Warga Korsel Boikot Paris Baguette Usai Terjadi Kecelakaan Kerja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Warga Korea Selatan melakukan pemboikotan pada grup SPC yang bergerak di bidang produksi makanan asal Korea Selatan. Salah satunya, Paris Baguette.
Hal ini dilakukan setelah diketahui ada karyawan yang mengalami kecelakaan kerja di pabrik roti. Perusahaan dinilai kerap mengesampingkan urusan keselamatan kerja karyawannya.
Baca Juga: Italia Denda Google Terkait Pemblokiran Aplikasi Enel X
1. Pekerja parik alami kecelakaan kerja
Seruan boikot Paris Baguette menyeruak usai pemberitaan seorang pekerja perempuan di pabrik Paris Baguette di Pyeongtaek mengalami kecelakaan kerja hingga tewas.
Melansir dari Korea Times, pekerja perempuan itu diketahui tengah menjalankan tugas malam pada Sabtu (22/10/2022) lalu. Dia mengalami kecelakaan kerja ketika tubuh bagian atasnya tertarik ke mesin pengaduk saus yang dioperasikan di pabrik.
Setelah jenazah ditemukan keesokan harinya oleh rekan kerjanya, pabrik roti dikabarkan tetap beroperasi dengan normal.
Baca Juga: 140 Ribu Orang Demo di Paris soal Kenaikan Biaya Hidup
2. Bukan kali pertama kecelakaan kerja terjadi
Editor’s picks
Kecelakaan kerja tersebut bukan kali pertama terjadi pada pabrik itu. Dikabarkan seminggu sebelumnya seorang karyawan lain mengalami kecelakaan kerja ketika tangannya tersangkut di mesin produksi.
Karyawan tersebut dikabarkan tidak dilarikan ke rumah sakit dengan alasan statusnya yang bukan pekerja tetap.
Dinilai kerap mengesampingkan urusan keselamatan karyawannya, warga Korea Selatan ramai-ramai menyerukan pemboikotan pada grup SPC, termasuk Paris Baguette.
3. Perusahaan melakukan negosiasi dengan keluarga korban
Kemarahan warga menjadi-jadi ketika mengetahui bahwa perwakilan perusahaan mencoba melakukan negosiasi dengan pihak keluarga karyawan yang tewas di malam pemakamannya.
Melansir dari Today Online, ibu korban mengatakan pihak perusahaan menawarkan imbalan kepada keluarga agar tidak mengajukan tuntutan apapun.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeoi dikabarkan meminta penyelidikan rinci atas peristiwa ini segera dilakukan.
Baca Juga: Angka Kecelakaan Kerja Terus Naik, Ikut Ancam Siswa SMK yang PKL