Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Pakai Chatbot AI untuk Operasi Militer di Gaza  

Tentara Israel di Tepi Barat. (wikimedia/IDF Spokesperson's Unit)
Tentara Israel di Tepi Barat. (wikimedia/IDF Spokesperson's Unit)

Jakarta, IDN Times - Israel menggunakan chatbot kecerdasan buatan (AI) bernama "Genie" untuk membantu pengambilan keputusan militer di Gaza. Teknologi ini memungkinkan komandan Israel mendapatkan informasi secara cepat dari database militer hanya dengan mengajukan pertanyaan. Chatbot ini telah diterapkan di seluruh pusat komando Israel sejak sebulan lalu.

Terinspirasi dari jin dalam kisah Aladdin, Genie dikembangkan oleh unit khusus "Text Factory" di bawah divisi Matzpen militer Israel. Tim pengembangnya terdiri dari 20 tentara pilihan dengan keahlian di bidang AI dan ilmu data. Versi mobile Genie masih dalam tahap pengembangan dan versi lengkapnya diperkirakan selesai dalam 3-4 bulan mendatang.

1. Punya tampilan mirip ChatGPT

Genie memiliki tampilan sederhana seperti ChatGPT dengan kotak teks bertuliskan "Apa yang ingin kamu ketahui?". Pengguna cukup mengetik pertanyaan dan mendapat jawaban langsung dari database militer Israel. Chatbot ini menggunakan teknologi Retrieval-Augmented Generation (RAG) yang menggabungkan model AI open source dengan data khusus militer Israel.

AI ini terhubung secara langsung ke seluruh sistem operasional militer Israel dan selalu memperbarui data secara otomatis. Dilansir dari The New Arab, tentara Israel dapat menggunakannya untuk mencari informasi spesifik seperti unit mana yang pertama menyerbu Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza.

"Sebelum ada Genie, komandan yang ingin mencari informasi seperti unit mana yang pertama menyerbu Rumah Sakit Al-Shifa akan kebingungan harus mencari di sistem mana. Mereka tidak tahu harus membuka database yang mana untuk menemukan jawaban. Ini sangat tidak efisien," jelas Kapten D, dilansir Watan.

Genie dikembangkan untuk mengatasi masalah pencarian data militer yang sebelumnya tersebar di banyak sistem terpisah. Prinsip dasar pengembangan Genie adalah kesederhanaan, karena jika sistem tidak mudah digunakan, maka tidak akan efektif di lapangan.

2. Tim pengembang Genie bekerja mirip startup

Unit Text Factory merupakan pusat pengembangan software militer Israel yang beroperasi seperti startup teknologi. Mereka memiliki manajer produk, tim pengembangan, dan pengelola hubungan dengan klien. Unit ini dilaporkan baru didirikan enam bulan lalu.

Kapten D, pemimpin tim tersebut, adalah lulusan ilmu data dan AI dengan gelar MBA. Anggota timnya merupakan talenta terbaik dari program militer Israel, kebanyakan memiliki gelar master bahkan ada yang sedang mengejar doktor sambil bertugas.

"Kami beroperasi persis seperti perusahaan teknologi tinggi. Unit saya berjalan seperti startup," kata Kapten D.

Tiga pusat komando telah dipilih untuk memberikan umpan balik harian kepada tim pengembang. Menurut Ynet, persaingan untuk mendapatkan ahli AI sangat ketat karena hanya sekitar 15 spesialis top yang bergabung dengan militer Israel setiap tahun. Dari jumlah tersebut, hanya sepertiganya yang ditugaskan ke bidang komunikasi dan teknologi informasi.

3. Penggunaan AI dalam perang dinilai problematik

pemandangan reruntuhan di Gaza. (pixabay.com/hosnysalah)
pemandangan reruntuhan di Gaza. (pixabay.com/hosnysalah)

Genie hanya salah satu dari beberapa sistem AI yang digunakan Israel dalam operasi militernya. Sistem lain seperti "Habsora" (The Gospel) digunakan untuk menghasilkan daftar target. Sistem ini mampu menghasilkan 100 target baru per hari, meningkat drastis dari hanya 50 target per tahun pada operasi sebelumnya.

Penggunaan AI dalam perang menimbulkan kekhawatiran etis yang serius. Pengembang mengklaim bahwa Genie hanya membantu dan tidak menggantikan manusia. Namun, pakar menilai keterlibatan manusia dalam proses pengambilan keputusan sering hanya sebagai formalitas.

"Tantangan terbesar AI adalah akurasi. Namun teknologi RAG memungkinkan kami menetapkan batasan ketat. Genie hanya menjawab dari sumber yang disetujui, dengan jawaban didukung oleh referensi. Ini tidak menggantikan penilaian manusia, hanya membuatnya lebih efisien," ungkap Kapten D. 

Penggunaan AI ini dinilai sangat sensitif dan problematik, mengingat keputusan yang diambil berkaitan erat dengan nyawa manusia. Israel sendiri telah berulang kali dikecam karena besarnya korban jiwa sipil di Gaza. Hingga kini, diperkirakan lebih dari 51 ribu warga Palestina telah tewas di Gaza akibat serangan Israel sejak 2023. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us