Suasana WNI Ukraina dievakuasi dari KBRI Kiev (Instagram/Indonesiainkyiv)
Satu hari sebelum invasi pecah pada 24 Februari 2022, tepatnya pada 23 Februari 2022, Danna masih melakukan kegiatan seperti biasanya, salah satunya menjemput anak sulungnya dari sekolah. Bahkan, suaminya pulang tengah malam karena berkumpul dengan beberapa teman WNI.
“Satu hari sebelum invasi, Kiev tenang. Setenang itu. Tidak ada huru-hara, tidak ada peringatan apa-apa. Karena sebelumnya memang ada berita kalau 15 Februari 2022 itu bakal diserang Rusia, tapi ternyata gak,” katanya.
Pasalnya, ia mengakui bahwa para WNI di sana juga tidak mengikuti berita politik terlalu dalam. Namun, mereka menaruh kepercayaan penuh kepada KBRI.
“Suasana sehari sebelum invasi benar-benar kondusif. Kita gak nyangka benar-benar terjadi, karena ya tahunya (pasukan Rusia) hanya ada di perbatasan dan gak bakal masuk ke Kiev,” tutur dia.
Danna benar-benar tidak menyangka bahwa hari itu akan menjadi hari yang buruk. Sekitar pukul 04.00 subuh, dirinya terbangun karena harus membuatkan susu untuk anak bungsunya yang berusia delapan bulan.
“Biasanya aku susah tidur lagi kalau bangun subuh gitu. Jadi sambil cek-cek Instagram, tiba-tiba aku kaget karena ada bunyi ‘dung’ cukup keras,” ungkap Danna.
Danna berpikir dentumen itu berasal dari truk sampah, karena unit apartemennya yang terletak di lantai empat memang cukup memungkinkan mendengar aktivitas pengambilan sampah setiap subuh.
“Tapi kok suaranya agak beda sama truk sampah biasanya. Dan ternyata itu dentuman serangan udara pasukan Rusia,” tuturnya.
Di saat bersamaan, ponsel suaminya berbunyi. Ada pesan dari sesama staf lokal KBRI. Belum sempat membalas, ponsel Danna pun berbunyi. Menandakan ada panggilan masuk.
“Bangun Dan, bangunin suamimu. Orang-orang sudah pada kabur. Udah nyampe,” ujar temannya di ujung telepon.
Danna langsung mengecek situasi di luar apartemen lewat jendela. Ya, ia melihat beberapa orang sudah berhamburan keluar membawa tas dan koper masing-masing.
“Ini beneran gak sih? Bener ini?” ujar Danna.
Danna sempat mengecek beberapa temannya untuk memastikan informasi dan memang sudah ada pasukan Rusia yang masuk, meski masih di pinggiran kota Kiev.
Saat itu juga, Danna langsung mengepak tas dengan isi baju seadanya. Danna hanya mementingkan makanan anak-anaknya. Sembari merapikan tas, suaminya bergegas mengisi BBM karena ternyata bahan bakar mobilnya habis.
“Aku bingung, karena memang dari awal tidak menyiapkan baju. Dokumen sudah kita siapkan terlebih dahulu. Tapi gak nyangka hari itu bakal benar-benar terjadi,” tuturnya.
Menunggu dijemput oleh sang suami, Danna mengaku mendengar suara pesawat tempur di atas apartemennya. Suara itu bahkan masih terdengar saat jendela sudah tertutup rapat.
“Kami langsung inisiatif ke KBRI, begitu juga dengan WNI lain. Saat itu memang belum ada pengumuman dari KBRI. Tapi kami maklum karena situasi saat itu chaos banget. Semua panik,” ungkapnya.
Di KBRI Kiev, Danna dan WNI lainnya terus melakukan komunikasi dengan pemerintah pusat melalui Kementerian Luar Negeri dan Direktorat Perlindungan WNI. Tak hanya itu, komunikasi juga dilakukan oleh KBRI Warsawa dan KBRI Bukares.