Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Klaim Damaikan Kamboja-Thailand, Trump: Saya Presiden Perdamaian

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. (dok. X/@POTUS)
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. (dok. X/@POTUS)
Intinya sih...
  • Trump mengklaim akhiri banyak perang selama 6 bulan menjabat
  • Kembali memulai negosiasi tarif
  • Gencatan senjata Thailand-Kamboja ditengahi Malaysia

Jakarta, IDN Times - Narsisme Donald Trump memang tak diragukan lagi. Presiden Amerika Serikat (AS) itu kini mengklaim dirinya sebagai ‘Presiden Perdamaian’.

Dalam unggahan di Truth Social, Senin (28/7/2025), Trump mengatakan, dirinya telah berhasil mendamaikan Thailand dan Kamboja hanya dengan sekali telepon.

“Baru saja berbicara dengan Penjabat Perdana Menteri Thailand dan Perdana Menteri Kamboja. Dengan bangga saya umumkan bahwa setelah keterlibatan Presiden Donald J. Trump, kedua negara telah mencapai gencatan senjata dan perdamaian. Selamat untuk semuanya!” kata Trump di akun Truth Socialnya.

1. Trump klaim akhiri banyak perang selama 6 bulan menjabat

Trump mengaku telah membantu menyelamatkan ribuan nyawa dengan menyuruh perang berakhir. “Dengan mengakhiri perang ini, kita telah menyelamatkan ribuan nyawa,” katanya.

Ia memuji dirinya sendiri dan mengklaim jadi ‘Presiden Perdamaian’. “Saya telah mengakhiri banyak perang hanya dalam enam bulan, saya bangga menjadi Presiden Perdamaian!” seru Presiden AS tersebut.

Trump memang ngebet ingin menjadi peraih Nobel Perdamaian dunia. Ia mengaku berhasil mendamaikan Pakistan-India, juga Iran-Israel. Saat ini, Trump sedang bekerja untuk gencatan senjata untuk perang Ukraina-Rusia, serta di Gaza.

Awal bulan ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, telah mengusulkan nama Trump sebagai peraih Nobel Perdamaian. Begitu juga dengan Pakistan usai Trump dinilai berhasil ‘mendamaikan’ mereka dengan India.

2. Kembali memulai negosiasi tarif

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menandatangani Perintah Eksekutif mengenai rencana tarif Pemerintah pada acara “Make America Wealthy Again”, Rabu, 2 April 2025 (flickr.com/The White House)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menandatangani Perintah Eksekutif mengenai rencana tarif Pemerintah pada acara “Make America Wealthy Again”, Rabu, 2 April 2025 (flickr.com/The White House)

Sebelumnya, dalam teleponnya dengan Pelaksana Tugas (Plt) Perdana Menteri Thailand, Trump memberikan tekanan diplomatik dan ekonomi. Ia mengancam tidak akan membuat kesepakatan dagang dengan kedua negara selama konflik terus berlangsung.

“Saya mengatakan pada mereka, kami tidak akan bikin perjanjian dagang kalau kalian belum selesaikan perang ini. Saya rasa begitu saya menutup telepon, mereka langsung ingin menyelesaikannya,” kata Trump kepada awak media dari Scotlandia, Minggu kemarin.

Trump juga mengatakan, ia siap melanjutkan kesepakatan dagang dengan kedua negara begitu perdamaian tercapai. “Saat semuanya selesai dan perdamaian tercapai, saya menantikan menyelesaikan kesepakatan dagang kita!” tulisnya di Truth Social.

Dalam pernyataan terakhirnya, Trump mengatakan, negosiasi tarif akan dimulai kembali. “Saya telah menginstruksikan tim perdagangan saya untuk memulai kembali negosiasi perdagangan,” terangnya.

Sementara itu, tarif Trump akan mulai berlaku 1 Agustus mendatang.

3. Gencatan senjata Thailand-Kamboja ditengahi Malaysia

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengumumkan, Thailand dan Kamboja sepakat untuk melakukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat. Gencatan senjata akan dimulai tengah malam kemarin.

Dalam pernyataan resminya, Anwar menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang mendalam kepada para pemimpin kedua negara, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Pelaksana Tugas Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai, atas komitmen mereka terhadap penyelesaian damai.

“PM Hun Manet dan Plt PM Phumtham telah menyatakan posisi dan kesediaan mereka untuk segera melakukan gencatan senjata,” ujar Anwar dalam jumpa pers usai dialog damai di Putrajaya, Malaysia.

Gencatan senjata tersebut akan berlaku mulai tengah malam waktu setempat. Menurut Anwar, langkah ini menjadi awal yang penting menuju de-eskalasi konflik serta pemulihan perdamaian dan stabilitas kawasan.

“Ini adalah langkah awal yang vital menuju de-eskalasi dan pemulihan perdamaian dan keamanan,” tambahnya.

Sementara itu, para komandan militer dari kedua negara dijadwalkan menggelar pertemuan informal pada Selasa (29/7/2025) pukul 07.00 pagi waktu setempat. Pertemuan ini disebut sebagai langkah awal untuk meredakan ketegangan dan membangun kembali komunikasi militer lintas batas.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us