Biden: Penarikan Penuh Prajurit AS dari Afghanistan 'Sulit'

Apa jalan yang akan dipilih AS? 

Washington D. C., IDN Times - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, pada hari Rabu (17/03), menyatakan bahwa tenggat waktu penarik penuh seluruh Prajurit AS dari Afghanistan yang akan jatuh di tanggal 1 Mei 2021 akan "sulit" untuk dipenuhi.

Pernyataan itu disampaikan Presiden Biden setelah administrasinya mendapat tekanan besar dari pihak internal maupun eksternal mengenai komitmen Washington terhadap kesepakatan mereka bersama Taliban yang disepakayi bulan Februari 2020 lalu ketika Presiden Trump masih memimpin Gedung Putih, seperti yang dilansir dari Reuters.

1. Beberapa Politisi AS khawatir jika penarikan prajurit akan berimbas negatif untuk Afghanistan

Biden: Penarikan Penuh Prajurit AS dari Afghanistan 'Sulit'Pasukan Amerika Serikat di Afghanistan. twitter.com/RussianEmbassy

Meskipun terikat perjanjian khusus dengan Taliban, beberapa ahli pemerintahan maupun militer sangat khawatir apabila Prajurit AS terlalu cepat dipulangkan. Dikutip dari Reuters, Politisi AS dan analisis militer mengkhawatirkan keputusan Washington yang terlalu cepat sebelum ada kesepakatan damai antara Kabul dan Taliban, dapat menyeret Afghanistan ke dalam perang saudara baru dan situasi yang lebih kacau. 

Tidak hanya itu, mereka juga mengingatkan Administrasi Biden bahwa belum dapat dipastikan apakah Taliban memang sepenuhnya sudah lepas dari pengaruh kelompok teroris Al Qaeda. Dalam perjanjiannya dengan Taliban, Pemerintah AS membutuhkan komitmen Taliban agar tidak menjadikan Wilayah Afghanistan sebagai tempat perlindungan anggota-anggota teroris global, secara khusus Al Qaeda, ketika AS sudah pergi.

2. Hasil negosiasi AS-Taliban di bawah Trump tidak solid

Biden: Penarikan Penuh Prajurit AS dari Afghanistan 'Sulit'Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, dan Presiden AS, Donald Trump, bertemu di Markas Udara Bagram, Afghanistan, pada 29 Noveber 2019. twitter.com/ashrafghani

Kesepakatan yang berhasil disepakati antara Pemerintah AS dan Taliban pada bulan Februari 2020, sempat menghebohkan dunia karena dipercaya sebagai titik terang selesainya keterlibatan AS di Afghanistan. Namun menurut Presiden AS, Joe Biden, hasil negosiasi yang membuahkan perjanjian antara AS dan Taliban tersebut sangat lah tidak solid dan hanya membawa Amerika Serikat ke posisi yang tidak menguntungkan, dilansir dari USA Today.

Dikarenakan tenggat waktu yang dianggapnya kurang cocok dan kondisi Afghanistan yang terus diguncang konflik antara Pasukan Pemerintah Afghanistan dan Taliban, membuat Presiden Biden masih mempertimbangkan keputusan akhirnya. Taliban sendiri menegaskan bahwa pejuang-pejuangnya akan melanjutkan serangan militer terhadap Pasukan AS maupun Pasukan Koalisi Internasional di seluruh Afghanistan jika Washington melewati batas waktu yang telah disepakati. 

Baca Juga: Afghanistan Siap Hadiri Dialog Damai di Rusia dan Turki

3. Dialog damai tetap dilanjutkan

Biden: Penarikan Penuh Prajurit AS dari Afghanistan 'Sulit'Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, bersama perwakilan Taliban dan Pemerintah Afghanistan di Rusia pada tahun 2019. twitter.com/ZaidZamanHamid

Ketika Amerika Serikat yang terus diselimuti dilema mengenai masa depannya di Afghanistan, proses baru negosiasi damai antara Pemerintah Afghanistan dan Taliban akan segera di mulai. Dilaporkan Reuters, proses dialog damai yang akan berlangsung di Kota Moskow, Rusia, pada hari Kamis (18/03), akan tetap dilanjutkan sesuai jadwal dimana delegasi dari Kabul dan Taliban dipastikan datang.

Pemerintah Rusia juga mengundang perwakilan-perwakilan dari negara yang dianggap memiliki pengaruh terhadap konflik di Afghanistan, seperti AS, Pakistan, dan Tiongkok. Negosiasi di Rusia diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan penting di tengah kebuntuan dialog damai di Kota Doha yang telah dimulai sejak bulan September 2020.

Baca Juga: 3 Pekerja Media Wanita Afghanistan Dibunuh Milisi

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya