Kapal Induk HMS Queen Elizabeth Kembali ke Portsmouth

Jakarta, IDN Times - Kapal induk Angkatan Laut Inggris, HMS Queen Elizabeth kembali pulang ke Portsmouth pada hari Kamis (9/12/2021), setelah penempatan operasional perdananya selama 7 bulan dan memimpin Carrier Strike Group 21 (CSG21) di kawasan Indo-Pasifik, yang dikerahkan pada bulan Mei lalu sebagai keterlibatan Inggris di kawasan tersebut di tengah kebangkitan maritim China.
Namun, kepulangan kapal induk dari misi tersebut tidak dibarengi dengan jet tempur F-35-nya yang bernilai 100 juta poundsterling atau sekitar Rp1,9 triliun karena pada bulan November, jet tersebut tenggelam di Mediterania setelah jatuh dari tepi dek penerbangan HMS Queen Elizabeth, dikutip dari BBC.
Dilaporkan bahwa pilot yang terlontar dari jet tersebut ditemukan selamat, namun jet tempur canggih itu mengeram di dasar laut dan baru ditemukan.
1. Sebanyak 3.700 personel yang terlibat dalam misi tersebut

Kedatangan kapal induk HMS Queen Elizabeth disambut kembali setelah berlayar sejauh 49.000 mil laut ke kawasan Indo-Pasifik selama 28 minggu yang melintasi timur jauh Jepang dan Guam, lalu kembali melalui Atlantik, Mediterania, Terusan Suez, Samudera Hindia, dan ke Pasifik.
Dilansir dari laman resmi pemerintah Inggris, Sebanyak 3.700 personel yang terlibat dalam misi CSG kali ini dari sembilan kapal pendukung, satu kapal selam, lima skuadron udara, dan mengunjungi lebih dari 40 negara, memperkuat kemitraan dengan sekutu termasuk diantaranya Australia, Kanada, Selandia Baru, Prancis, Yunani, Israel, India, Italia, Jepang, Oman, dan Korea Selatan.
Kapal-kapal yang dikerahkan dengan CSG untuk mendukung kapal induk HMS Queen Elizabeth pun telah kembali, yakni kapal perusak tipe 45 HMS Defender dan HMS Diamond kembali ke Portsmouth, dan fregat tipe 23 HMS Richmond kembali ke Plymouth.
Dalam perjalanannya salah satu kapal Inggris pada bulan Juni terlibat dalam perselisihan dengan Angkatan Laut Rusia setelah berlayar dekat dengan Krimea, selain itu sejumlah kapal di armada yang termasuk pengangkut harus menghadapi wabah COVID-19, walaupun semua awaknya telah menerima 2 kali vaksin.
2. Inggris bersama AS dan Belanda menjalankan misi di kawasan Indo-Pasifik

Inggris bersama dengan sekutunya, Amerika Serikat (AS) dan Belanda menjalankan misi dalam CSG21, di mana kapal HMS Queen Elizabeth dikawal fregat Belanda Evertsen dan kapal perusak Angkatan Laut AS USS Sullivans yang berlayar berdampingan dengan tujuh kapal Inggris lainnya, dikutip dari laman resmi Royal Navy Inggris.
Selain itu, Jet Korps Marinir AS juga dikerahkan bersama Skuadron 617 RAF di atas kapal induk Inggris tersebut, di mana menyatukan kontingen jet siluman generasi kelima terbesar yang pernah terlihat di laut.
Misi yang dilakukan Inggris bersama dengan AS dan Belanda, tidak hanya sekedar upaya militer, juga menyatukan unsur-unsur pertahanan, diplomasi dan kemakmuran untuk 'Global Britain'.
3. Kedatangan para marinir angkatan laut di Portsmouth disambut suka cita oleh keluarga dan kerabat

Kepulangan personel angkatan laut tersebut bertepatan dengan perayaan Natal yang disambut oleh keluarga dan teman. Nantinya, mereka transit di rumah guna menjalani tes PCR dan karantina hingga mereka menerima hasilnya.
"Hari ini kami memberikan penghormatan kepada 3.700 personel di Carrier Strike Group yang telah menjadi duta global kami dalam penyebaran bersejarah dan terobosan ini," ungkap Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace dalam sebuah pernyataan.
"Personel dan keluarga mereka telah membuat pengorbanan yang cukup besar untuk membuat misi ini sukses. Kami berterima kasih kepada mereka atas semua upaya mereka dalam memperkuat hubungan kami dengan sekutu dan mitra kami di seluruh dunia," Wallace menambahkan.