Partai Pro-China Menang Telak di Pemilu Parlemen Maladewa 

Maladewa jadi panggung persaingan China-India

Jakarta, IDN Times - Partai Kongres Nasional Rakyat (PNC) pimpinan Presiden Maladewa, Mohamed Muizzu, memenangkan mayoritas kursi parlemen dalam pemilu yang digelar, Minggu (21/4/2024). Melansir The Guardian, hingga artikel ini ditulis, PNC telah meraih 66 dari total 93 kursi yang tersedia.

Kemenangan ini dianggap sebagai dukungan rakyat atas kebijakan Muizzu untuk mendekat ke China dan menjauh dari India, sekutu lama Maladewa. Hasil pemilu juga menjadi ujian penting bagi rencana Muizzu melanjutkan proyek kontroversial dengan China, termasuk pembangunan ribuan apartemen di lahan reklamasi.

Maladewa sendiri kini menjadi arena pertarungan pengaruh antara China dan India, karena letaknya yang strategis di jalur pelayaran internasional di Samudera Hindia.

1. Perubahan peta politik Maladewa pasca kemenangan PNC

Kemenangan PNC dalam pemilu kali ini akan mengubah peta politik Maladewa secara signifikan. Jika di parlemen sebelumnya mereka dan sekutunya hanya punya 8 kursi, kini PNC menguasai 66 kursi atau dua pertiga dari total kursi yang ada. Ini artinya PNC meraih supermayoritas yang kuat untuk mendukung agenda pemerintahan.

Di sisi lain, Partai Demokrat Maladewa (MDP) sebagai oposisi utama justru mengalami kekalahan telak. Melansir Press Trust of India, dari yang sebelumnya memegang mayoritas kursi, kini MDP hanya memperoleh 12 kursi saja. Padahal, selama ini MDP kerap mengkritik dan menghalangi kebijakan Muizzu yang dinilai terlalu berpihak pada China.

"Meski hasil pemilu tidak sesuai harapan kami, MDP akan selalu berkomitmen pada nilai-nilai demokratis dan rakyat Maladewa. Kemajuan sejati membutuhkan kegigihan dan persatuan. Selamat kepada semua anggota MDP yang memenangkan kursi dalam pemilu ini", tulis Mohamed Faisal dari MDP dalam sebuah unggahan di X. 

Kurangnya dukungan parlemen sebelumnya membuat Muizzu kesulitan menjalankan agenda pemerintahannya meski ia memenangi pilpres September 2023. Namun, dengan komposisi parlemen baru hasil pemilu ini, Presiden Muizzu kini punya dukungan kuat untuk merealisasikan program-programnya.

Baca Juga: Maladewa Ultimatum India untuk Segera Tarik Militernya

2. Kebijakan kontroversial Muizzu justru didukung pemilih

Sejak masa kampanye, Muizzu sudah berjanji akan membangun ribuan apartemen di lahan reklamasi, sebuah kebijakan yang dikritik keras oleh para aktivis lingkungan. Mereka khawatir rencana tersebut justru bisa memperparah risiko Maladewa terhadap kenaikan air laut akibat perubahan iklim. Namun, hasil pemilu menunjukkan bahwa mayoritas rakyat Maladewa mendukung rencana kontroversial ini.

Muizzu, yang sebelumnya adalah Menteri Pembangunan, meyakini reklamasi daratan secara besar-besaran dan pembangunan pulau buatan yang lebih tinggi adalah solusi untuk mengatasi ancaman kenaikan permukaan laut. Ia menjanjikan proyek ambisius ini meski Maladewa termasuk salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak pemanasan global.

Selain proyek reklamasi, Muizzu juga menawarkan kontrak-kontrak infrastruktur ke perusahaan milik negara China jelang pemilu. Pemerintahannya juga sedang dalam proses memulangkan 89 tentara India yang selama ini bertugas mengoperasikan pesawat pengintai di Maladewa. Langkah-langkah ini semakin menunjukkan kecenderungan Muizzu untuk mendekat ke Beijing.

3. Persaingan pengaruh China dan India di Maladewa

Maladewa terseret ke dalam persaingan pengaruh antara Beijing dan New Delhi di kawasan Samudera Hindia. Selama ini, India menjadi sekutu tradisional Maladewa dan menyuplai berbagai bentuk bantuan, termasuk di bidang militer.

Namun, sejak Muizzu menjadi presiden, peta politik Maladewa berubah. Muizzu dikenal sebagai sekutu mantan Presiden Abdulla Yameen yang condong ke China. Yameen sendiri baru bebas dari penjara pekan lalu setelah pengadilan membatalkan vonis 11 tahun atas kasus korupsi yang menjeratnya.

China secara agresif menjalin kerja sama ekonomi dengan Maladewa yang merupakan negara kecil, namun, memiliki posisi strategis. Kepulauan Maladewa terletak tepat di jalur pelayaran internasional yang menghubungkan Timur dan Barat. Hal ini menjadikan Maladewa sebagai salah satu target penting bagi Beijing dalam memperluas pengaruhnya melalui proyek Belt and Road Initiative.

Di sisi lain, India sebagai rival regional China juga berusaha agar Maladewa tetap berada dalam pengaruhnya. Persaingan geopolitik antara dua kekuatan besar Asia ini di Maladewa diperkirakan akan kian memanas pasca kemenangan telak kubu pro-Beijing ini.

Baca Juga: Separuh Kota Besar di China Terancam Tenggelam

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya