Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Presiden Bolivia Tuduh Evo Morales Ingin Mulai Kudeta

Presiden Bolivia, Luis Arce. (twitter.com/LuchoXBolivia)

Jakarta, IDN Times - Presiden Bolivia Luis Arce, pada Senin (22/1/2024), menuding eks Presiden Evo Morales dan pengikutnya sedang merencanakan kudeta di negaranya. Ia menyebut tokoh sayap kiri Bolivia itu berniat menggulingkan pemerintahannya dan menciptakan instabilitas. 

Belakangan ini, Partai MAS di Bolivia terpecah menjadi dua kubu setelah Morales mengumumkan pencalonannya kembali sebagai presiden pada 2025. Keputusan itu mendapat kecaman karena melanggar konstitusi yang melarang presiden memimpin lebih dari 2 periode. 

1. Arce sebut ada sayap kanan baru yang ingin menggulingkannya

Arce menyebut, ada kelompok sayap kanan baru yang ingin menggulingkan pemerintahannya. Pernyataan itu mereferensikan pendukung Evo Morales yang melakukan demonstrasi dan pemblokiran jalan di Bolivia. 

"Tidak ada alasan untuk khawatir dan kita harus melawan pembentukan kelompok sayap kanan baru yang didorong oleh ambisi pribadi dan keinginan untuk mencalonkan kembali sebagai presiden. Ini akan melemahkan pondasi sebagai negara plurinasional," ungkap Arce, dilansir Infobae

"Pihak yang memblokir negara dan ekonomi di tengah perayaan Hari Negara Plurinasional menunjukkan bahwa mereka yang sebenarnya tidak menghargai Bolivia sebagai negara plurinasional," sambungnya. 

Sehari sebelumnya, Konfederasi Persatuan Petani dan Pekerja Bolivia (CSUTBC) akan menyelenggarakan demonstrasi dan menutup sejumlah jalan utama. Tindakan ini untuk memrotes perpanjangan komisi yudisial di Bolivia yang seharusnya berakhir pada 2023. 

2. Demonstrasi dan pemblokiran jalan terpusat di Chochabamba

Pada Senin pagi, pemblokiran jalan sudah terlihat di beberapa departemen, terutama di Chochabamba yang jadi basis utama pendukung Morales. Padahal, kota tersebut merupakan jalur penting akses dari dua kota besar, La Paz dan Santa Cruz. 

Selain itu, terdapat sejumlah demonstrasi warga di beberapa kota kecil, di Departemen Santa Cruz, Oruro, dan Chuquisaca. 

Menteri Dalam Negeri Eduardo del Castillo mengatakan bahwa saat ini kondisi jalan di 8 dari 9 departemen di Bolivia sudah dapat dilalui. Ia menambahkan terdapat lima jalan yang diblokir, terutama di Chochabamba. 

Di sisi lain, Morales mengaku terkejut atas pengumuman pemblokiran jalan dan demonstrasi dari pendukungnya. Ia pun menekankan tidak boleh ada perpanjangan hakim yudisial di Bolivia dan harus diadakan pemilihan yudisial. 

3. Berlangsung di tengah perayaan Hari Negara Plurinasional ke-15

Demonstrasi dari pendukung Evo Morales ini berlangsung di tengah peringatan Hari Negara Plurinasional ke-15. Mulai 2010, setiap tanggal 22 Januari ditetapkan sebagai hari libur nasional untuk memperingati sejarah Bolivia menjadi negara plurinasional.

Dilansir Telesur, setelah ditetapkan sebagai negara plurinasional, Bolivia akhirnya mengakui keberadaan 36 negara-negara milik suku pribumi dan mendeklarasikan bahasa-bahasa asli sebagai bahasa resmi di negaranya. 

Sayangnya, penetapan Negara Plurinasional tidak memasukkan beberapa suku pribumi yang berada di dataran rendah yang, seperti Suku Aymara dan Quechuas yang mayoritas tinggal di Pegunungan Andes. 

Sementara itu, Evo Morales yang menjadi tokoh penting di Bolivia mengaku tidak mendapatkan surat undangan dari pemerintah untuk menghadiri acara peringatan di ibu kota La Paz. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us