Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Krisis Demi Krisis Sedang Menguji ASEAN

Bendera negara ASEAN di Bintang Flores, Labuan Bajo. (IDN Times/Sonya Michaella)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI Mahfud MD menegaskan bahwa hanya dengan kerja sama antarnegara anggota ASEAN, maka krisis yang kini sedang terjadi bisa teratasi.

“ASEAN berada di persimpangan jalan. Krisis demi krisis sedang menguji kekuatan kita sebagai komunitas. Dan kegagalan untuk mengatasinya akan berisiko membahayakan relevansi kita,” kata Mahfud, saat membuka ASEAN Political Security Community Council Meeting di Labuan Bajo, Selasa (9/5/2023).

Retno melanjutkan, keketuaan Indonesia tahun ini memberikan perhatian serius terhadap beberapa isu yang kini menguji ASEAN.

1. Isu perdagangan orang di kawasan

Ilustrasi Perdagangan Perempuan (IDN Times/Mardya Shakti)

Mahfud juga mengangkat isu perdagangan orang akibat penyalahgunaan teknologi yang kini marak terjadi di Asia Tenggara. Mayoritas korbannya adalah rakyat ASEAN dan Warga Negara Indonesia (WNI).

“Besok, para pemimpin akan mengadopsi deklarasi terkait isu ini, untuk pendekatan komprehensif, pencegahan, perlindungan korban, serta kolaborasi agar melawan penyalahgunaan teknologi,” ucap Mahfud.

“Untuk melengkapi upaya ini, kami juga perlu membuat kemajuan di ASEAN, salah satunya negosiasi perjanjian ekstradisi yang telah lama tertunda. Perjanjian ini akan mencegah wilayah kita menjadi surga bagi para penjahat dan memperkuat ASEAN,” lanjut dia.

2. Ada persaingan kekuatan besar di kawasan

Persiapan Bandara Komodo, Labuan Bajo, sambut KTT ASEAN ke-42. (IDN Times/Sonya Michaella)

Selain itu, Mahfud juga memaparkan adanya persaingan kekuatan besar di kawasan Asia Tenggara.

“Dari luar, ada persaingan kekuatan besar yang berpotensi membagi komunitas ini. Pada saat yang sama, kita juga harus berurusan dengan krisis energi dan perlambatan ekonomi global,” tuturnya.

3. Myanmar jadi tantangan di dalam ASEAN

Pengunjuk rasa menggelar aksi protes terhadap kudeta militer di Kota Yangon, Myanmar, Sabtu (6/2/2021). Mereka menuntut pembebasan pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi. ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/wsj.

Mahfud melanjutkan, isu konflik Myanmar menjadi tantangan ASEAN dari dalam komunitas sendiri yang belum terselesaikan.

“Dari dalam, kita mengalami krisis berkepanjangan di Myanmar dan sekitarnya. Dan kita juga harus membawa perhatian kita kepada proliferasi kejahatan transnasional di wilayah kita, dari terorisme dan narkoba hingga pencucian uang,” pungkas Mahfud.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
Vanny El Rahman
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us