Biografi Ashraf Ghani: Pemimpin Demokratis Asal Afghanistan

Presiden yang sedang pertahankan Afghanistan dari Taliban

Jakarta, IDN Times - Menjadi seorang pemimpin suatu negara bukanlah hal yang mudah, apalagi ketika negara tersebut sedang dilanda konflik besar. Itulah kondisi yang membelit Ashraf Ghani sejak tujuh tahun yang lalu ketika ia terpilih menjadi Presiden Afghanistan.  

Dikutip dari situs resmi Kepresidenan Afghanistan, Ashraf Ghani dilahirkan pada 12 Februari 1949 di Provinsi Logar, Afghanistan. Dia lahir dari keluarga beretnis Pashtun yang berpengaruh. Ayahnya memegang jabatan senior penting setelah mengabdi untuk Kerajaan Afghanistan yang telah berdiri sepanjang 1926-1973. 

Ghani kemudian melanjutkan pendidikan pertamanya di ibu kota Afghanistan, Kabul, hingga akhirnya tiba di Beirut untuk untuk menempuh pendidikan tinggi di American University of Beirut. Dia meraih gelar sarjana pada 1973.

Di Beirut, Ghani bertemu dengan calon istrinya, Rula, pada 1974 dan memutuskan kembali ke Kabul untuk mengajar Antropologi di Universitas Kabul. Hal ini kemudian menjadi batu loncatan penting bagi kariernya. 

Berikut adalah catatan penting mengengai biografi Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.

Baca Juga: Obrolan dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani di WEF 2020 Davos

1. Lulusan Columbia University

Biografi Ashraf Ghani: Pemimpin Demokratis Asal AfghanistanSalah satu gedung di Columbia University, AS. twitter.com/AnaPau_Lamas

Berkat dedikasinya sebagai pengajar di Universitas Kabul, Ashraf Ghani berhasil mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan magisternya ke Amerika Serikat melalui beasiswa. Itu merupakan hadiah dari Pemerintah Republik Afghanistan yang baru saja dibentuk pascakudeta menumbangkan monarki terakhir di Afghanistan.

Pada 1977, Ahsraf Ghani pergi ke Amerika Serikat untuk melanjutkan pendidikan magister di bidang Antropologi di salah satu universitas terkenal di dunia, yaitu Columbia University. Ghani yang hanya berencana untuk menetap di AS selama dua tahun karena pendidikan, terpaksa harus memperpanjang waktu tinggalnya setelah Uni Soviet menginvasi Afghanistan dan membentuk pemerintahan baru yang prokomunis pada 1979. 

Akibat invasi yang dilakukan Moskow, Ghani terdampar di AS dan banyak kerabat serta keluarganya yang harus ditahan oleh pemerintahan Afghanistan pro-Soviet. Ghani yang mendapat simpati dari pemerintah AS, akhirnya diizinkan untuk melanjutkan pendidikannya setelah lulus hingga meraih gelar Ph.D di universitas yang sama. Tidak berhenti di situ, Ghani juga diundang sebagai pengajar di beberapa universitas ternama di AS, seperti University of California, Berkeley (1986) dan John Hopkins University (1986-1991). 

2. Sempat bekerja di Bank Dunia

Biografi Ashraf Ghani: Pemimpin Demokratis Asal AfghanistanPertemuan Presiden Ashraf Ghani bersama Delegasi Bank Dunia secara virtual, pada 26 Februari 2021. twitter.com/AIFUAOP

Setelah mengajar di Amerika Serikat selama enam tahun, Ashraf Ghani bergabung dengan salah satu organisasi global paling berkelas di dunia, yakni Bank Dunia. Pekerjaannya di sana sangat mengandalkan keahlian antropologinya yang telah ia tempa bertahun-tahun.

Bergabung dengan Bank Dunia pada 1991, Ashraf Ghani mendapat posisi sebagai ahli utama antropologis yang berfokus pada manusia untuk program ekonomi. Selama hampir 11 tahun bekerja di Bank Dunia, Ghani sudah berkeliling banyak negara, seperti Rusia, Tiongkok, dan India, untuk membantu negara-negara tersebut dalam inisiasi proyek pembangunan dan transformasi institusi. 

Pada 1996, Ghani berhasil menjadi pioner dalam mengaplikasikan analisis institusi dan organisasi dalam skala makro dalam program penyesuaian industri batu bara di Rusia. Keberhasilan itu membuat namanya semakin dikenal dunia luar. 

Baca Juga: Taliban: Kami Tak Ingin Perang Saudara, tapi Ogah Ghani Jadi Presiden

3. Kalah di Pilpres Afghanistan 2009

Biografi Ashraf Ghani: Pemimpin Demokratis Asal AfghanistanPresiden Afghanistan, Ashraf Ghani. twitter.com/EUinAfghanistan

Siapa kira Ashraf Ghani ternyata pernah ikut dalam perhelatan Pemilihan Presiden Afghanistan 12 tahun yang lalu. Sebelum Pilpres Afghanistan 2014 yang dimenanginya, Ghani merasa sudah percaya diri dapat menjabat sebagai presiden.

Pada 2009, ia ikut dalam pilpres yang baru satu kali diselenggarakan setelah invasi militer AS terhadap Taliban di pada 2001. Dalam Pilpres 2009 itu, Ghani berharap dapat menggantikan posisi Hamid Karzai yang baru menjabat satu periode pascainvasi AS.

Ghani sebelumnya sempat bertugas sebagai Menteri Keuangan Afghanistan di pemerintahan transisi sempat memiliki peluang untuk menang. Apalagi dengan pengabdian lanjutannya dalam membangun negeri itu membuat namanya tidak asing di masyarakat.

Namun, takdir berkata lain setelah Karzai kembali terpilih sebagai Presiden Afghanistan dalam Pilpres 2009 dan Ghani menduduki peringkat terakhir dari empat kandidat yang bersaing. 

Kesempatan Ghani barulah datang pada 2013. Dia akhirnya terpilih sebagai Presiden Afghanistan dengan perolehan 55.27 persen suara. Terpilihnya Ghani sebagai presiden Afghanistan menjadi puncak kariernya sampai saat ini. Kini, ia bersama kabinetnya sedang berjuang mempertahankan pemerintah dari ancaman serius yang tengah dilancarkan Taliban.

Baca Juga: Fakta-Fakta Taliban: Sejarah 'Pelajar' Mengangkat Senjata

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya