Jelang Pemilu, Rusia Kasih Hadiah iPhone X Untuk Menarik Simpati Pemilih

Biar Vladimir Putin bisa menjabat sebagai Presiden Rusia lagi, gitu?

Moskow, IDN Times - Mendekati pemilu presiden Rusia pada hari Minggu (18/3/2018) depan, beberapa kota sudah melakukan berbagai cara untuk menarik simpati para pemilih dengan mengadakan lomba dan pemberian hadiah ekslusif.

Hampir seluruh Kota di Rusia ikut serta dalam penerapan cara unik ini. Terutama kota yang mayoritas pendukung Vladimir Putin. Walau banyak yang meragukan Putin dapat kalah di pemilu kali ini, Kremlin tidak mau ambil risiko dan mulai melaksanakan kampanye publik untuk menjamin legitimasi Vladimir Vladimirovich Putin, seperti yang dilansir dari The Guardian.

1. Lomba selfie hingga hadiah iPhone X menjadi daya tarik utama untuk para pemilih

Jelang Pemilu, Rusia Kasih Hadiah iPhone X Untuk Menarik Simpati PemilihYle

Kota-kota besar di Rusia sejak beberapa minggu yang lalu sudah mulai melancarkan kampanye 'ayo memilih'. Pemerintah Rusia meminta kepada setiap kota untuk menggunakan cara-cara unik. Sehingga dapat menarik minat para warga negara untuk menjadi pemilih dalam pemilu presiden nanti.

Sebagai contoh, sebuah kota di Siberia, Krasnoyarsk, para aktivis politik mulai berkeliling kota mennggunakan mobil sambil menyiarkan ajakan untuk ikut memilih.

Kota Krasnodar yang berada di daerah paling selatan Rusia, mengadakan lomba keterlibatan aktif para warga kota dalam pemilu dengan hadiah iPhone X. Sedangkan di Kota Berdsk, terdapat lomba selfie, di mana wajah pemenangnya akan dipasang di papan reklame.

Semua ini tentunya dilakukan untuk menarik minat warga negara Rusia agar ikut memilih bukannya menjadi golput (Netral). Sehingga akan terlihat dengan jelas persaingan sebenarnya di antara setiap calon presiden.

2. Keraguan Kremlin untuk kemenangan Vladimir Putin di Pemilu Presiden Rusia 2018

Jelang Pemilu, Rusia Kasih Hadiah iPhone X Untuk Menarik Simpati PemilihNewsWeek

Banyak lembaga survei terpercaya di Rusia menyatakan, bahwa Vladimir Putin akan menjadi pemenang dalam pemilu nanti. Menurut ketua lembaga survei VCIOM, Valery Fyodorov, Putin selalu mendapatkan mayoritas suara yang cukup signifikan dari pada lawan politiknya di berbagai pemilu presiden yang ia ikuti.

Pada pemilu presiden 2012, Putin berhasil memperoleh 63.6% dari total suara yang otomatis membawa dirinya keluar sebagai juara. Walaupun begitu, Kremlin masih belum begitu yakin bahwa legitimasi Vladimir Putin di mata rakyat Rusia, terutama generasi mudanya sudah kuat. Alhasil kemungkinan kalah masih dapat terjadi, meski peluangnya kecil.

Melihat perkembangan popularitas Putin selama menjadi Presiden Rusia di periode ketiga, tingkat popularitasnya selalu berada di atas 75%. Terutama saat Krimea bergabung dengan Rusia, angka tersebut naik jauh hingga lebih dari 80%.

Memang jika kita melihatnya tanpa kasat mata, mayoritas warga Rusia memang sangat mendukung Vladimir Putin. Akan tetapi banyak juga dari mereka yang menolak kedudukannya sebagai Presiden Federasi Rusia.

Maka dari itu, Kremlin dan aliansi Partai "All Russia People's Front" melalui jaringannya yang kuat, akan menggunakan cara khusus dalam kampanye mereka untuk menjamin kemenangan Putin di pemilu kali ini melawan 7 kandidat lainnya.

3. Vladimir Putin yang masa jabatannya sama seperti Joseph Stalin apabila ia memenangkan pemilu presiden 2018

Jelang Pemilu, Rusia Kasih Hadiah iPhone X Untuk Menarik Simpati PemilihNewsWeek

Apabila Vladimir Putin berhasil menjadi Presiden untuk masa jabatan 2 periode (Total 4 jika dijumlahkan dari semuanya), maka dirinya akan menjadi orang pertama di Kremlin sejak Stalin yang berhasil menjadi pemimpin Uni Soviet/Rusia selama kurang lebih 2 dekade.

Kepemimpinan Putin yang sudah dimulai jauh dari pemilu presiden tahun 2000 hingga tahun 2018, menjadi tokoh yang paling berpengaruh di Rusia dan dunia, dilansir dari Dw.com. Vladmir Putin pernah tidak menjabat sebagai Presiden Federasi Rusia pada tahun 2008, ketika dirinya saat itu tidak termasuk dalam kandidat pemilu presiden.

Tetapi ia kemudian diangkat menjadi Perdana Menteri Rusia oleh Presiden Rusia yang baru yaitu Dmitry Medvedev.

Sejak tahun 1996 hingga tahun 2008, jabatan Presiden di Rusia hanyalah 4 tahun sekali dalam satu periode. Tetapi di bawah administrasi Medvedev (2008) mereka mengubahnya menjadi 6 tahun, dan dengan batasan 2 periode.

Peraturan ini nantinya mulai berlaku dalam pemilu presiden Rusia tahun 2012. Akibat hal inilah mengapa pemilu di Rusia sekarang dilaksanakan pada tahun 2018, bukannya 2016. Jikalau Vladimir Vladimirovich Putin menang pemilu Presiden 2018, maka di tahun 2024 ia tidak dapat mengikuti pemilu presiden lagi.

Menurut data statistik popularitas partai di Rusia, Partai Komunis Federasi Rusia akan menggantikan eksistensi Putin maupun partai politik lainnya.

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indra Zakaria

Berita Terkini Lainnya