu terakhir karena masalah hukum dan ketertiban, namun pengiriman komersial sedikit lebih baik, tetapi mereka pada dasarnya membayar uang perlindungan kepada keluarga-keluarga di selatan dan mereka juga memiliki penjaga bersenjata," ungkapnya.

Menurut pejabat bantuan, dibutuhkan sekitar 600 truk bantuan kemanusiaan dan komersial setiap hari di Gaza untuk memenuhi kebutuhan penduduk.

"PBB sedang berbicara dengan semua pihak mengenai upaya membentuk semacam kepolisian, dan pada saat yang sama bekerja sama dengan keluarga-keluarga yang menghambat pengiriman bantuan untuk mencoba mengatasi masalah tersebut," kata Anderson.

“Ada beberapa keluarga yang mencoba mengambil keuntungan dari kesempatan ini dan itulah mengapa saya yakin jika polisi kembali bekerja maka mereka dapat mengatasi masalah ini,” tambahnya.