Jakarta, IDN Times – Presiden Prancis, Emmanuel Macron, kembali menunjuk Sebastien Lecornu sebagai perdana menteri pada Jumat (10/10/2025), hanya empat hari setelah ia mengundurkan diri dari jabatan yang sama. Keputusan tersebut mengejutkan publik di tengah krisis politik yang terus mengguncang Prancis. Lecornu, yang berusia 39 tahun dan dikenal sebagai sekutu dekat Macron, ditugaskan membentuk pemerintahan baru serta menyerahkan rancangan anggaran 2026 ke parlemen sebelum Senin (13/10/2025).
Langkah itu diambil Macron setelah ia melakukan pertemuan dengan para pemimpin partai besar di Istana Élysée untuk menggalang dukungan. Dalam pertemuan tersebut, hanya Partai Nasionalis Sayap Kanan (RN) dan partai kiri jauh France Unbowed yang tidak hadir.
Kembalinya Lecornu ke kursi perdana menteri menuai reaksi keras dari oposisi kanan dan kiri. Jordan Bardella, presiden Partai Nasionalis, menyebut keputusan itu sebagai lelucon buruk dan aib demokrasi, serta berjanji akan mengajukan mosi tidak percaya terhadap kabinet baru. Mathilde Panot dari France Unbowed juga mengecam langkah Macron.
“Belum pernah sebelumnya seorang presiden begitu ingin memerintah dengan rasa jijik dan kemarahan,” katanya, menilai keputusan itu hanya menunda kejatuhan Macron yang dianggap tak terhindarkan, dikutip dari Al Jazeera.