Ukraina Nilai Sanksi Baru Barat atas Rusia Terlalu Ringan

Sanksi ini dinilai tidak cukup untuk menghentikan Putin

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menilai bahwa paket sanksi baru yang diumumkan AS dan Uni Eropa belum cukup untuk menekan Rusia. Zelenskyy melihat paket sanksi baru ini sebagai "lampu hijau" bagi Rusia untuk tetap menggempur Ukraina. 

“Paket ini memiliki tampilan yang spektakuler. Tapi ini tidak cukup,” kata Zelenskyy dalam pidato malamnya yang dilansir dari The Guardian.

“Jika tidak ada paket sanksi yang sangat menyakitkan terhadap Rusia dan jika tidak ada pasokan senjata … itu akan dianggap oleh Rusia sebagai izin untuk menyerang, tambahnya.

Baca Juga: Perang Tak Kunjung Henti, Zelenskyy: PBB Gabut, Lebih Baik Bubarkan!

1. Ukraina megharapkan pemblokiran penuh terhadap bank dan minyak Rusia

Dilansir dari Reuters, Ukraina mengharapkan sanksi yang lebih berat untuk memukul perekonomian Rusia. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyerukan embargo minyak Rusia secara penuh dan pemblokiran bank-bank Rusia dari sistem perbankan internasional. Namun, Ukraina melihat Uni Eropa masih ragu-ragu menerapkan embargo penuh atas minyak Rusia. 

Sebelumnya, pada Rabu (6/4/2022), AS mengumumkan paket sanksi baru atas Rusia. Sanksi itu menyasar 2 bank Rusia, kedua putri Putin dan keluarga elit Rusia lainnya, dan kebijakan yang melarang warga AS untuk berinvestasi di Rusia.

Uni Eropa juga bersiap untuk meluncurkan sanksi baru atas Rusia. Rencananya, paket sanksi itu akan memuat beberapa poin seperti, pemblokiran bank Rusia dari sistem keuanagan internasional dan larangan kapal Rusia untuk berlabuh di Uni Eropa. Selain itu, perusahaan transportasi asal Rusia dan Belarusia dilarang untuk melintasi wilayah Uni Eropa dan juga embargo terhadap impor batu bara Rusia.

Perundingan terkait paket sanksi ini berlangsung cukup panas akibat adanya perbedaan pendapat mengenai embargo impor bahan bakar dari Rusia. Jerman, Italia dan Belarusia merupakan negara eropa yang pasokan energinya sangat bergantung pada impor dari Rusia. Oleh karena itu, Jerman sempat mengutarakan kekhawatirannya mengenai embargo batu bara dari Rusia yang diprediksi dapat mengakibatkan peningkatan jumlah pengangguran dan kenaikan harga BBM.

Baca Juga: Sanksi Baru AS untuk Rusia: Sasar Aset Putri Vladimir Putin

2. Ukraina meminta tambahan senjata ke NATO

Pada Kamis (7/4/2022), NATO mengadakan pertemuan di Brussel, Belgia. Pertemuan ini bertujuan untuk membicarakan mengenai langkah selanjutnya yang perlu diambil terhadap Rusia. Pertemuan ini dihadiri oleh para menteri luar negeri dari negara-negara anggota NATO dan juga dihadiri Menlu Ukraina, Dmitry Kuleba.

Dilansir dari Bloomberg, pada pertemuan itu, Dmitry Kuleba, menyampaikan permintaannya kepada NATO untuk memberikan bantuan senjata kepada Ukraina yang sedang berjuang melawan invasi Rusia. Saat diwancarai di markas NATO, Kuleba menyampaikan 3 poin penting yang akan dibahasnya dengan sekutunya, yaitu, senjata, senjata dan senjata.

"Semakin banyak senjata yang kami dapat dan semakin cepat bantuan senjata tiba di Ukraina, maka akan semakin banyak nyawa, kota dan desa yang bisa diselamatkan, dan tidak akan ada lagi Bucha selanjutnya," kata Kuleba saat diwawancarai di markas NATO dikutip Bloomberg.

"Saya memanggil seluruh sekutu untuk mengenyampingkan keragu-raguan dan keengganan mereka untuk menyediakan bantuan bagi Ukraina. Mungkin kedengaran aneh, namun saat ini senjata mewujudkan tujuan perdamaian" tambahnya.

Baca Juga: Mengenal Zala KYB, Drone Bunuh Diri Rusia yang Hantui Ukraina

3. Zelenskyy berpidato di depan parlemen Irlandia

Dilansir dari The Irish Times, pada Rabu (6/4/2022), Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyampaikan pidatonya via video di sidang parlemen Irlandia. Pidatonya ini disaksikan oleh para anggota DPR, senat, diplomat asing, dan juga duta besar Ukraina untuk Irlandia, Larysa Gerasko.

Pada pidatonya, Zelenskyy menyampaikan rasa terimakasihnya atas bantuan kemanusiaan dan finansial yang selama ini diberikan pemerintah Irlandia. Ia juga meminta Irlandia lebih menuunjukkan kepemimpinannya untuk meyakinkan negara-negara Uni Eropa lain agar mau mengenakan sanksi yang lebih berat atas Rusia. Hal ini dirasa perlu untuk segera menghentikan mesin perang Rusia.

“Saya berterima kasih kepada Anda, kepada setiap warga Irlandia, terima kasih telah mendukung sanksi terhadap Rusia. Terima kasih atas dukungan kemanusiaan dan keuangan yang diberikan ke negara kami dan terima kasih atas kepedulian Anda terhadap orang-orang Ukraina yang dapat menemukan tempat berlindung di negara Anda" , kata Zelenskyy dalam pidatonya yang dilansir dari The Irish Times.

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya