Dukung Invasi ke Ukraina, Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia Disanksi UE

Jakarta, IDN Times - Uni Eropa memasukkan nama Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, dalam paket sanksi terbarunya. Sanksi yang diterima Kirill merupakan akibat dari kedekatannya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Selain itu, Patriark Kirill juga disebut telah memberi restu kepada Putin untuk melancarkan invasi ke Ukraina. Patriark Kirill menyebut invasi ini sebagai "operasi penjaga perdamaian khusus," dilansir The Guardian.
1. Patriark Kirill akan dibekukan asetnya
Dalam dokumen rancangan sanksi terbaru Uni Eropa, Patriark Kirill disebut dengan nama aslinya yaitu, Vladimir Gundyayev. Menurut dokumen tersebut, Patriark Kirill akan dilarang untuk mengunjungi negara-negara Uni Eropa. Selain itu, Uni Eropa akan membekukan aset-aset yang dimiliki Patriark Kirill, dilansir The Guardian.
Sang Patriark, dalam pemberannya, beralasan bahwa penutur bahasa Rusia di Ukraina timur perlu untuk dibebaskan. Ia menyebut invasi Rusia ke Ukraina merupakan operasi pembersihan yang sah secara agama.
Selain Patriark Kirill, terdapat 56 orang Rusia lain yang masuk dalam daftar baru sanksi Uni Eropa. Di antaranya ada keluarga juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, yaitu istrinya, Tatiana Navka, anak laki-laki dan perempuannya, Nikolay Peskov dan Elizaveta Peskova. Selain itu ada Marina Mordashova, yang merupakan istri dari orang terkaya di Rusia, Alexei Mordashov, dilansir dari The Guardian.
2. Paus Franskiskus kritik Patriark Kirill
Pada saat diwawancarai oleh koran Italia, Corriere Della Sera, Paus Fransiskus, menyampaikan kritiknya kepada Patriark Kirill atas kedekatannya dengan Putin dan tindakannya yang mendukung invasi Rusia ke Ukraina.
Paus mengatakan bahwa Patriark Kirill seharusnya tidak menjadi putra altarnya Putin. Pada saat Putin memenangkan pemilihan umum pada 2012, Kirill menggambarkan kembalinya Putin ke kursi kepresidenan sebagai "keajaiban Tuhan".
"Kami adalah pendeta dari umat Tuhan yang sama. Itulah mengapa kami harus mencari jalan damai, untuk menghentikan tembakan senjata. Patriark tidak bisa menjadi putra altar Putin," kata Paus Fransiskus, dilansir Reuters.
3. Tanggapan Gereja Ortodoks Rusia terkait kritik Paus
Menanggapi kritik Paus Fransiskus, Gereja Ortodoks Rusia mengatakan bahwa paus menggunakan nada yang tidak seharusnya dalam menyampaikan pesannya. Namun, pihak Gereja Ortodoks Rusia, tidak menyebut secara eksplisit istilah "putra altar" yang digunakan Paus.
"Paus Fransiskus memilih nada yang salah untuk menyampaikan isi percakapan ini. Pernyataan seperti itu tidak mungkin berkontribusi pada pembentukan dialog konstruktif antara Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Rusia, yang sangat diperlukan saat ini," kata Gereja Ortodoks Rusia dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters.