Di tengah krisis kepemimpinan ini, Trudeau diperkirakan akan tetap menjabat hingga pelaksanaan KTT G7 di Kananaskis, Alberta, pada Juni 2025 mendatang. Namun, ketidakpastian terkait kepemimpinannya bisa memperpanjang gejolak politik di internal Partai Liberal.
Hingga saat ini, lebih dari separuh anggota parlemen Liberal, atau sekitar 100 orang, telah mendesak Trudeau untuk segera mundur. Berdasarkan survei terbaru dari Angus Reid Institute (ARI), popularitas Partai Liberal diperkirakan bisa pulih hingga lebih dari 20 persen jika Chrystia Freeland memimpin.
Dilansir Hindustan Times, beberapa kandidat lain seperti Melanie Joly, François-Philippe Champagne, dan Mark Carney dinilai kurang mampu membawa perubahan signifikan dalam dukungan publik. Sementara itu, oposisi dari Partai Konservatif kemungkinan akan mengajukan mosi tidak percaya ketika Parlemen kembali bersidang pada 27 Januari 2025.
Dengan pemilu yang dijadwalkan berlangsung pada Oktober 2025, keputusan Trudeau dalam beberapa hari mendatang akan menjadi momen krusial bagi masa depan politik Kanada. Langkahnya untuk mundur bisa menjadi awal bagi Partai Liberal untuk mencoba memulihkan posisinya di panggung politik nasional.