Kasus Jacob Blake Berujung Penembakan Wisconsin dan Pemboikotan NBA 

Kekerasan polisi terus terjadi di AS

Wisconsin, IDN Times - Penembakan Jacob Blake yang terjadi di hari Minggu (23/08) kemarin, berhasil membuat Amerika Serikat kembali jatuh ke dalam lubang aksi kekerasan polisi yang terus terjadi. Blake yang ditembak sebanyak tujuh kali di Kota Kenosha oleh seorang polisi dari Kepolisian Wisconsin, menunjukkan bahwa hanya sedikit orang yang dapat belajar dari  masa lalu.

Insiden yang terjadi di Wisconsin memaksa Masyarakat Wisconsin anti kekerasan polisi dan rasisme turun ke jalan untuk memprotes kebijakan kepolisian mereka. Kekerasan Polisi AS yang dilakukan terus-menerus kepada Orang Kulit Hitam, hal ini menyebabkan terjadinya Penembakan Wisconsin yang diakibatkan oleh milisi remaja berkulit putih dan Klub Milwaukee Bucks yang memboikot Liga NBA sebagai bentuk protes keras, dilansir dari CNN

1. FBI siapkan penyelidikan Hak Sipil atas kasus Jacob Blake

Kasus Jacob Blake Berujung Penembakan Wisconsin dan Pemboikotan NBA Rusten Sheskey, seorang polisi yang dipercayai sebagai penembak Jacob Blake di Kota Kenosha, Wisconsin, pada 23 Agustus 2020. twitter.com/shaunking

Sedikitnya informasi yang diberikan pihak Kepolisian Wisconsin mengenai kejadian yang telah melukai Jacob Blake, membuat Pemerintah Federal AS turun tangan. Dikutip dari CNN, Pemerintah Federal AS memerintahkan FBI guna melakukan penyelidikan pelanggaran Hak Sipil yang telah dilakukan terhadap Jacob Blake oleh petugas dari Kepolisian Wisconsin. 

Dalam melaksanakan penyelidikan, FBI akan dibantu Departemen Kehakiman Wisconsin yang sedang melakukan investigasinya sendiri. Keterlibatan Badan Federal AS dalam kasus penembakan oleh polisi lokal merupakan upaya yang sedang dilayangkan Pemerintah AS sehingga hasil penyelidikan tidak bias memihak kepolisian setempat. Setidaknya hasil penyelidikan awal sudah memberikan nama polisi, Rusten Sheskey, sebagai tersangka utama dimana dirinya dipercayai telah menembak Jacob Blake sebanyak tujuh kali, dilansir BBC

2. Penembakan Wisconsin dan NBA diboikot

Kasus Jacob Blake Berujung Penembakan Wisconsin dan Pemboikotan NBA Jacob Blake. twitter.com/GovMurphy

Tidak ada yang menyadari jika aksi kekerasan polisi di Wisconsin dapat menyebabkan kasus penembakan lainnya di wilayah yang sama dan pemboikotan Liga NBA oleh Klub NBA. Diawali aksi protes yang dilemparkan ke arah polisi oleh kelompok anti kekerasan polisi dan rasisme di Wisconsin, membuat beberapa remaja dan pria bersenjata dari kelompok sayap kanan atau Konservatif yang mendukung Kepolisian AS saling berhadapan.

Sayangnya, pada hari Rabu (26/08) terjadi penembakan oleh seorang remaja kulit putih berumur 17 tahun dari kelompok sayap kanan yang menewaskan dua orang demonstran, seperti yang dikabarkan WashingtonPost. Remaja tersebut sudah ditangkap pihak berwajib dan didakwa dengan aksi pembunuhan. 

Dilansir dari CNN, selain aksi penembakan, kabar mengejutkan juga disampaikan oleh Klub Milwaukee Bucks asal Kota Milwaukee, Wisconsin, yang memboikot pertandingan Liga NBA melawan Klub Orlando Magic sebagai aksi protes Penembakan Jacob Blake. Dalam sebuah video, Pemain Milwaukee Bucks meminta keadilan untuk Jacob Blake dan dihentikannya kekerasan polisi terhadap Orang Kulit Hitam di seluruh Wilayah Amerika Serikat. Pihak NBA pun akhirnya terpaksa menghentikan pertandingannya untuk sementara yang diikuti oleh WNBA, Major League Soccer, dan Major League Baseball, guna menghormati keputusan Klub Milwauke Bucks. 

3. Gerakan BLM masih berlanjut

Kasus Jacob Blake Berujung Penembakan Wisconsin dan Pemboikotan NBA Tulisan Black Lives Matter terpampang jelas di sebuah papan iklan digital. twitter.com/therealsix5

Kematian Geroge Floyd karena kekerasan polisi menghidupi kembali gerakan Black Lives Matter (BLM) yang terus menyebar ke seluruh Wilayah Amerika Serikat. Walaupun AS masih dikepung COVID-19, virus itu tidak membuat masyarakat anti kekerasan polisi dan rasisme berhenti berdemonstrasi agar dapat menghentikan ketidakadilan di Amerika Serikat.

Gerakan BLM tambah terdengar kencang setelah Jacob Blake, Orang Kulit Hitam berumur 29 tahun, ditembak tujuh kali oleh seorang polisi di Wisconsin. Walaupun Blake diketahui memiliki pisau terletak di mobilnya yang sudah ia akui di depan polisi terkait, dirinya tetap ditembak. Jacob Blake selamat dari maut, namun dibutuhkan sebuah keajaiban agar bisa berjalan kembali. Dengan kekerasan polisi yang terus berlanjut, aksi protes gerakan BLM pun semakin besar dan dipercayai dapat membawa kedamaian apabila berhasil. Tetapi untuk sekarang, mereka harus siap menghadapi penolakan dari orang-orang dari kelompok sayap kanan dan anti perubahan. 

Baca Juga: Jacob Blake Akui Simpan Pisau di Mobil saat Ditembak Polisi 

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya