Kumpulan Fakta Terkini Kudeta di Guinea yang Tumbangkan Alpha Condé

Berlangsung cepat dan efektif

Jakarta, IDN Times - Kudeta militer di salah satu negara Afrika Barat, yaitu Republik Guinea, Minggu (5/9/2021) berhasil melengserkan Presiden Alpha Condé dari kekuasaannya. Dipimpin oleh Kolonel Mamady Doumbouya, pasukan khusus militer Guinea dengan cepat menangkap Presiden Condé di istana kepresidenan dan langsung mengumumkan pengambilalihan kekuasaan.

Kudeta ini tak seperti kebanyakan kasus kudeta yang indentik dengan kurangnya dukungan masyarakat. Sebagian besar masyarakat Guinea ternyata senang dan lega ketika presiden mereka telah berhasil disingkirkan oleh pihak militer, tulis BBC. Mereka menilai apabila Condé terus berkuasa, negara tersebut akan terjebak dalam kekuasaan abadi Condé.

Berikut fakta-fakta terkini kudeta di Guinea yang mengakhiri pemerintahan Condé di periode ketiga.

Baca Juga: Profil Alpha Conde: Presiden Guinea yang Hadapi Upaya Kudeta

1. Militer Guinea bubarkan pemerintahan petahana

Kumpulan Fakta Terkini Kudeta di Guinea yang Tumbangkan Alpha CondéKolonel Mamady Doumbouya pemimpin kudeta militer Guinea. twitter.com/CalvinMutsinzi

Setelah berhasil menangkap dan menahan Presiden Condé, pihak militer mengumumkan rencana pembentukan pemerintahan baru pada Senin (6/9/2021), dilansir Reuters. Kolonel Doumbouya menjelaskan bahwa dengan ditangkapnya Condé beserta politikus-politikus papan atas Guinea, pemerintahan petahana beserta kabinetnya dibubarkan.

Selain itu, militer Guinea juga tengah menyiapkan pemerintahan transisi yang akan rampung dalam beberapa minggu ke depan, sebagai pemerintahan sementara sebelum pemerintahan baru dapat disahkan.

"Konsultasi akan dilakukan untuk menentukan kerangka utama transisi, lalu sebuah pemerintahan persatuan nasional akan ditempatkan untuk memimpin proses transisi," ujar Kolonel Mamady Doumbouya. 

"Di akhir fase transisi ini, kami (militer) akan mengatur suasana untuk era baru pemerintahan dan pembangunan ekonomi," tambahnya. 

2. Komunitas internasional kecam aksi kudeta

Kumpulan Fakta Terkini Kudeta di Guinea yang Tumbangkan Alpha CondéPresiden Alpha Condé ketika ditangkap oleh pasukan khusus Guinea, pada 5 September 2021. twitter.com/Serwaa_Amihere

Walaupun populer di kalangan masyarakat Guinea, aksi kudeta yang dilancarkan militer Guinea tidak diterima baik oleh komunitas internasional. Kecaman dan penolakan dilontarkan oleh beberapa negara kuat beserta organisasi internasional atas keputusan militer yang mengambilalih pemerintahan sipil.

Melansir Al Jazeera, sejumlah negara seperti Rusia, Amerika serikat, Prancis, Kongo, Chad, Uni Afrika, menyuarakan protes terkait kudeta militer yang terjadi di Republik Guinea. . Begitu pula dengan Economic Community of West African States (ECOWAS), Uni Eropa, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Komunitas internasional mendesak militer Guinea menghormati konstitusi negara mereka dan meminta pihak militer untuk menjamin keselamatan Presiden Alpha Condé yang telah dilengserkan.

Baca Juga: Tak Hanya Netanyahu, Ini 5 Pemimpin Negara yang Dilengserkan Parlemen

3. Terpilihnya Condé untuk ketiga kalinya mengundang kontroversi dan amarah publik

Kumpulan Fakta Terkini Kudeta di Guinea yang Tumbangkan Alpha CondéAlpha Condé yang telah menjadi Presiden Republik Guinea sejak tahun 2010. twitter.com/ncambirwa

Kaya dengan sumber daya alam mineral, tidak membuat kesejahteraan di Republik Guinea tersebar secara merata. Guinea tercatat sebagai salah satu negara termiskin di dunia. Perkembangan ekonomi mereka sangat lambat sedangkan pemerintahan dipenuhi korupsi besar-besaran di bawah kepemimpinan Presiden Alpha Condé.

Dilaporkan The New York Times, aksi kudeta yang dilancarkan pihak militer terjadi tepat satu tahun setelah Condé terpilih untuk ketiga kalinya sebagai Presiden Guinea. Ia kembali maju setelah mengubah masa jabatan presiden pada Konstitusi Republik Guinea secara sepihak.

Sebelumnya, konstitusi membatasi masa jabatan presiden hanya untuk dua periode saja, tetapi Condé menghiraukan pembatasan tersebut. Dia lantas mengesahkan peraturan baru yang mengizinkannya berkuasa hingga lebih dari dua periode.  Kontroversi itu akhirnya menyeret Guinea ke dalam sebuah kerusuhan besar dan sentimen antipemerintah pun sempat mengguncang kestabilan negara itu tahun lalu.

Mengetahui betapa tidak populernya Pemerintahan Condé, militer Guinea menggunakan kesempatan tersebut untuk menduduki pemerintahan. Aksi ini deketahui sebagai kudeta kedua yang pernah dilancarkan militer Guinea terhadap pemerintahan sipil. Sebelumnya kudeta pertama terjadi pada 2008 pascakematian Presiden Lansana Conté.

Baca Juga: 5 Pergantian Pemimpin Negara Paling Dramatis selama 2021

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya