Dubes Rusia: Kami Tak Perlu Senjata Nuklir untuk Lawan Ukraina

Rusia sangkal lakukan kejahatan perang di Kota Bucha

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Rusia untuk Inggris, Andrei Kelin, menegaskan bahwa Moskow tidak akan menggunakan senjata nuklir dalam perang di Ukraina. Pernyataan ini disampaikannya pada sesi wawancara dengan BBC dalam acara Sunday Morning.

Kelin mengatakan bahwa doktrin Rusia hanya mengizinkan penggunaan senjata nuklir ketika keberadaan negara dalam keadaan berbahaya. Ancaman dari Ukraina disebut belum memenuhi persyaratan untuk penggunaan senjata nuklir, dan hanya akan diatasi dengan operasi militer terbatas.

“Kami memiliki ketentuan yang sangat ketat tentang masalah penggunaan senjata nuklir taktis dan terutama ketika keberadaan negara terancam. Itu tidak ada hubungannya dengan operasi saat ini,” kata Andrei Kelin, dilansir dari The Mirror.

Baca Juga: AS Tegaskan Tak Akan Terlibat Perang Nuklir dengan Rusia

1. Sebut operasi Rusia di Ukraina bukanlah perang

Andrei Kelin menolak penggunaan kata 'perang' untuk menjelaskan situasi di Ukraina. Ia lebih memilih menyebutnya sebagai 'operasi terbatas'. Kelin juga menyinggung pemerintah Inggris dengan mengatakan bahwa istilah tersebut mungkin tidak populer di Inggris karena media hanya meliput konflik di Ukraina dari satu sisi.

Rusia beralasan penyerangan Ukraina dimotivasi oleh rasa khawatir bahwa negara tersebut akan menyerang warga etnis Rusia yang ada di Donbas. Rusia menuduh Ukraina telah membangun sebuah benteng besar dengan pasukan yang terkonsentrasi untuk mempersiapkan serangan ke wilayah Donbas. Kelin mengklaim 75 persen warga Rusia mendukung operasi ini.

Baca Juga: Intelijen AS: Rusia Akan Pakai Senjata Nuklir jika Semakin Terpojok

2. Rusia tak berniat kuasai Kiev sejak awal

Kelin mengatakan bahwa, sejak awal, Rusia tak berniat untuk menguasai ibukota Ukraina, Kiev. Presiden Rusia, Vladimir Putin, juga disebut tak pernah mengatakan akan merebut Kota Kiev.

“Saya tidak percaya bahwa mungkin untuk merebut Kiev atau menduduki Kiev, itu adalah kota besar yang besar,” kata Andrei Kelin.

Kelin juga menambahkan bahwa pasukan Rusia disekitar Kota Kiev ditugaskan bukan untuk merebut Kiev.

“Kami memang memiliki pasukan (disekitar Kiev), tetapi tidak untuk merebut Kiev. Saya bukan orang militer, saya seorang diplomat, tetapi bahkan saya mengerti bahwa jika anda ingin melakukan sesuatu di satu front, anda harus melakukan hal yang berbeda di front lain," kata Andrei Kelin, dilansir dari The Guardian.

Baca Juga: Rusia Ingatkan Konflik di Ukraina Bisa Memburuk Jadi Perang Nuklir

3. Kelin sangkal kejahatan perang di Kota Bucha

Dalam wawancara itu, Andrei Kelin menyangkal bahwa Rusia melakukan kejahatan perang di Kota Bucha dekat Kiev. Ia menyebut bahwa tentara Rusia adalah para profesional yang tidak akan meninggalkan mayat berserakan begitu saja.

“Dapatkah Anda membayangkan pasukan profesional, mereka akan melangkahi mayat dan meninggalkan mereka begitu saja? Saya tidak percaya ini, itu tidak profesional," kata Andrei Kelin.

Kelin menyebut bahwa kondisi di Kota Bucha adalah rekayasa yang dilakukan seseorang untuk mengagalkan proses negosiasi.

“Dalam pandangan kami, itu adalah rekayasa. Digunakan untuk menghentikan negosiasi. Ada, pada awal konflik, kami memiliki negosiasi yang sangat baik. Ukraina memiliki posisi yang konstruktif, dan kemudian berubah, seseorang telah menggunakan situasi ini untuk menghentikan negosiasi itu, dan sekarang ada jalan buntu,” kata Andrei Kelin, dilansir dari The Guardian.

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya