Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi penarikan pasukan (pexels.com/Ivan Hassib)
ilustrasi penarikan pasukan (pexels.com/Ivan Hassib)

Intinya sih...

  • Israel menewaskan dua anak Palestina di Khan Younis

  • Serangan darat, laut, dan udara kembali mengguncang Gaza

  • Serangan Israel ke Gaza sudah berlangsung selama dua tahun

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Jumlah kematian akibat serangan Israel di Gaza kini melampaui 70 ribu orang menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Pada Sabtu (29/11/2025), lembaga itu merilis pembaruan yang mencatat sedikitnya 70.100 warga Palestina wafat dan lebih dari 170.900 lainnya terluka sejak konflik pecah pada 7 Oktober 2023. Data yang dihimpun para tenaga medis yang bekerja di bawah otoritas pemerintahan Hamas ini dipandang kredibel oleh berbagai pihak internasional.

Meskipun gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat (AS) antara Israel dan Hamas sudah berlaku sejak 10 Oktober 2025, angka kematian tetap meningkat. Perkembangan itu terjadi karena ditemukannya korban di bawah puing serta adanya serangan susulan yang masih berlangsung.

Dilansir dari The Guardian, setidaknya 352 warga Palestina meninggal sejak kesepakatan itu diumumkan. Kedua kubu saling menuduh melakukan pelanggaran, sementara Israel mengatakan bahwa seluruh operasinya diarahkan pada kelompok militan yang disebut abai terhadap gencatan senjata.

1. Serangan drone Israel menewaskan dua anak di Khan Younis

ilustrasi drone perang (pexels.com/Pixabay)

Dua kakak beradik Palestina bernama Juma dan Fadi Tamer Abu Assi yang berusia 8 dan 11 tahun tewas di Gaza selatan. Serangan pesawat nirawak Israel menghantam kawasan sekitar Sekolah al-Farabi di Bani Suheila, sebelah timur Khan Younis. Saksi mata menyebut drone menjatuhkan bom ke kerumunan warga. Ledakan itu membuat kedua anak mengalami luka berat hingga meninggal di Rumah Sakit Nasser meski telah mendapat penanganan medis. Lokasi insiden berada di luar Garis Kuning yang menjadi batas penempatan kembali pasukan Israel berdasarkan gencatan senjata.

Militer Israel menyampaikan bahwa mereka menewaskan dua orang yang memasuki wilayah kendali dan bergerak mendekati pasukan dengan cara mencurigakan. Namun, pernyataan itu tidak menyebut bahwa korban adalah anak-anak. Sehari sebelumnya, seorang warga Palestina juga tertembak drone Israel di titik yang sama dan masih berada di luar Garis Kuning.

2. Serangan darat, laut, dan udara kembali mengguncang sejumlah wilayah Gaza

ilustrasi perang (pexels.com/Pixabay)

Sepanjang hari itu, militer Israel melanjutkan operasi melalui serangan darat, laut, dan udara ke berbagai titik di Jalur Gaza. Di wilayah al-Qarara di timur laut Khan Younis, tembakan artileri dan gempuran udara melukai tiga warga sipil. Aksi serupa juga terjadi di kawasan Tuffah di timur Kota Gaza, sebelum serangan beralih ke sisi timur Rafah.

Direktur Kantor Media Pemerintah Gaza, Ismail al-Thawabta, menyampaikan bahwa terdapat 535 dugaan pelanggaran Israel yang telah tercatat sejak gencatan senjata mulai berlaku.

“Situasi kemanusiaan di Gaza memburuk dengan laju yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan agresi Israel telah menghancurkan infrastruktur serta layanan esensial,” kata al-Thawabta dalam pernyataan yang dibagikan kepada media, dikutip dari Al Jazeera.

3. Serangan Israel ke Gaza sudah berjalan selama dua tahun

ilustrasi perang (pexels.com/Ivan Samkov)

Konflik kembali pecah pada Oktober 2023. Kala itu Hamas meluncurkan serangan ke wilayah selatan Israel. Serangan tersebut menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan menyebabkan 250 orang lainnya disandera. Sebagian besar sandera maupun jenazahnya telah dikembalikan melalui gencatan senjata dan berbagai kesepakatan pertukaran.

Hamas kembali meminta para mediator internasional untuk menekan Israel agar menghentikan rangkaian pelanggaran gencatan senjata di Gaza.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team