Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ratusan Warga Tewas Akibat Banjir, PM Thailand Minta Maaf dan Janjikan Bantuan

PM Thailand Anutin Charnvirakul
Sosok Perdana Menteri Baru Thailand, Anutin Charnvirakul. (x.com/prdthailand).
Intinya sih...
  • Pemerintah siapkan paket bantuan untuk korban terdampak
  • Hat Yai jadi fokus pemulihan
  • Permintaan maaf sang PM janji ubah desain kota
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul menyampaikan permintaan maaf kepada warga yang terdampak banjir parah di wilayah selatan, khususnya di Hat Yai, Songkhla, yang menjadi salah satu kawasan dengan kerusakan terbesar akibat badai yang memicu banjir dan longsor di Asia Tenggara.

Hingga Senin (1/12/2025), banjir di Thailand telah menewaskan 176 orang, sementara lebih dari 3 juta warga terdampak di delapan provinsi.

Anutin, yang juga menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri, mengatakan negara gagal melindungi warganya di tengah bencana yang berlangsung lebih dari sepekan. Ia berjanji pemerintah akan memperbaiki sistem penanganan bencana sekaligus mempercepat bantuan bagi warga yang kehilangan tempat tinggal.

Pada Minggu (30/11/2025), Anutin mempersiapkan kunjungan ulang ke Hat Yai untuk menilai langsung situasi terkini dan memimpin respons cepat pemerintah. “Observasi langsung sangat penting agar kami memahami skala kerusakan dan merumuskan bantuan yang tepat,” ujarnya, dikutip dari The Nation.

1. Pemerintah siapkan paket bantuan untuk korban terdampak

PM Thailand Anutin Charnvirakul
PM Thailand Anutin Charnvirakul. (x.com/thaienquirer)

Anutin akan turun bersama sejumlah pejabat tinggi, termasuk Deputi PM sekaligus Menteri Keuangan Ekniti Nitithanprapas dan perwakilan dari lembaga keuangan nasional. Mereka akan menyusun paket bantuan yang mencakup pinjaman lunak serta stimulus bagi warga dan pelaku usaha yang terdampak.

Ia menegaskan, keluarga korban banjir akan menerima bantuan langsung 9.000 baht per rumah tangga, yang ditargetkan cair pekan depan. Bantuan ini dikelola melalui Kementerian Dalam Negeri, yang diperintahkan segera merampungkan daftar penerima.

Menanggapi kabar bantuan hingga 30.000 baht, Anutin menjelaskan, nilai total berasal dari berbagai sumber. Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana akan menyalurkan 9.000 baht, sementara tambahan dana hingga 45.000 baht dapat diberikan untuk perbaikan rumah tergantung tingkat kerusakan.

Pemerintah juga membuka akses pinjaman pemulihan tanpa bunga hingga 100.000 baht untuk kebutuhan darurat selama enam bulan. Selain itu, tersedia pinjaman 100.000 baht per rumah tangga untuk perbaikan properti dengan tenor satu tahun.

2. Hat Yai jadi fokus pemulihan

potret Hat Yai (commons.wikimedia.org/Tonbi ko)
potret Hat Yai (commons.wikimedia.org/Tonbi ko)

Hat Yai, pusat perdagangan dan kota terbesar di provinsi Songkhla, merupakan wilayah yang paling terdampak. Kota ini menerima curah hujan tertinggi dalam 300 tahun pada 21 November lalu, yang memicu banjir dahsyat dan merendam permukiman, bisnis, hingga layanan publik.

Menurut pemerintah Thailand, 85 persen layanan air bersih di Songkhla telah pulih, dan seluruhnya ditargetkan kembali normal pada Rabu. Sementara itu, militer dan relawan masih bergerak mengevakuasi warga yang terperangkap banjir selama beberapa hari.

PM Anutin menegaskan, pemerintah menargetkan penduduk bisa kembali ke rumah dalam tujuh hari, selama kondisi cuaca mendukung dan air terus surut. Infrastruktur utama seperti jalan penghubung dan saluran air juga mulai dibersihkan untuk mempercepat pemulihan.

3. Permintaan maaf sang PM janji ubah desain kota

20250909_075403.jpg
Sosok Perdana Menteri Baru Thailand, Anutin Charnvirakul. (x.com/prdthailand).

Dalam kunjungan lapangan sebelumnya, Anutin mengaku meminta maaf secara langsung kepada warga yang ia temui. Ia menilai, pemerintah kurang mampu mencegah dampak besar bencana tersebut, meski cuaca ekstrem dipicu badai jarang terjadi di kawasan Selat Malaka.

Ia menyebut, Hat Yai secara geografis berada di cekungan alami, sehingga rawan menahan aliran air besar. Kondisi ini, katanya, menuntut perubahan pada desain tata kota, terutama sistem jalan dan drainase untuk mencegah banjir serupa di masa depan.

Selain itu, ia menyoroti perlunya sistem peringatan dini yang lebih tegas agar evakuasi dapat dilakukan lebih cepat.

Share
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us

Latest in News

See More

Namanya Terseret Bencana Banjir Sumatra, Ini Klarifikasi Tambang Emas PTAR

02 Des 2025, 01:37 WIBNews