Jurnalis Iran Ini Ditahan karena Wawancarai Keluarga Terpidana Mati

Ponsel, laptop dan barang lain miliknya disita otoritas Iran

Jakarta, IDN Times - Mehdi Beikoghli, seorang jurnalis Iran yang sering mengadakan wawancara dengan keluarga terpidana mati, telah ditangkap pada Kamis malam (5/1/2023) oleh agen Kementerian Penerangan Iran. Istri Beik, Zahra, mengatakan dalam sebuah tweet pada Jumat,  ponsel, laptop, dan barang lainnya milik Beik telah disita saat dia ditahan.

Surat kabar Etemad, tempat Beikoghli bekerja juga telah mengonfirmasi peangangkapan tersebut. "Mehdi Beikoghli, kepala dinas politik di harian Etemad, ditangkap tadi malam," kata surat kabar itu di situsnya.

Alasan penangkapannya belum diketahui pasti, tetapi terjadi di tengah berkobarnya aksi protes antipemerintah Iran yang dipicu kematian Mahsa Amini setelah ditahan oleh Polisi Moral, dilansir dari BBC.

Baca Juga: Gak Jelas Kejahatannya, Warga Belgia di Iran Divonis Bui 28 Tahun

1. Kerap mewawancarai keluarga terpidana mati

Beikoghli adalah kepala bagian politik di surat kabar Etemad. Ia dikenal kerap mewawancarai keluarga dari para terpidana mati di Iran. Aktivitasnya ini dinilai membuat ia menjadi incaran kepolisian Iran yang sedang berusaha memadamkan protes antipemerintah.

Ibu dari seorang tahanan berusia 15 tahun yang dibebaskan setelah Beik menulis tentang kasusnya, juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada jurnalis yang ditahan tersebut.

"Kebaikan yang dia berikan kepada saya dan putra saya, Amirhossein Rahimi, tidak akan pernah terlupakan. Dia adalah contoh orang yang terhormat dan saya akan selalu mengingat namamu," cuitnya melalui akun Twitter-nya.

Baca Juga: Italia Marah Iran Jahat ke Demonstran: Protes Bukan Ancaman Nasional!

2. Kolega Beikoghli sampaikan dukungan

Koleganya, para jurnalis, terkejut dan marah dengan penangkapan Beik. Mereka menunjukkan dukungan melalui unggahan di media sosial. Para rekan dari Beikoghli menunjukkan solidaritas dan berharap agar ia segera dibebaskan serta dapat kembali bekerja sebagai jurnalis.

Elham Nadaf, seorang wartawan yang berbasis di Iran, menulis di Twitter, "Mereka telah membunuh jurnalisme di negara ini dan sekarang mereka memutilasi mayatnya!"

Sementara itu, Sara Masoumi, seorang koresponden diplomatik Etemad, menuliskan di Twitter-nya, "Anda (Beik) akan kembali ke ruang redaksi dengan kepala tegak."

Baca Juga: Protes di Iran Kian Meluas, Uni Eropa: Saatnya Menjatuhkan Sanksi

3. Penangkapan jurnalis semakin marak di Iran

Jurnalis Iran Ini Ditahan karena Wawancarai Keluarga Terpidana MatiIlustrasi Kebebasan Bersuara (IDN Times/Arief Rahmat)

Sejauh ini, setidaknya 516 orang telah meninggal akibat protes yang sedang terjadi di Iran, termasuk 70 orang anak-anak, dan 19.262 orang lainnya telah ditangkap, menurut Kantor Berita Aktivis Hak Asasi Manusia (HRANA) yang berbasis di luar negeri. HRANA juga melaporkan kematian 68 personel keamanan.

Sementara itu, menurut Radio Farda yang didanai oleh pemerintah Amerika Serikat, Mehdi Beik adalah jurnalis ketiga yang ditangkap dalam sepekan terakhir. Setidaknya 73 jurnalis dan fotografer telah ditangkap sejak protes dimulai, menurut situs berita pro-reformasi Faraz.

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya