Eks Presiden Moldova Pro-Rusia Ditahan Atas Tuduhan Korupsi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times- Mantan Presiden Moldova, Igor Dodon, ditangkap di Kota Chisinau pada Selasa (25/5/2022) atas tuduhan korupsi. Igor, yang juga pemimpin partai oposisi pro-Rusia, telah ditahan selama 72 jam oleh pihak berwenang.
1. Dituduh terima suap
Jaksa anti korupsi Moldova, Elena Cazakov, mengatakan bahwa penahanan ini dilakukan atas adanya dugaan tindakan memperkaya diri secara ilegal, korupsi pasif, pendanaan partai secara ilegal dan pengkhianatan, dilansir dari The Guardian.
Penangkapan ini juga menyusul dibukanya kembali penyelidikan kasus suap yang melibatkan Igor Dodon. Eks presiden Moldova tersebut pernah diperiksa atas tuduhan penerimaan suap dengan bukti sebuah video.
Dalam video tersebut, Dodon terlihat menerima sebuah tumpukan, yang tampaknya berisi uang, dari oligarki dan pemimpin Partai Demokrat saat itu, Vladimir Plahotniuc. Uang tunai itu diduga akan digunakan untuk membiayai partai Dodon, dilansir dari Deutsche Welle.
Namun, penyelidikan kasus tersebut dihentikan pada 2020 karena kurangnya bukti.
Baca Juga: AS dan Sekutunya Akan Sokong Persenjataan Moldova untuk Hadapi Putin
2. Dodon sebut penangkapannya adalah pengalihan isu
Editor’s picks
Dodon telah mengonfirmasi berita bahwa dirinya sedang ditahan pihak berwenang. Ia menyebut penahanannya dilakukan dengan motif politis yang didalangi oleh Presiden Moldova saat ini, Maia Sandu.
Igor Dodon mengatakan bahwa Sandu, yang merupakan tokoh pro-Barat, sengaja menahannya untuk mengalihkan perhatian publik dari kekacauan ekonomi yang sedang melanda Moldova. Sandu disebutnya tak becus mengolah perekonomian negara.
"Warga yang terhormat, saya ingin meyakinkan Anda bahwa saya memiliki penjelasan atas semua tuduhan korupsi dan pelanggaran hukum yang dilayangkan jaksa," kata Dodon dalam sebuah pesan online.
"Kasus bermotif politik ini dibuat-buat," tambahnya, dilansir Reuters.
3. Tanggapan Rusia
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, pada Selasa (24/5/2022) menyampaikan rasa prihatinnya atas penahanan Igor Dodon oleh otoritas Moldova. Ia juga meminta agar pemerintah setempat menghormati hak-hak Dodon, dilansir dari The Guardian.
Penahanan Igor Dodon ini terjadi saat hubungan antara Chisanau dan Moskow sedang memanas.
Akhir-akhir ini muncul kekhawatiran bahwa Moldova akan jadi sasaran selanjutnya Rusia setelah invasinya ke Ukraina. Rusia dapat menggunakan alasan yang sama seperti di Ukraina, mengingat sengketa kedua negara tersebut di wilayah Transnistria yang saat ini dikuasai kelompok separatis pro-Rusia.
Baca Juga: Dilema Moldova yang Daftarkan Diri ke Uni Eropa, Berpihak ke Mana?
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.