Israel Tetap Blokir Bantuan Kemanusiaan ke Gaza untuk Tekan Hamas

Jakarta, IDN Times - Israel tetap memblokir semua bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Kebijakan ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, sebagai strategi untuk menekan Hamas. Israel telah menghentikan pasokan makanan, bahan bakar, air, dan obat-obatan ke Gaza sejak 2 Maret 2025.
Militer Israel juga mengklaim telah mengubah 30 persen wilayah Gaza menjadi zona penyangga. Konflik berkepanjangan ini sudah menewaskan lebih dari 51 ribu warga Palestina, termasuk 1.600 korban sejak Israel melanjutkan serangan pada 18 Maret lalu. Lembaga kemanusiaan internasional memperingatkan situasi di Gaza semakin memburuk.
1. Israel tekan Hamas untuk bebaskan sandera
Israel memandang penghentian bantuan kemanusiaan sebagai instrumen untuk menekan Hamas. Saat ini, 58 sandera Israel masih ditahan di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023, dengan 24 orang diyakini masih hidup.
"Israel memiliki kebijakan yang jelas, tidak ada bantuan kemanusiaan yang akan masuk ke Gaza. Pemblokiran bantuan adalah salah satu tekanan utama untuk mencegah Hamas menggunakannya sebagai alat manipulasi penduduk," ujar Israel Katz, dilansir The Guardian.
Tokoh sayap kanan Israel mendukung penuh kebijakan ini. Itamar Ben-Gvir, Menteri Keamanan Nasional, bahkan menyatakan tidak ada akan ada satu gram makanan pun masuk ke Gaza selama sandera masih ditahan Hamas.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berulang kali menyebut tekanan militer sebagai satu-satunya cara efektif membebaskan para sandera. Sementara, Hamas tetap kekeuh menuntut penarikan pasukan Israel dari Gaza sebagai syarat pembebasan sandera.