Menantu Trump Akan Jadi Sosok Penting dalam Perdamaian Timur Tengah, Mampukah?

Mantan Perdana Menteri (PM) Inggris, Tony Blair, membantah kabar yang menyatakan bahwa dirinya menginginkan jabatan sebagai penasihat Trump. Blair menegaskan bahwa kabar tersebut adalah sebuah omong kosong.

Sebelumnya Blair terlihat tengah makan dengan Jared Kushner. Pertemuan keduanya memancing spekulasi bahwa Blair ingin menjadi penasihat tim Trump. Namun, Blair dengan tegas membantah spekulasi tersebut.

Blair nyatanya telah mengenal Jared Kushner selama beberapa tahun. Tidak ada pembahasan sensitif apapun dan berita ini benar-benar berlebihan.

Pemerintahan transisi Presiden terpilih Donald Trump saat ini masih terasa kacau balau. Hal ini ditandai dengan rangkaian pemecatan orang-orang terdekatnya dan percekcokan antar-fraksi.

Sebelumnya, dua pejabat yang menangani keamanan nasional masa transisi, bekas anggota DPR Mike Rogers dari Republik daerah pemilihan Michigan dan Matthew Freedman, pelobi yang menjadi penghubung pihak korporasi dengan pemerintah asing, telah dipecat Trump.

Banyak yang mengatakan pemecatan ini diorkestrai oleh Jared Kushner, menantu yang sekarang juga jadi penasihatnya. Beberapa waktu lalu Trump juga mencampakkan Gubernur New Jersey Chris Christie dari ketua tim transisi untuk digantikan oleh Wakil Presiden terpilih Mike Pence.

Kendati kacau balau, Donald Trump berkilah masa transisi berjalan mulus dengan menyebut masa ini sebagai proses yang sangat terorganisasi. Dia pun mengklaim sebagai orang satu-satunya yang tau siapa yang bisa menjadi finalis atau duduk di kabinet tertinggi. Bahkan diduga tim transisi Trump memang berjalan sendiri, tanpa pernah meminta rekomendasi dari kementerian-kementerian dan lembaga-lembaga resmi pemerintah AS.