Turki Dukung Tripoli, Mesir Setujui Pengerahan Pasukan ke Libya

Apa yang akan terjadi dengan Libya?

Kairo, IDN Times - Parlemen Mesir pada hari Senin (20/07), menyetujui pengerahan Pasukan Mesir ke Libya untuk menjamin keamanan nasional Mesir dari ancaman langsung di Wilayah Barat-nya.

Disetujuinya penempatan dan pengiriman Pasukan Mesir ke Libya diawali dengan pernyataan Presiden Abdel-Fattah al-Sisi yang tidak akan berdiam diri jika situasi di Libya mengancam keamanan dan kestabilan nasional Mesir, seperti yang dilansir dari AlJazeera

1. Lampu hijau sudah diberikan parlemen

Turki Dukung Tripoli, Mesir Setujui Pengerahan Pasukan ke LibyaSituasi di dalam Parlemen Mesir ketika mengesahkan pengerahan Pasukan Mesir ke Libya, pada 20 Juli 2020. twitter.com/The_LibyanEagle

Perang Saudara Libya yang sudah berkecamuk sejak tahun 2014, telah menghancurkan banyak hal yang sulit untuk didapatkan kembali. Kematian Gadaffi membuat Libya benar-benar tanpa kepemimpinan yang kuat sehingga banyak pemberontakan terjadi di wilayahnya.

Dikutip dari i24News, situasi yang sangat bergejolak di Libya memaksa Parlemen Mesir dengan suara bulat menyetujui pengiriman Pasukan Mesir demi mendukung keputusan Presiden Sisi. Dalam pernyataannya, "Dewan Perwakilan Rakyat telah menyetujui pengerahan anggota Angkatan Bersenjata Mesir dalam misi tempur di luar perbatasan Mesir untuk mempertahankan keamanan nasional Mesir... terhadap milisi kriminal bersenjata dan elemen teroris asing", ujar Parlemen Mesir dalam pidato penutupnya. 

Mesir menggunakan kode "Front Barat" sebagai kode lokasi pengerahan tentaranya yang dianggap banyak ahli diarahkan ke Libya karena terletak di perbatasan bagian Barat Mesir. Namun, tidak sebutkan secara rinci berapa banyak Pasukan Mesir yang akan dikirim untuk mendukung operasi keamanan di sana. 

2. Bentrok militer antara Mesir dan Turki mungkin tidak dapat dihindari

Turki Dukung Tripoli, Mesir Setujui Pengerahan Pasukan ke LibyaPrajurit Turki bersenjata lengkap. twitter.com/OkanTarkan

Turki yang sudah terlibat dalam Perang Saudara Libya dengan mendukung Pemerintahan Tripoli melawan Pasukan Tentara Nasional Libya pimpinan Khalifa Haftar yang bersekutu dengan Pemerintahan Tobruk, mengubah situasi keadaan Libya menjadi sangat genting. Mesir yang mendukung Haftar melalui pengiriman bantuan logistik, maka secara langsung akan mengalami bentrok militer yang mungkin tidak dapat dihindari bersama Turki, dilansir dari Al Arabiya.

Semenjak keterlibatan Turki yang mendukung Pasukan Pemerintah Tripoli, Haftar memiliki kesulitan untuk membendung serangan balik musuhnya meskipun ia sudah mendapat bantuan logistik militer dari Uni Emirat Arab dan Mesir, ditambah dengan bantuan tentara bayaran Rusia. 

3. Trump dan Sisi akui dibutuhkannya gencatan senjata di Libya

Turki Dukung Tripoli, Mesir Setujui Pengerahan Pasukan ke LibyaPresiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi. twitter.com/warcoresponted

Situasi di Libya yang tambah memanas membuat negara adikuasa seperti Amerika Serikat tertarik untuk memastikan konflik ini tidak merebak terlalu jauh. Dilaporkan Reuters, Presiden Trump dan Presiden Sisi pada hari Senin (20/07), berbincang melalui telepon dan menyetujui bahwa diperlukannya gencatan senjata di Libya untuk meminimalisir intensitas konflik.

Meskipun begitu, dengan diizinkannya pengerahan Pasukan Mesir ke Libya oleh parlemen, hal ini tentunya tidak sejalan dengan keinginan mendorong terjadinya gencatan senjata. Sampai saat ini, Presiden Sisi selalu bersikeras bahwa garis merah terakhir yang akan diterima Mesir adalah Kota Sirte. Apabila Kota Pelabuhan Sirte jatuh ke tangan Pasukan Pemerintah Tripoli, situasi tersebut akan mendorong Pemerintah Mesir untuk terlibat lebih jauh dalam menjamin keamanan nasionalnya dari ancaman Perang Saudara Libya.

Baca Juga: Perang Saudara Libya Memanas, Mesir Siap Ikut Serta

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya