ilustrasi melihat cuaca (pexels.com/Fernanda Latronico)
Dilansir dari The Nation, periode Senin (8/12/2025) hingga Sabtu (13/12/2025) disebut sebagai fase rawan lantaran sirkulasi udara diperkirakan tertutup dan stagnan. Kondisi berangin pada beberapa hari memang mungkin terjadi, namun ventilasi tetap buruk sehingga debu mudah terperangkap. Dampaknya, kadar PM2.5 berpotensi meningkat ke level sedang hingga tinggi. Hari Sabtu (6/12/2025) dan Minggu (7/12/2025) masih dinilai aman karena peluang hujan serta langit yang lebih terbuka diyakini membantu meredakan polusi.
Satelit Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) tak menemukan titik panas di sekitar Bangkok. Lonjakan polusi kali ini murni bersumber dari emisi kendaraan kota dan kondisi udara yang mengurung debu. Asap lintas batas dari kebakaran lahan tak muncul dalam pemantauan.
Setiap musim dingin, angka PM2.5 di Bangkok cenderung melonjak pada periode Desember hingga Maret. Tiga faktor utama kerap menjadi pemicu. Udara dingin memerangkap polutan, mesin diesel tua menambah beban emisi, sementara pembakaran biomassa dari wilayah sekitar mudah terbawa ke pusat kota. Bila ketiganya muncul bersamaan, kadar PM2.5 bisa menyentuh 90 mikrogram per meter kubik, sedangkan dua faktor saja sudah mampu mendorongnya naik ke kisaran 60 mikrogram per meter kubik.