Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mantan Presiden Bolivia, Evo Morales. (twitter.com/evoespueblo)

Jakarta, IDN Times - Mantan Presiden Bolivia Evo Morales menyebut bahwa demokrasi di negaranya telah hilang dan dicabut secara paksa. Ia pun menyuarakan agar pendukung setianya turun ke jalan dalam mempertahankan demokrasi di negara Amerika Selatan tersebut. 

Ketegangan antara Evo Morales dan Presiden Bolivia Luis Arce telah menimbulkan perpecahan dalam internal Partai MAS (Movimiento al Socialismo). Perselisihan disebabkan keinginan Morales untuk kembali mencalonkan sebagai presiden pada pilpres 2025. 

1. Morales sebut Arce sebagai presiden terburuk

Dalam keterangannya di media lokal, Morales menyebut bahwa sebagian dari pendukung Partai MAS harus mempertahankan demokrasi dan konstitusi di Bolivia. 

"Segala konflik dan masalah yang akan terjadi di negara ini, semua akan menjadi kesalahan dari pemerintahan saat ini. Lucho (Luia Arce) adalah presiden terburuk sepanjang sejarah era demokratik di Bolivia karena dia mau diperintah oleh keputusan yudisial," terang Morales pada Jumat (3/5/2024), dikutip EFE

Ia menyebut ini adalah satu-satunya jalan dalam melawan pemerintahan saat ini dan mengadakan demonstrasi.

"Pemimpin perserikatan dan petani akan menemani saya. Mereka memastikan dalam beberapa hari ke depan akan ada demonstrasi dan pemblokiran jalan yang mereka anggap tindakan ilegal," sambungnya. 

2. Arce suarakan agar Partai MAS tidak dipegang salah satu tokoh

Editorial Team

EditorBrahm

Tonton lebih seru di