Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Demo menentang kudeta junta militer di Myamar yang digelar pada 14 Februari 2021. (Wikimedia Commons/MgHla (aka) Htin Linn Aye)

Jakarta, IDN Times - Pertemuan dan forum pertahanan ASEAN, seperti ADMM-Plus kembali disorot. Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Situasi HAM di Myanmar, Tom Andrews, prihatin terkait kehadiran junta militer Myanmar di forum-forum tersebut.

“Saya sangat prihatin dengan partisipasi Myanmar yang terus berlanjut dalam pertemuan formal pertahanan ASEAN. Misalnya, ASEAN menunjuk Jenderal Tun Aung, Panglima Tertinggi AU Myanmar, sebagai Ketua Konferensi Kepala Staf AU ASEAN tahun 2023,” kata Andrews, kepada awak media di kantor PBB, Jakarta, Rabu (21/6/2023).

Tun Aung disebut sebagai sosok yang bertanggung jawab atas serangan ke desa-desa di Myanmar dengan pesawat dan helikopter tempur. Tun Aung sudah dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat (AS), Inggris, Kanada dan Uni Eropa.

“Dan bulan lalu, Moe Aung, Panglima AL junta, ditunjuk untuk memimpin pertemuan Kepala AL ASEAN dan Indonesia berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan ini,” ucap dia.

1. Junta tidak boleh diundang di pertemuan mana pun

Pelapor Khusus PBB untuk Situasi HAM di Myanmar, Tom Andrews. (IDN Times/Sonya Michaella)

Andrews menambahkan ASEAN beralasan pertemuan ini hanya bersifat teknis dan tidak melanggar larangan atas keterlibatan Myanmar di level politik untuk berpartisipasi di pertemuan-pertemuan tersebut.

“Hal ini tidak dapat diterima. Junta tidak boleh diundang untuk menghadiri pertemuan ASEAN mana pun. Setidaknya, ASEAN tidak boleh mengizinkan personel militer Myanmar untuk berpartisipasi dalam pertemuan pertahanan juga,” tutur dia.

“Indonesia harus menunjukkan kepemimpinan, bersama negara-negara ASEAN lainnya, dan tidak hadir jika ada kehadiran junta militer,” tegas Andrews.

2. Hadirnya junta bisa merusak kredibilitas ASEAN

Editorial Team

Tonton lebih seru di