Rusia Tolak AS Aktifkan Rudal Jarak Menengah di Jepang

Jangan main-main dengan Beruang Merah

Moskow, IDN Times - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, pada hari Jumat (12/03), menyatakan bahwa Pemerintah Rusia menolak rencana pengaktifan rudal jarak menengah dan pendek milik Amerika Serikat di Jepang yang sebelumnya dilarang oleh Traktat Intermediate-Range Nuclear Forces (INF).

Pernyataan tersebut disampaikan Moskow setelah sebuah laporan media di Jepang menyebutkan jika Tokyo dan Washington sedang mempertimbangkan pembangunan pangkalan rudal jarak menengah dan pendek di Kepulauan Jepang, seperti yang dilansir dari TASS.  

1. Rusia dipastikan akan membalas

Rusia Tolak AS Aktifkan Rudal Jarak Menengah di JepangJuru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharovka. twitter.com/RussianEmbassy

Tanpa basa-basi Rusia langsung mengingatkan Amerika Serikat dan negara lain untuk tidak mencoba untuk memprovokasi. Dikutip dari TASS, Moskow memastikan apabila AS benar-benar mengaktifkan rudal jarak menengah dan pendek di Jepang maka ancaman rudal tersebut akan langsung di balas oleh Rusia. 

Menurut Maria Zakharovka, sampai saat ini Pemerintah Rusia secara sepihak masih menghargai keputusan AS untuk tidak mempersenjatai Jepang dengan berbagai jenis rudal strategis jarak menengah maupun pendek berkemampuan nuklir maupun konvensional. Rusia mendesak setiap negara yang terlibat dalam hal ini untuk mencari jalan yang terbaik dan diplomatis jika ingin mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. 

2. Traktat INF larang pengaktifkan rudal jarak menengah dan pendek

Baca Juga: Menkes Slovakia Mundur Terkait Pembelian Vaksin Rusia

Keluarnya Amerika Serikat dari Traktat INF pada bulan Agustus 2019 lalu, menyebabkan satu-satunya perjanjian yang menghalangi pengaktifan rudal jarak menengah dan pendek terpaksa luput total. Traktat INF sendiri sebelumnya merupakan perjanjian yang melarang AS dan Rusia untuk mengaktifkan rudal strategis bersenjata nuklir maupun konvesional dengan kemampuan jarak 500 km (pendek) serta 5.500 km (menengah), dilansir dari PressTV.

Mengetahui AS yang sudah keluar, Moskow masih menangguhkan rencana mereka untuk mengaktifkan kembali rudal-rudal yang dilarang Traktat INF di daerah tertentu. Hal ini disebabkan Washington yang belum secara "aktif" mengancam kedaulatan dan keamanan Federasi Rusia dengan rudal jarak menengah dan pendeknya yang sempat hampir membawa kedua negara menuju perang nuklir, seperti yang tercatat dalam Krisis Rudal Kuba pada tahun 1962. 

3. AS berencana persenjatai rantai pulau pertama

Rusia Tolak AS Aktifkan Rudal Jarak Menengah di JepangRantai Pulau Pertama dan Rantai Pulau Kedua yang menjadi pertimbangan serius Amerika Serikat. twitter.com/nodutdol

Perselisihan antara Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok ternyata membuat anggaran pertahanan Washington lebih aktif dari biasanya. Dilaporkan PressTV, United States Pacific Command (USPACOM) atau Pusat Komando Pasifik AS, menjelaskan bahwa Militer AS membutuhkan dana sekitar 3.5 miliar dollar AS atau setara dengan 46 triliun rupiah untuk enam tahun ke depan demi mempersenjatai rantai pulau pertama dengan persenjataan basis darat yang mutakhir. 

Rantai pulau pertama merupakan sebutan dari kepulauan yang membentang dari Jepang, Taiwan, Filipina, dan Kalimantan, dimana pulau-pulau tersebut akan membatasi ruang gerak Tiongkok menuju laut bebas. Meskipun rencana rantai pulau pertama memang ditujukan untuk mengepung Tiongkok, tetapi pergerakan agresif seperti pengaktifan rudal strategis jarak menengah maupun pendek oleh AS di Asia-Pasifik dapat dipastikan akan menyeret Rusia untuk terlibat lebih jauh menghadapi ancaman AS. 

Baca Juga: Tiongkok dan Rusia Umumkan Rencana Bangun Stasiun Luar Angkasa

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya