Jakarta, IDN Times - Gempa bumi yang melanda Turki dan Suriah pada Februari lalu telah menghancurkan infrastruktur pasokan air bersih di banyak daerah yang terdampak bencana. Akibatnya, orang-orang di provinsi Hatay, selatan Turki, harus rela mengantre berjam-jam demi mendapatkan air.
Sementara itu, kondisi di Antakya, ibu kota provinsi Hatay, makin diperburuk oleh gelombang panas yang membuat suhu melonjak di atas 40 derajat Celcius. Mereka yang tinggal di tenda dan kontainer harus berjuang melawan sengatan panas sekaligus debu-debu yang ditimbulkan dari pekerjaan pembongkaran di seluruh kota.
“Kami mengalami masalah air, makanan, dan kebersihan. Kami tidak bisa keluar dari debu dan asap,” kata Ayhan Tekin (43), setelah mengumpulkan belasan botol air dari titik distribusi, dikutip dari Al Jazeera.
“Kami tidak bisa mandi. Ketika kami pulang pada malam hari, kami menyadari betapa berharganya mandi. Kami tidak dapat membersihkan apa pun. Lalat dan hama menyerang di mana-mana.”