5 Fakta 'Payung' Tank Tempur Rusia dalam Operasi Militer di Ukraina

Inovasi murah yang bikin khawatir

Invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari 2022 kemarin meninggalkan beberapa pertanyaan terkait alutsista yang digunakan oleh masing-masing negara. Salah satu yang menjadi perhatian banyak orang tentunya adalah tank. Penggunaan tank sebagai kendaraan tempur sering dikaitkan dengan primadona Rusia karena negara ini dikenal akan lautan monster lapis baja.

Dari sekian banyak varian tank yang digunakan Rusia dalam operasi militernya di Ukraina, terdapat sebuah inovasi menarik. Modifikasi ini terlihat ketika tank tempur T-72 dan T-80 Rusia menggunakan sebuah pelindung tambahan berupa sangkar besi yang diletakkan di atas kubah tank sehingga secara sekilas menyerupai payung. 

Kira-kira alasan dan kegunaan sangkar besi yang dipasang militer Rusia ini apa, ya? Untuk mengetahuinya lebih lanjut silahkan simak penjelasan di bawah.

1. Sebagai antisipasi senjata anti-tank Javelin

5 Fakta 'Payung' Tank Tempur Rusia dalam Operasi Militer di UkrainaIlustrasi FGM-148 Javelin dalam sebuah latihan militer (twitter.com/CJTFOIR)

Meskipun memegang predikat sebagai negara dengan jumlah tank terbanyak di dunia, namun hal ini menandakan kecenderungan militer Rusia untuk mengandalkan armada tanknya. Kondisi ini benar-benar dipahami Negara Barat sebagaimana mereka sudah lama memprediksi strategi tersebut karena Rusia mewarisi doktrin tempur Uni Soviet.

Ancaman ini kemudian membuat Negara Barat, secara khusus Amerika Serikat (AS), untuk mengembangkan senjata anti-tank yang dikenal sangat efektif, yakni FGM-148 Javelin. Mulai bertugas sejak 1996, anti-tank ini berhasil meluluhlantakkan tank-tank T-72 Irak selama Operasi Iraqi Freedom berlangsung. Keunggulan ini terletak pada misil Javelin yang memiliki manuver khusus, yaitu setelah diluncurkan misil akan meluncur lalu turun menyasar pelindung atas tank yang diketahui lemah secara umum. 

Oleh sebab itulah, AS terus menyokong Ukraina dengan Javelin jauh-jauh hari sebelum tank Rusia mulai memasuki teritorial Ukraina. 

Melansir Sofrep, sokongan Javelin dan efektivitas anti-tank tersebut yang membanjiri Ukraina membuat militer Rusia cukup was-was. Tahu lapisan pelindung di mayoritas tank tempur utama mereka tidak dapat menangkis misil Javelin maka Kremlin berusaha berinovasi dengan memasang 'payung' yang diharapkan dapat menghindari one hit kill. Payung atau sangkar besi diharapkan bisa membuat pasukan Ukraina kewalahan dan demoralisasi karena mau tidak mau amunisi Javelin yang mereka miliki akan cepat habis. 

2. Belajar dari tank-tank Armenia yang dirontokkan Bayraktar Azerbaijan

Terdapat alasan lain mengapa Rusia memasang sangkar besi di beberapa tank T-72nya. Keputusan Ukraina membeli pesawat nirawak tempur Bayraktar TB-2 buatan Turki memberi Rusia sebuah flashback bagaimana drone tersebut menghancurkan puluhan tank T-72 sekutunya di Perang Nagorno-Karabakh Kedua. 

Dikutip dari Vice, Perang Nagorno-Karbakh Kedua yang terjadi 2020 lalu menujukkan bahwa tank T-72 Armenia yang dibeli dari Rusia gagal memberikan perlindungan yang cukup terhadap bom yang dijatuhkan Bayraktar Azerbaijan. Masalah ini mempersulit pergerakan tank Armenia ketika mempertahankan Wilayah Nagorno-Karabakh sehingga Yerevan harus merasakan kekalahan militer terburuknya atas Azerbaijan. 

Belajar dari pengalaman Armenia, Rusia berusaha mengantisipasi masalah yang sama terhadap armada tank tempurnya di Ukraina. Moskow tidak ingin tank-tanknya harus hancur konyol akibat Bayraktar Ukraina yang terus mengintai di langit. 

Baca Juga: Kecewa Perang Ukraina, Ajudan Putin Tinggalkan Rusia

3. Terbukti efektif di Suriah dan Libya

5 Fakta 'Payung' Tank Tempur Rusia dalam Operasi Militer di UkrainaT-72 Suriah yang menggunakan perlindungan sangkar besi secara menyeluruh (twitter.com/2Rook14)

Siapa bilang perlindungan tambahan sangkar besi tidak efektif? Tank-tank asal Rusia/Soviet yang digunakan di Suriah dan Libya oleh pasukan pemerintah maupun pemberontak sudah membuktikannya. Sengitnya perang saudara di negara-negara itu menunjukkan kepada dunia betapa pentingnya sangkar besi dalam meningkatkan kemampuan pertahanan tank dari ancaman senjata anti-tank. 

Rusia tentunya mengetahui ketika tank-tank T-72 Suriah yang terlibat aktif dalam pertempuran perkotaan sering menggunakan perlindungan sangkar besi, seperti yang dilansir dari The Drive. Sangkar besi dinilai sukses menghentikan penetrasi anti-tank amunisi Heat Explosive (HE) karena menghalau tabrakan langsung antara hulu ledak anti-tank dan pelindung utama tank. 

Namun perlu diperhatikan bahwa sebagian besar anti-tank yang dihadapi tank di Suriah dan Libya merupakan senjata buatan Rusia/Soviet bukan Barat. Perbedaan ini tentunya memiliki efek yang jauh berbeda dengan pengalaman Rusia di Ukraina sebab Kiev sudah mendapatkan ratusan persenjataan anti-tank buatan Barat dan domestik. 

4. Bukan sistem perlindungan standar kesatuan tank Rusia

Modifikasi sangkar besi sebenarnya bukanlah standar utama yang digunakan dalam kesatuan tank Rusia. Melansir Forbes, penambahan perlindungan tank atau armor add-on sudah lama ditekuni Rusia dengan menambahkan perlindungan Explosive Reactive Armor (ERA). Sejak Perang Dingin, Soviet yang kemudian dilanjutkan Rusia terus mengembangkan perlindungan ERA untuk tanknya.

Tetapi, situasi ini bukan berarti Rusia enggan menggunakan perlindungan berlapis dengan mengimplementasikan sangkar besi. Dalam beberapa pertunjukan pameran pertahanan dan latihan militer, tank Rusia kadang terlihat mengaplikasikan sangkar besi guna melindungi perlindung samping tank dan mesin di belakang. Sedangkan penggunaan sangkar besi di atas kubah tank baru umum terlihat beberapa bulan sebelum Rusia menginvasi Ukraina.

5. Hancur lebur di Ukraina

5 Fakta 'Payung' Tank Tempur Rusia dalam Operasi Militer di UkrainaT-72 Rusia hancur berkeping-keping setelah diterjang Javelin di Ukraina (twitter.com/eskelinen_antti)

Hanya dengan menambahkan kerangka-kerangka besi yang disatukan agar terlihat seperti sangkar kemudian dilekatkan pada tank terdengar seperti modifikasi yang patut diragukan. Ternyata sangkar besi yang sangat dipercaya Rusia tersebut gagal melindungi tank-tanknya di Ukraina.

Situasi ini ditunjukkan dengan munculnya bangkai-bangkai tank Rusia yang menggunakan sangkar besi hancur total oleh senjata anti-tank yang ditembakkan Ukraina, dilansir dari The Economist. Javelin diakui Ukraina berhasil menembus sangkar besi dan menyebabkan one hit kill pada beberapa tank Rusia. 

Walaupun begitu, Kementerian Pertahanan Federasi Rusia menegaskan bahwa tidak semua tank "bersangkar" mereka rontok diterjang Javelin. Salah satunya seperti yang mereka sampaikan pada 2 Maret 2022 ketika satu tank T-72nya berhasil selamat dari gempuran misil Javelin. Tank dilaporkan masih bisa beroperasi pasca serangan dan sukses menghancurkan dua tank Ukraina. 

Setelah membaca ulasan di atas menurut kalian Rusia sebaiknya tetap menggunakan payung buat pengamanan ekstra atau tetap mengandalkan lapisan tank yang dilindungi ERA aja? Tulis di komen di bawah, ya!

Baca Juga: Putin: Negara yang Bukan Sahabat Rusia Harus Bayar Gas Pakai Rubel

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya