Koalisi Sayap Kiri Unggul di Pemilu Parlemen Prancis

Jakarta, IDN Times - Partai Front Populer Baru (New Popular Front) berhaluan kiri memenangkan pemilu parlemen Prancis dengan meraup 182 kursi, meski tidak meraup suara mayoritas.
Partai berhaluan tengah pimpinan Presiden Prancis Emmanuel Macron meraup 163 kursi, sementara posisi ketiga ditempati oleh Partai Nasional berhaluan kanan dengan 143 kursi.
Dilansir dari France24, Senin (8/7/2024), hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada partai yang berhasil memenangkan 289 kursi yang dibutuhkan untuk mendapatkan mayoritas absolut, yang berarti akan membuat politik Prancis dalam ketidakpastian dalam beberapa hari ke depan.
Dengan tidak adanya partai yang mampu meraih suara mayoritas, parlemen Prancis kemungkinan besar akan lumuh dan terpecah menjadi tiga blok.
1. Seperti apa partai NFP?
Koalisi sayap kiri ini terdiri dari beberapa partai yakni France Unbowed, Partai Sosialis, Ecologist Party, Partai Komunis Prancis, Place Publique dan sejumlah partai kecil lainnya. Menariknya bahwa koalisi ini terbentuk beberapa hari setelah Macron menyerukan pemilu parlemen digelar lebih cepat pada Juni kemarin.
Sampai saat ini, belum ditentukan siapa yang akan menjadi perdana menteri Prancis usai hasil resmi pemilu nanti diumumkan. Pasalnya, tidak ada yang memimpin koalisi ‘dadakan’ ini sejak awal.
Namun yang paling memungkinkan adalah pemimpin dari Partai France Unbowed, Jean-Luc Melenchon, meski koalisi Macron sudah menolak bekerja sama dengan Unbowed karena berhaluan ekstrem.
2. Koalisi Prancis yang bakal mengakui Negara Palestina secepatnya

Kebijakan NFP sejak awal telah mengarah kepada perubahan ekonomi yang ekspansif. Mereka juga berjanji untuk menaikkan upah minimum bulanan dan membatalkan kebijakan reformasi pensiun yang ditetapkan Macron.
Di isu global, NFP berjanji untuk segera mengakui Negara Palestina dan mendorong Israel dan Hamas untuk melakukan gencatan senjata segera di Gaza.
3. Pemimpin France Unbowed minta diberi kesempatan memimpin
Sementara itu, pemimpin France Unbowed, Jean-Luc Melenchon berpidato pada Minggu kemarin meminta agar sayap kiri bisa diberi kesempatan untuk memimpin Prancis.
“Dengan pemungutan suara ini, mayoritas telah membuat pilihan berbeda di negara ini. Oleh karena itu, keinginan rakyat harus dihormati,” ucap Melenchon.
“Perdana Menteri Gabriel Attal harus mengundurkan diri dan NFP siap memerintah,” tegas dia.